Gengsi Der Klassiker

Gengsi Der Klassiker

MUENCHEN — Rivalitas antara Bayern Muenchen dan Dortmund memuncak pada era 90-an.
Tepatnya pada musim 1996/1997, ketika itu Dortmund menjadi juara Liga Champions di markas Muenchen, Olympiastadion.

Keberhasilan Dortmund menjadi juara Eropa, memantik persaingan dengan Muenchen yang dianggap sebagai penguasa Jerman.

Adu gengsi kedua klub membuat laga bertajuk Der Klassiker selalu menarik untuk dinantikan.

Pada Minggu (7/3) dini hari WIB, Der Klassiker akan kembali digelar di Allianz Arena, Muenchen, dalam lanjutan Liga Jerman.

Tetapi kini kedua klub sudah mulai menunjukkan perbedaan kelas yang signifikan.
Dalam lima pertemuan terakhir keduanya, Muenchen berhasil menang empat kali dan hanya kalah sekali.

Bahkan, ketika bermain di kandang, FC Bayern selalu membobol gawang Dortmund minimal tiga gol pada setiap laga.

Memang setelah menjadi juara Bundesliga pada musim 2011/2012, Die Borussen gagal menghentikan dominasi Muenchen di kompetisi domestik.

FC Hollywood berhasil menjadi juara di Jerman selama sembilan musim berturut-turut.

“Pertandingan melawan Dortmund selalu istimewa. Sejak saya berada di sini, mereka selalu menjadi rival terberat kami. Pertandingan biasanya sangat ketat, terutama saat bermain di Dortmund,” kata Joshua Kimmich, dilansir dari laman klub.

“Tetapi saat bermain di kandang, biasanya kami selalu bisa menaklukkan Dortmund, itulah yang jadi tujuan kami saat ini. Namun kami tetap harus waspada karena mereka tim yang hebat,” lanjut Kimmich.

Menghadapi Dortmund, Muenchen akan tetap mengandalkan Robert Lewandowski untuk menjadi juru gedor.

Dalam 10 duel terakhir Der Klassiker, pemain terbaik dunia itu berhasil mencetak 11 gol.
Pada ajang Bundesliga, striker asal Polandia itu sudah membobol gawang mantan klubnya sebanyak 17 kali.

Sang bomber menjadi pemain paling subur sepanjang sejarah Der Klassiker. Mengalahkan Gerad Muller, 14 gol.

Selain Lewandowski, pelatih Hans Flick juga sudah bisa memainkan gelandang andalannya Thomas Mueller.

Sempat absen karena positif Covid-19, kini kondisi Mueller sudah negatif dan siap kembali ke lapangan.

Muenchen saat ini masih berada di puncak klasemen Liga Jerman dengan 52 poin, selisih 13 angka dari Dortmund yang berada di peringkat kelima.

Juara bukan lagi prioritas, Die Borussen harus fokus untuk mengejar zona Liga Champions.
Pelatih Dortmund, Edin Terzic, tentu berhasrat untuk mencuri poin di Allianz Arena.

Tambahan angka dibutuhkan The Black Yellows untuk menjaga jarak dengan Eintracht Frankfurt yang ada di posisi keempat.

Ketajaman dari Erling Haaland akan menjadi amunisi dari Terzic untuk mencuri gol saat menghadapi Muenchen.

Selain berharap kepada Haaland, pelatih interim itu juga berharap dengan kembalinya ketajaman dari Marco Reus.

Gelandang andalan Dortmund itu sudah absen mencetak gol di Bundesliga selama 833 menit. 
Kembali mencetak gol saat laga Der Klassiker tentu akan membuat kepercayaan diri Reus bisa kembali pulih.

Pada pertemuan terakhir, Muenchen berhasil mengalahkan Dortmund 3-2 di Signal Iduna Park.
Die Borrusen unggul lebih dulu melalui Reus, kemudian Die Roten berbalik unggul melalui gol dari David Alaba, Lewandowski dan Leroy Sane.

Dortmund mengecilkan kemenangan melalui Haaland. (vyt/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: