CEO Wardah, Salman Subakat Dukung Gerakan Silaturahim dan Jurnalis Peduli Pendidikan
Reporter:
agustiana|
Minggu 21-03-2021,10:28 WIB
JAKARTA — Chief Executive Officer (CEO) PT Paragon Technology and Innovation (PTI), atau Wardah, Salman Subakat menegaskan, komitmen dan kepeduliannya terhadap pendidikan bangsa.
Hal itu tumbuh dari nilai-nilai yang ditanamkan kedua orangtuanya kepada seluruh anggota keluarga mereka.
Salman menyampaikan penegasan hal itu saat berbincang santai secara online (dalam jaringan/daring) dengan belasan wartawan peserta Fellowship Jurnalisme Pendidikan yang diselenggarakan oleh Gerakan Jurnalis Peduli Pendidikan (GJPP), Kamis (18/3/2021).
Obrolan yang dipandu Ketua GJPP Nurcholis MA Basyari itu berlangsung terbuka dan cair.
Seluruh peserta mendapatkan kesempatan mengajukan pertanyaan tentang sosok dan kiprah alumni Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung (ITB) tentang kepeduliannya terhadap pendidikan anak bangsa ini.
Anak kedua pasangan Nurhayati-Subakat Hadi menjawab satu per satu setiap pertanyaan. Sesekali diselingi candaan sehingga suasananya cair.
GJPP menghadirkan pula tiga kolega binaan Salman guna memberikan kesaksian tentang sepak terjang suami Dini Ardi itu di dunia pendidikan.
Mereka ialah Direktur Rumah Amal Salman (RAS) Bandung M Kamal Muzakki, CEO Pemimpin.id Dharmaji Suradika, dan Mharta Adji Wardana dari Lembaga Tahap Persiapan Bersama (LPTB) ITB.
“Orangtua saya memang sangat concern terhadap pendidikan. Kakek-nenek saya guru,” kata Salman merujuk leluhurnya dari garis ibunya, yakni Nurhayati Subakat, pendiri sekaligus pemilik PTI.
Kepedulian terhadap pendidikan itu antara lain tercermin dalam lima nilai perusahaan yang disemaikan di benak seluruh Paragonian, sebutan untuk tim pegawai PTI.
Kelima karakter kunci yang wajib dimiliki Paragonian itu ialah: ketuhanan, kepedulian, rendah hati, tangguh, dan inovasi.
Dia mengatakan ibunya itu menurunkan kecintaan terhadap dunia pendidikan kepadanya sehingga “tercebur” dan akhirnya merasa asyik bergaul dengan kalangan aktivis pendidikan, baik di kampus maupun luar kampus atau sekolah.
“Saya bertemu Pak Salman dua tahun lalu secara kebetulan di lingkungan Kampus ITB. Dari situlah tambah bersemangat dan makin percaya diri,” tutur Kamal.
Kamal memaparkan atas dorongan dan dukungan Salman, RAS makin intensif dan luas menjaring para siswa potensial dari kalangan masyarakat kurang mampu dapat bersaing masuk kuliah di kampus-kampus ternama di Indonesia.
Selain memberikan beasiswa yang bersumber dari para donatur, RAS juga mengawal dan memberikan bimbingan belajar kepada anak-anak kelas tiga SMA agar mereka bisa kuliah hingga menamatkan studi di perguruan tinggi idaman.
“Kami terutama gencar menjaring anak pertama keluarga kurang mampu agar dia dapat mengangkat adik-adiknya,” ujar Kamal.
Dharmaji juga menyampaikan testimoni serupa tentang kiprah Salman. “Kami punya irisan kepentingan yang sama untuk membangun ekosistem kepemimpinan Indonesia lebih baik melalui berbagai kegiatan, pendidikan, dan penyebaran informasi.“
Ekosistem Pendidikan
Menurut Salman, Indonesia sangat membutuhkan suatu ekosistem pendidikan dan pengembangan kepemimpinan yang lebihi baik.
“Enggak akan ada perusahaan yang sangat besar di Indonesia, yang kayak Toyota, kalau pendidikan di Indonesia tidak maju. Sulit sekali kita (bisa) punya Google-nya Indonesia, Toyota-nya Indonesia, perusahaan-perusahan besar di Indonesia, kalau pendidikannya tidak maju,” jelas Salman.
Dia menegaskan membangun dan memajukan pendidikan Indonesia tidak mungkin dapat dilakukan sendirian.
Dalam pandangannya, upaya memajukan pendidikan Indonesia harus melibatkan seluruh ekosistem atau pemangku kepentingan terkait.
Dalam konteks itulah Salman kemudian menginisasi gagasan perlunya gerakan dari kalangan wartawan sebagai bagian dari ekosistem itu untuk mengarusutamakan isu-isu pendidikan dalam pemberitaan di media massa.
Muncullah kemudian Gerakan Jurnalis Peduli Pendidikan yang dikomandoi oleh wartawan senior Nurcholis MA Basyari.
“Saya sangat mengapresiasi dan berterima kasih pada Pak Nurcholis dan kawan-kawan di GJPP yang cepat bergerak ikut menumbuhkan kepedulian terhadap pendidikan di kalangan media,” kata Salman.
Sebelumnya, Salman juga menyampaikan komitmen dan dukungannya terhadap kegiatan GJPP saat bersilaturahim ke rumah Pakar Komunikasi dan Motivator kondang Dr Aqua Dwipayana di Kompleks Perumahan Cimanggu Permai, Bogor, Jawa Barat.
Menyetir sendiri mobil Camry putih, Salman bertolak dari rumahnya di kawasan Ulujami, Jakarta Selatan, menempuh perjalanan sejauh 60 kilometer.
Nurcholis turut hadir dalam silaturahim segitiga yang berlangsung sekira tiga jam di Kota Hujan pada Minggu (14/3/2021) itu.
Pada kesempatan tersebut, Salman juga menegaskan komitmennya mendukung kegiatan safari Sharing Komunikasi dan Motivasi yang dilakukan Aqua, khususnya di lingkungan TNI-Polri di seluruh Indonesia.
“Bagus sekali kegiatan Pak Aqua. TNI-Polri sebagai pilar penjaga NKRI patut mendapatkan perhatian dan motivasi. Saya akan menyampaikan kepada para manajer di daerah-daerah untuk berpartisipasi dan mendukung kegiatan Pak Aqua Sharing Komunikasi dan Motivasi di kalangan TNI-Polri,” kata Salman.
Dia berjanji akan menjadwalkan hadir untuk tampil “berduet” dengan Aqua pada sesi-sesi tertentu.
Hal itu untuk menyesuaikan dengan agenda kegiatan lainnya selaku CEO perusahaan kosmetik terkemuka asli Indonesia yang merajai pasar produk kecantikan di Tanah Air, antara lain di bawah brand Wardah, MakeOver, dan Kahf. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: