Ning Tenar

Ning Tenar

Fatimatuz Zahra atau yang karib disapa Ning Imaz.-Tangkapan layar/Youtube NU Online-

Oleh: Dahlan Iskan

BANYAK jalan untuk nge-top. Pun Ning Imaz. Dia jadi terkenal lewat orang yang lagi terpeleset: Eko Kuntadhi. Tokoh medsos dari Semarang itu diserang habis oleh kalangan NU: dianggap melecehkan Ning Imaz.

Heboh.

Saya pun menghubungi Ning Imaz. Nama lengkapnyi: Fatimatuz Zahra. ”Saya tidak tahu mengapa dipanggil Imaz. Sejak kecil itulah nama panggilan saya,” katanyi. Sedangkan ”Ning” di Kediri, adalah panggilan untuk putri seorang kiai. Sama dengan ”Gus” kalau anak kiai itu laki-laki.

Ning Imaz memang anak salah satu kiai pondok pesantren Lirboyo. Yakni sebuah pondok di pinggir barat kota Kediri. Para peziarah Goa Maria Poh Sarang pasti melewati depan pondok Lirboyo. Pesantren ini sangat besar. Lirboyo tergolong pondok level bintang sembilan di lingkungan Nahdlatul Ulama.

Dengan demikian Ning Imaz memang pemilik darah biru di Lirboyo. Tapi namanyi memang belum menasional. Dia tidak aktif di organisasi pelajar, mahasiswa, atau wanita NU tingkat nasional. Dia juga tidak aktif di politik. Tidak salah kalau Eko Kuntadhi tidak mengenal siapa dia. 

Mengomentari negatif video Ning Imaz mungkin dianggap tidak berisiko. Mungkin juga Eko Kuntadhi sangat ideologis. Liberalis. Mungkin saja ia ingin ”meluruskan” pikiran umum yang terlalu sempit dalam beragama.

Di kalangan tertentu memang muncul kegelisahan besar. Yakni terlalu fanatiknya masyarakat kita dalam beragama. Itu dianggap salah satu penyebab kita sulit maju.

Ning Imaz sendiri tidak pernah ingin terkenal. Begitulah ajaran yang dia terima sejak kecil. Dia lahir, tumbuh, remaja sampai dewasa di lingkungan pondok Lirboyo. Sampai tamat setingkat SMA di situ –dengan kemampuan ilmu lebih tinggi dari umumnya sarjana agama Islam.

Di pondok itu Ning Imaz mendalami ilmu fikih, tata cara peribadatan. Dia bisa dibilang ahli fikih. Terbukti sering jadi pembicara dalam forum bahtsul masail –pembahasan masalah-masalah keagamaan yang rumit yang lagi hangat di tengah masyarakat modern. 

Dan dia hafal Quran.

Kalau saja tidak ada pandemi nama Ning Imaz tidak akan muncul di medsos. Gara-gara pandemilah Ning Imaz terbiasa dengan yang serba online.

Selama masa Covid-19 pekerjaan utamanyi, mengajar, terhenti. Demikian juga undangan berceramah di pengajian-pengajian. Berhenti total. 

Di tengah pandemi itu dia masuk dunia Instagram. Maksudnyi, agar tetap bisa menyebarkan ilmu agama di masa pandemi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: