Anna Colin
Sang ibu muda sempat kirim WA ke kakaknyi. "Lokasi saya di sini. Just in case," tulisnya.
Penembakan itu hanya beberapa detik setelah WA itu dikirim. Dia seperti punya firasat akan mengalami kejadian buruk.
Saya tidak meneruskan kisah ini. Biarlah para detektif amatir di lingkungan pembaca Disway yang menyelesaikan kisah itu. Terutama siapa penembaknyi.
Dan lagi saya takut diprotes ulang: kok menyelipkan cerita yang tidak nyambung. Seperti Imam dan Trump itu. Padahal ini kan cerita tentang Anna, Kaitlin, dan Colin.
Rupanya ketika Colin tidak di rumah itu Kaitlin datang. Kan sudah tahu kode digital untuk membuka pintu.
Apa yang kemudian terjadi saya tidak tahu. Tembak langsung atau bertengkar dulu. Harus menunggu keterangan sepihak Kaitlin. Tidak ada saksi satu pun.
Kaitlin sendiri menjadi tercurigai dari rekaman kamera di lingkungan apartemen Colin itu. Terekam di situ mobil SUV warna hitam lewat di dekat apartemen. Mirip sekali dengan mobil milik Kaitlin: Jeep Grand Cherokee.
Guru yoga itu pun dipanggil polisi. Ditunjukkanlah rekaman mobil itu. Kaitlin tidak bisa bicara apa-apa.
Tidak mengakui, juga tidak menolak.
Dia menggunakan haknyi untuk tidak menjawab. Dia pulang. Polisi belum menetapkannyi sebagai tersangka.
Kaitlin tidak lagi pulang ke rumahnyi. Colin juga tidak bisa lagi menghubunginyi. Tiga hari kemudian polisi mengumumkan: Kaitlin dalam status wanted.
Polisi sulit sekali mencari. Jejaknyi hilang.
Kaitlin sendiri sudah merasa aman. Dia sudah berada jauh di Costa Rica. Di Amerika Tengah, dekat Panama.
Kaitlin sudah menyatu dengan turis di pantai Santa Teresa, di kawasan Puntarenas. Yakni pantai yang menghadap ke Lautan Atlantik. Itulah pusat wisata dunia di Costa Rica.
Warna rambutnyi sudah berubah. Panjangnya tetap sebahu tapi sudah beda sama sekali. Dia juga sudah ikut pelajaran yoga. Kelas khusus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: