Bupati Garut Kecewa Kualitas Pekerjaan Revitalisasi Situ Bagendit

Bupati Garut Kecewa Kualitas Pekerjaan Revitalisasi Situ Bagendit

GARUT KOTA — Bupati Garut H Rudy Gunawan kecewa dengan kualitas pengerjaan proyek revitalisasi Situ Bagendit di Kecamatan Banyuresmi.


“Kami rada kecewa dengan Adi Karya (perusahaan konstruksi). Coba rekan-rekan wartawan lihat ke sana. Pembangunannya asal-asalan,” ungkap Rudy kepada wartawan, Senin (8/3/2021). Kata dia, Pemkab Garut akan bersurat ke Kementerian PUPR agar dapat mengawasi proyek tersebut.

Dia menyebut pemerintah daerah tidak mengawasi pelaksanaan proyek tersebut. “Lihat saja pemasangan paving block-nya. Kualitasnya mengecewakan,” katanya.

Rudy tadinya berharap besar proyek tersebut bisa dilaksanakan dengan baik, mengingat pelaksananya dari perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). “Adi Karya kan BUMN, perusahaan besar, BUMN harusnya memberi contoh lah,” katanya.

Meski kecewa, Rudy melihat pekerjaan tersebut masih on the track. Namun, yang jadi permasalahan adalah kualitas dari pekerjaan yang mengecewakan.

Dihubungi terpisah, Galih Farhani Qurbani, Tim Pengawas Pembangunan dan Pemanfaatan Pariwisata Bagendit (TP4B), yang dibentuk Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Garut mengungkapkan sejak awal proyek tersebut Kadin dilibatkan sebagai pengawas dan juga fasilitator pengusaha lokal. Galih mengakui, banyak pengusaha lokal yang kecewa terhadap pelaksana proyek tersebut.

“Ternyata BUMN tidak menjadi jaminan bonafide, karena sistem kerja sama yang dilaksanakan dengan pengusaha lokal sangat tidak menguntungkan,” katanya.

Baca juga : 100 Hektar Lahan Pertanian di Cilawu Garut Tak Produktif

Galih mengakui ada pekerjaan yang memang diberikan kepada pengusaha lokal. Namun, harga satuan pekerjaannya jauh di bawah standar kabupaten. Padahal, proyek nasional.

“Pekerjaan betonisasi saja, harga satuan per kubiknya jauh di bawah harga rata-rata di Garut. Jadi kalau diambil juga pengusaha lokal malah rugi,” katanya.

Selain harga satuan pekerjaan, yang membuat para pengusaha lokal keberatan adalah pola pembayarannya. “Tadinya kita berharap BUMN ini bisa memberi pelajaran pada pengusaha lokal soal kualitas pekerjaan dan lainnya, tapi kenyataannya mereka juga seperti tidak ada modal,” katanya.

Sampai saat ini, menurut Galih, para pengusaha konstruksi lokal, yang tergabung dalam Kadin belum mau mengambil pekerjaan konstruksi itu. Karena, sistem kerjasama yang dilaksanakan, tidak akan menguntungkan.

Galih menuturkan proyek revitalisasi kawasan wisata Situ Bagendit di Kecamatan Banyuresmi merupakan pengembangan kawasan wisata yang direncanakan pemerintah pusat dengan nilai total proyek mencapai Rp 500 miliar.

Tahun ini, tahap pertama pembangunannya dianggarkan di Kementerian PUPR senilai Rp 107 miliar. Namun, saat lelang PT Adi Karya menjadi pemenang lelang dengan penawaran harga senilai Rp 80 miliar. (yna)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: