Filosofi Kemenangan Adalah Kebahagian Jadi Kunci Kebangkitan Persib di Era Budiman Yunus

Filosofi Kemenangan Adalah Kebahagian Jadi Kunci Kebangkitan Persib di Era Budiman Yunus

Penyerang Persib David da Silva merayakan gol ke gawang PSS Sleman bersama rekannya, Ciro Alves dalam lanjutan Liga 1 2022/2023, Jumat, 19 Agustus 2022 malam. Foto: Persib.co.id--

SLEMAN, RADARTASIK.COMBudiman Yunus telah sukses mengembalikan Persib kepada treknya sebagai tim besar yang haus kemenangan.

Dua kali kemenangan dalam dua pekan terakhir ini adalah buktinya. 

Jumat malam, 19 Agustus 2022, PSS Sleman dilumat Persib 1-0. Minggu lalu (13/8/2022), PSIS Semarang yang terlebih dulu dijungkalkannya 2-1.

BACA JUGA: Alasan Persib Tunjuk Luis Milla Sebagai Pelatih Baru

Menggantikan Robert Albert menjelang laga melawan PSIS Semarang pekan lalu, Budiman Yunus menancapkan filosofi ”kemenangan adalah kebahagian” kepara para pemainnya. 

Tak heran, Persib kembali bermain spartan. Lebih bertenaga. Lebih bergairah dan haus kemenangan.

Achmad Jufriyanto dan kawan-kawan, yang dalam 3 laga perdana di Liga 1 musim 2022/22023 ini sempat terpuruk, setelah dua kali kekalahan dan satu kali imbang, diajaknya berlari mengejar lagi kemenangan.

BACA JUGA: Teruskan Tren Positif, Begini Cara Persib Meraih Misi Tunggal 3 Poin dari PSS Sleman Nanti Malam

“Sebagai caretaker, saya bilang kepada para pemain untuk tetap fokus dan memberikan yang terbaik buat diri sendiri, keluarga, dan buat semua, terutama bobotoh,”  ujar Budiman Yunus menjelang laga seperti dikutip dari laman resmi Persib.

Kata-kata Budiman Yunus itu diucapkannya minggu lalu saat akan menghadapi PSIS Semarang di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Kota Bandung Sabtu, 13 Agustus 2022. 

Meski diucapkan menjelang laga melawan PSIS Semarang, kata-kata Budiman Yunus itu tetap relevan untuk setiap pertandingan Persib.

Kata-kata Budiman Yunus itu juga penuh gairah. Jelas. Singkat. Tegas: Persib diajaknya harus sukses. Harus memenangkan pertandingan. 

Di sisi lain, Budiman Yunus juga menyadari dia hanya caretaker. Pelatih sementara. Tugasnya mengisi kekosongan sembari menunggu ”pelatih asli” datang.

Ibarat di masa peralihan kekuasan sebuah pemerintahan, Budiman Yunus adalah pejabat transisi. Dia penyambung satu era ke era berikutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: