Padepokan di Kota Tasik Minta Senam Silat Masuk Sekolah
Reporter:
syindi|
Jumat 05-03-2021,14:30 WIB
INDIHIANG - Sejumlah pegiat pencak silat dari berbagai padepokan, menyampaikan inovasi baru terhadap wakil rakyat. Seni Silat Indonesia, hasil kolaborasi jurus dari berbagai paguron yang ada di Tasikmalaya, dalam upaya melestarikan seni budaya daerah.
Ketua Seni Budaya Senam Silat Indonesia Acep Suhendar menginginkan inovasi ini bisa diterapkan di sistem pendidikan sekolah. Mulai jenjang SD, SMP bahkan sampai SMA. Sebagai bentuk nyata melestarikan budaya, sehingga dikenal dan diketahui generasi muda.
“Senam silat ini juga tak hanya untuk kalangan sekolah saja, melainkan untuk berbagai jenjang usia,” kata Acep, usai audiensi di DPRD Kota Tasikmalaya, Rabu (3/3/2021).
Pria yang akrab disapa Ki Sanca itu berpendapat, senam silat memiliki manfaat dan hikmah besar bagi daerah, khususnya warga Kota Tasikmalaya. Selain kearifan lokal, kebugaran dan manfaat lain bisa diperoleh dari senam tersebut.
“Ini merupakan budaya kita semua di tatar sunda. Kalau bukan kita, oleh siapa lagi budaya ini dilestarikan dan dikembangkan,” papar Ki Sanca.
Baca juga : WOW.. Cengek di Pasar Cikurubuk Kota Tasik Rp120/Kg
Pihaknya memiliki target dengan populisnya senam silat diharapkan regenerasi pelestarian budaya kontinyu. Salah satunya dikenalkan terhadap peserta didik, supaya budaya daerah tidak jadi tamu di tanah sendiri.
“Kami harap semua stakeholder bisa merespons serius usulan kami, sebagai jati diri daerah dan budaya lokal,” harap dia.
Ketua Komisi IV DPRD Kota Tasikmalaya, Dede Muharram mengakui senam yang selama ini di sekolah mulai hilang. Muatan lokal yang positif perlu dikembangkan, supaya generasi tidak lupa jati diri.
“Ini positif dalam menumbuh kembangkan kesenian dan kebudayaan lokal. Minimal bisa bertahan ditengah gempuran budaya asing yang masif lewat berbagai teknologi,” tegas Dede.
Politisi PKS itu mengatakan pencak silat yang ditransformasi dan digabungkan menjadi gerakan senam, tentu akan mudah dipahami kalangan peserta didik. Selain menjaga kebugaran, secara filosofi silat juga membentuk karakter, jiwa dan rasa, disamping menempa kekuatan fisik.
“Apalagi ini diinisiasi paguron atau padepokan silat yang ada di daerah. Ini akan kita tindaklanjuti supaya bagaimana eksekutif minimalnya ada kepedulian dan will dalam menjaga kearifan lokal, selain manfaatnya yang luas tadi,” jelasnya.
(igi/rls)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: