Ciamis Panen Raya, Sayang Harga Gabah Anjlok
Reporter:
syindi|
Jumat 12-03-2021,12:30 WIB
CIAMIS — Para petani di beberapa daerah mengeluhkan turunnya harga gabah saat panen raya. Biasanya per kuintal bisa dijual Rp 600.000, sekarang hanya diterima Rp 500.000. Hal itu diungkapkan Engkar (50), petani asal Dusun Cipaku Desa Sukamaju Kecamatan Baregbeg kepada Radar, Kamis (11/3/2021).
Engkar menerangkan, pada saat musim panen kali ini harga gabah turun dan banyak dikeluhkan para petani lainnya. Dia tidak tahu kenapa harga gabah selalu turun, karena setiap kali akan menjual diterimanya seperti itu.
“Mungkin harga gabah turun karena sedang banyak atau bagaimana, saya tidak tahu. Intinya sekarang harganya murah, satu kuintal Rp 500.000 atau Rp 3.800 per kilogram. Padahal pada panen musim kemarau harganya bisa mencapai Rp 600.000,” ujarnya, menjelaskan.
Kata dia, para petani selalu mengeluhkan dengan turunnya harga gabah. Karena ini berkaitan dengan pendapatan yang bisa tidak sebanding dengan biaya produksi.
“Maka kami sebagai petani mengharapkan pemerintah menerapkan harga eceran tertinggi (HET) untuk gabah, sehingga tidak turun naik harganya,” katanya, mengharapkan.
Baca juga : Beras Import Pengaruhi Stok di Petani Ciamis
Terpisah, Ketua Gapoktan Layangsari Desa Sukasari Kecamatan Tambaksari Hadis Dede Sudrajat menambahkan, jika kondisi harga gabag tidak tetap atau bahkan cenderung selalu turun akan memberatkan para petani. “Kalau terus seperti ini, kapan petani bisa sejahtera,” ujarnya.
Kata dia, kondisi seperti ini jangan disamakan dengan istilah ekonomi ketika barang banyak harga turun. Apalagi penurunan harga gabah ini selalu terjadi ketika panen raya dan stok sedang banyak. Sementara ketika gabah sedang kurang atau pada musim kemarau, harganya justru tidak naik.
“Kami sangat sepakat dan mendorong pemerintah untuk memberlakukan HET pada gabah, sehingga harganya bisa stabil,” ujarnya.
Karena, kata dia, ini berkaitan dengan kesejahteraan para petani yang saat ini kehidupannya masih pas-pasan. “Kapan petani bisa menikmati hasil panen, kalau setiap panen raya harganya murah. Makanya dari pada dijual, gaabah disimpan saja saat naik baru jual,” kata dia.
Anggota Komisi C DPRD Kabupaten Ciamis Angga Nugraha menambahkan, dia sudah melakukan survei di beberapa daerah soal harga gabah ini dan memang hargannya sedang turun, sehingga para petani mengeluhkan kondisi ini.
“Ini harus jadi perhatian serius supaya para petani tidak terlalu terdampak pandemi ini. Karena ini berkaitan dengan ketahanan pangan atau ketersedian beras di masyarakat,” katanya.
“Kami akan koordinasi dengan Komisi B untuk merapatkan persoalan tersebut, Bulog, Dinaspertanian dan dinas lain untuk dipanggil agar menjelaskan persoalan ini. Karena tuntutan para petani itu ingin ada HET gabah sangat masuk akal,” ujarnya, menambahkan.
Anggota Komisi B DPRD Kabupaten Ciamis Imam Dadana Kurnia menambahkan, dia sudah menerima beberapa keluhan mengenai harga gabah di tingkat petani anjlok.
“Kami akan undang Dinas Pertanian, Bulog dan Indag, karena semua ini berperan penting. Serta siapakah yang berhak memberikan HET untuk persoalan gabah, karena ternyata sampai saat ini tidak ada HET gabah di Ciamis,” terangnya. (isr)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: