Warga Unjuk Rasa, Pemilik Lahan Gunung Saronge Kota Tasik Heran

Warga Unjuk Rasa, Pemilik Lahan Gunung Saronge Kota Tasik Heran

MANGKUBUMI — Merespons adanya aksi longmarch warga Gunung Nangka, Cipawitra, MangA­kubumi, Minggu (7/3/2021). Perwakilan keA­luarga pemilik lahan di Gunung Saronge angkat suA­ara.


Sebab, warga yang melancarkan protes tiA­dak berada di radius lahan yang dipersoalkan.PerA­wakilan keluarga, Undang Jalaludin mengA­uA­ngkapkan lahan milik keluarganya di GuA­nung Saronge sudah menempuh perizinan terA­hadap warga sekitar radius lahan.

Termasuk meA­nyamA­paiA­kan permohonan terhadap musyawarah pimA­pinan kecamatan (muspika) setempat. SaA­yangA­nya, ada warga menolak reklamasi galian terA­sebut, yang justru lokasi kediaman mereka jaA­uh dari radius Gunung Saronge.

”Kami mau mereklamasi lahan dari orang tua, seluas 250 bata (3.500 meter persegi, Red), dengan akses melalui jalan ke Kampung CiA­manggu. Kemudian kemarin ada protes warga KamA­pung Gunung Nangka yang radiusnya jauh dan tidak dilalui aktivitas galian,” kata Undang keA­pada wartawan saat memberikan klarifikasi di keA­diamannya, Sabtu (13/3/2021).

Dia menjelaskan Gunung Saronge memiliki luas sekitar 7 hektare, yang dimiliki beberapa keA­luarga pemilik lahan. Menurut Undang, piA­haknya yang hanya memiliki 3.500 meter perA­segi sudah menempuh izin baik dari lingA­kungan warga Kampung Tarik Kolot dan Cimanggu.

”Tanah milik kami hanya akan diratakan karena dengan kembali ditanami Pohon Mahoni dan Arba, Untuk yang keberatan dari Kampung Gunung Nangka, saya tanya masalahnya apa ini tanah saya yang akan direklamasi,” keluh Undang.

Baca juga : Kubah Masjid Terbang & Pohon-pohon Tumbang di Kota Tasik, Ini Lokasinya..

Ketua RW 09 Kampung Tarik Kolot Tatan mengatakan warganya justru diuntungkan ketika ada reklamasi di Gunung Saronge. Sebab, akan membuka akses jalan lebih representatif ke wilayahnya.

“Justru kami di sekitaran gunung malah diuntungkan. Selama ini, ketika ada pembangunan sulit mengangkut materialnya, kalau ada akses jalan kan yang tadinya hanya jalur kecil bisa lebih luas bahkan bisa dilintasi roda empat,” kata dia.

Pada aksi sebelumnya, lanjut Tatan, warganya tidak ada seorang pun yang ikut demonstrasi atau longmarch. Termasuk warga di sekitaran Gunung Saronge, tidak ada aksi penolakan bahkan tahu informasi dari media massa. “Kemarin tidak ada warga yang dekat dengan Gunung Saronge yang ikut demo malahan saya tidak tahu akan ada demo,” ujar Tatan.

Sebelumnya, sejumlah warga di Kampung Gunung Nangka Kelurahan Cipawitra Kecamatan Mangkubumi, menggelar aksi longmarch, Minggu (7/3/2021). Mereka resah adanya kegiatan pematangan lahan, yang diduga akan menjadi akses masuknya alat berat ke lingkungan kampung tersebut.

Perwakilan warga, Agung Zulviana mengatakan dugaan kuat warga, adanya hamparan lahan di wilayah RW 01 Kampung Gunung Nangka akan dijadikan aktivitas penambangan. Lantaran, adanya aktivitas alat berat yang mencoba membuka jalur di areal tersebut.

”Warga resah, karena khawatir mengubah fungsi lahan hijau berupa sawah menjadi lahan yang akan digunakan keluar masuk alat berat ke area penambangan,” ujarnya saat menghubungi Radar. (igi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: