BMKG Imbau Waspada Banjir Bandang dan Longsor, Kalender Kemarau Dipengaruhi Fenomena Atmosfer
JAKARTA, RADARTASIK – Masyarakat diminta mewaspadai terhadap kemungkinan adanya potensi hujan yang dapat menimbulkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor dan banjir bandang.
Meski secara tahun kalender, iklim di Indonesia tengah memasuki musim kemarau di hampir seluruh bagian wilayah, namun intensitas hujan masih sering terjadi.
Demikian disampaikan Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Guswanto.
BACA JUGA:Setelah Hujan Deras, 5 Kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya Terkena Bencana Alam
Menurut Guswanto, meskipun saat ini sebagian besar wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau, namun karena adanya fenomena-fenomena atmosfer bisa memicu terjadinya dinamika cuaca yang berdampak masih turunnya hujan di sebagian besar wilayah Indonesia.
Fenomena atmosfer yang disebutkan berpengaruh terhadap kondisi cuaca yang sering hujan di musim kemarau saat ini.
Di antaranya seperti fenomena La Nina, fenomena Dipole Mode, Madden Jullian Oscillation (MJO), gelombang Kelvin, dan gelombang Rossby.
Berdasarkan hasil analisis BMKG, fenomena La Nina yang pada bulan Juli ini diidentifikasi masih cukup aktif dengan kategori lemah.
"Kondisi tersebut masih turut berpengaruh terhadap penyediaan uap air secara umum di atmosfer Indonesia," dalam keterangan tertulisnya, Sabtu 16 Juli 2022.
Sementara fenomena Dipole Mode cukup berpengaruh dalam memicu peningkatan curah hujan terutama di wilayah Indonesia bagian barat.
Sedangkan fenomena MJO, gelombang Kelvin dan gelombang Rossby menjadi fenomena gelombang atmosfer yang aktif meningkatkan aktivitas konvektif dan pembentukan awan hujan skala regional.
Untuk itu pihaknya mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi hujan yang dapat menimbulkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor dan banjir bandang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: