Kota New York Desak WHO Segera Mengganti Nama Cacar Monyet
AS, RADARTASIK.COM – Kepala kesehatan Kota New York, Ashwin Vasan mendesak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mempercepat penggantian nama cacar monyet.
Vasan mengklaim penggunaan istilah itu membawa " efek yang berpotensi menghancurkan dan menstigmatisasi pada komunitas gay.
Dalam sebuah pesan yang ditujukan kepada direktur jenderal WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, Vasan mengingatkan organisasi itu bahwa mereka telah menjanjikan penggantian nama penyakit pada tanggal 14 Juni 2022 lalu.
BACA JUGA:AS Konfirmasi Kasus Cacar Monyet Pertama Pada Anak Kecil
Tetapi setelah lima minggu kemudian, WHO belum melakukannya.
“Kami memiliki kekhawatiran yang berkembang terhadap dampak yang berpotensi merusak dan menstigmatisasi yang dapat ditimbulkan oleh pesan seputar virus cacar monyet pada komunitas yang sudah rentan ini,” tulis Ashwin Vasan dikutip dari Russian Today.
Vasan merasa nama itu itu harus ditinggalkan, karena "stigma yang mungkin ditimbulkannya dan sejarah rasis di mana penggunaan nama seperti ini berakar pada komunitas kulit berwarna."
BACA JUGA:India Laporkan Kasus Pertama Cacar Monyet
Menurutnya penggunaan nama “cacar monyet” salah, karena virus itu tidak berasal dari monyet, tetapi hanya diklasifikasikan seperti itu karena infeksi yang terlihat pada primata saat penelitian.
“Bahasa yang kami gunakan dalam masalah kesehatan masyarakat akan memiliki efek nyata pada keselamatan komunitas yang paling berisiko terhadap hasil kesehatan yang buruk,” lanjut Vasan.
Dia merujuk pada peningkatan kejahatan rasial terhadap orang-orang asal Asia di AS selama pandemi Covid-19 karena virus itu dikaitkan dengan China tempat wabah besar pertama ditemukan.
BACA JUGA:Prancis Desak Kaum Gay, Pekerja Seks dan Transgenders Lakukan Vaksin Cacar Monyet
“Kami khawatir konsekuensi akibat stigma terkait cacar monyet dapat diperburuk mengingat dalam banyak konteks, penularan terkonsentrasi di antara gay, biseksual dan laki-laki lain yang berhubungan seks dengan laki-laki,” tambahnya.
“Populasi ini menghadapi stigma, marginalisasi, kekerasan dan bahkan kriminalisasi, karenanya WHO harus segera bertindak mengganti nama penyakit tersebut,” tegasnya.
Kasus cacar monyet terdeteksi di beberapa negara pada bulan Mei dan menyebar begitu cepat sehingga dinyatakan sebagai Darurat Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional oleh WHO minggu lalu.
Hingga hari Kamis 28 Juli 2022, kemarin, hampir 20.700 kasus yang dikonfirmasi di seluruh dunia, menurut data Centers for Disease Control.
Dengan lebih dari 4.600 di antaranya telah terdaftar di AS dan 1.100 kasus terjadi di New York City.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: russian today