Stop Stunting dengan Aplikasi Golden1000, Dosen Umtas Beri Edukasi kepada Bidan dan Bumil

Stop Stunting dengan Aplikasi Golden1000, Dosen Umtas Beri Edukasi kepada Bidan dan Bumil

TASIK, RADSIK – Dosen Prodi D3 Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Tasik­malaya (Umtas) melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa sosialisasi Aplikasi Golden1000 yang dapat digunakan untuk mengawal 1.000 HPK dan mencegah stunting. 

Kegiatan ini diinisiasi oleh Founder Aplikasi Golden1000 Melsa Sagita Imaniar SST MKeb, Tatang Kusmana MKep dan Yuyun solihatin MKep.

Kegiatan berlangsung di lokasi Puskesmas Bungursari dan Pustu Cibunigeulis, 28 dan 30 Juni 2022.  Diikuti oleh 30 peserta yaitu bidan kelurahan 10 peserta dan 20 kader dan ibu hamil trimester III. 

Dosen Kebidanan, Dosen Keperawatan Fikes Umtas Melsa Sagita Imaniar SST MKeb mengatakan, stunting merupakan salah satu masalah gizi yang dialami oleh balita, sekitar 16 juta anak di dunia dan  8 juta (37,2%) anak di Indonesia, atau 1 dari 4 balita di Indonesia menderita Stunting. Stunting merupakan kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan kurang jika dibandingkan dengan umur. 

Stunting dapat terjadi sebagai akibat kekurangan gizi terutama pada saat 1000 hari pertama kehidupan (HPK), 270 hari selama kehamilan ditambah tahun pertama 365 hari dan tahun kedua 365 hari. 

“Pencegahan stunting dilakukan dengan mengawal 1000 HPK, meliputi asupan nutrisi selama kehamilan, serta nutrisi bayi ASI Eksklusif dan pemberian MP-ASI sesuai rekomendasi WHO. Dampak yang terjadi pada anak stunting adalah IQ rendah, rendahnya imunitas sehingga rawan mengalami sakit, dan tumbuh kembang tidak optimal serta ketahanan diri yang rendah,” papar Melsa yang juga Konselor Menyusui (Lisensi Perinasia) dan Konselor Halobid PC IBI Tasikmalaya tersebut.

Ia memaparkan, Puskesmas Bungursari tahun 2022 memiliki balita stunting sejumlah 10,6 persen, ibu dengan KEK sejumlah 19 orang dan cakupan ASI ekslusif sebanyak 64,3 persen. 

Kelurahan Cibunigeulis sebagian salah satu wilayah kerja Puskesmas Bungursari Kota Tasikmalaya dan mitra Fakultas Kesehatan Program Studi Diploma III Kebidanan saat ini memiliki jumlah ibu hamil sebanyak 80 orang yang artinya 20 anak nanti yang dilahirkan berisiko menderita stunting. 

“Menurut Bidan Kelurahan Bidan Risye Sri Yunita AmKeb diperoleh informasi bahwa masih banyak ibu yang menyusui belum eksklusif dan  ibu sudah memberikan makanan pendamping ASI sejak usia bayi 4 bulan,” katanya.

Serta banyak ibu memberikan makanan pendamping ASI dengan menu tidak memenuhi standar 4 kuadran WHO baik bentuk buatan rumah ataupun instan. Jumlah kader yang terdaftar yaitu 147 orang, namun bel­um terpapar mak­simal tentang 1000 HPK sebagai pencegahan stunting, sehingga belum optimal dalam menjalankan peran kegiatan posyandu, serta rendahnya pengetahuan ibu hamil tentang 1000 HPK sehingga risiko anak yang dilahirkan akan mengalami stunting. 

Solusi yang di­perlukan Pus­kesmas Bu­ngur­sari dalam meng­atasi per­ma­­salahan ter­sebut yaitu edu­kasi tentang menga­wal 1000HPK yang da­pat mening­kat­kan peran dan pengetahuan kader dalam posyandu serta peningkatan pengetahuan ibu hamil terutama dalam strategi 1000HPK upaya pencegahan stunting. 

“Makanya kami dosen Prodi D3 Kebidanan Fakultas Ilmu Kese­hatan Universitas Muhammadiyah Tasik­malaya melakukan pengabdian kepada masyarakat melalui kegiatan sosialisasi Aplikasi Golden1000 yang dapat digunakan untuk mengawal 1000 HPK dan mencegah stunting,” ujarnya.

Kegiatan di­ba­gi menjadi 2 ya­itu sosialisasi peman­faat­an Aplikasi Golden1000 kepada bidan dan ka­der serta ibu hamil. Aplikasi ini ber­basis android sehing­ga dapat diunduh secara gratis di Google Play https://play.google.com/store/apps/details?id=co.id.mams.golden1000.Golden1000.

“Kita juga me­ma­parkan materi kegiatan yaitu bagaimana ca­­ra pemanfaatan ap­li­­­­kasi Golden1000 da­­­lam mengawal 1000HPK mulai dari ca­ra melakukan regis­­­trasi dan log in aplikasi Golden1000, me­nge­nal fitur-fitur yang terdapat di ap­li­kasi golden1000,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: