Hujan Deras, Kawasan Kota Tasik Selalu Banjir, PUPR Bilang Begini..
Reporter:
agustiana|
Jumat 05-03-2021,13:31 WIB
KOTA TASIK - Cuaca ekstrim, hujan deras disertai angin kencang yang menimpa Kota Tasik, Rabu (03/03/21) lalu, tak hanya menimbulkan berbagai bencana alam.
Beberapa titik jalan pun terjadi banjir atau genangan air (cileuncang). Hal itu seperti di Pasar Rel, Jalan Mayor Utarya, Jalan Pasar Mambo dan Jalan AH Nasution, dan lainnya.
Ketika terjadi hujan deras, jalanan banjir hingga menganggu para pengendara. Usai hujan reda dalam hitungan beberapa jam genangan air itu surut.
Kondisi tersebut diakui Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUPR) Kota Tasik melalui Kepala Bidang (Kabid) Jalan dan Jembatan, Sandi Lesmana.
Kata dia, kaitan dengan penanganan genangan air atau cileuncang yang masih terjadi ketika hujan deras, jika hanya melihat dari persoalan drainase sudut pandangnya sempit.
“Persoalan yang terjadi kemarin (cileuncang, Red) karena belum adanya drainase dan kanal induk,” ujarnya kepada radartasik.com yang dihubungi melalui ponselnya, Jumat (05/03/21) siang.
"Sementara itu Sungai Cihideung dan Cikalang yang menjadi urat nadi Kota Tasik saat ini kapasitasnya sudah over load, sudah tidak mampu menampung debit air dengan volume tinggi," sambungnya.
Maka, terang dia, jika curah hujan di bawah 100 milimeter, kedua sungai itu masih bisa menampung aliran air dari genangan air hujan.
"Tapi kalau curah hujannya ekstrem seperti yang terjadi Rabu kemarin, jelas itu sudah masuk bencana dan tentunya sungai yang ada saat ini tak akan mampu menampung debit airnya,” terangnya.
Beber dia, merujuk dari hal tersebut solusi dalam penataan kota kedepan yang bebas dari genangan cileuncang perlu dilakukan pembangunan drainase dan kanal induk harus diprioritaskan.
Selain itu, tambah dia, banyak faktor juga yang mempengaruhi genangan cileuncang mengapa masih terjadi.
Seperti tata kelola lahan, pengelolaan sampah, dan lain sebagainya harus menjadi fokus perhatian.
Persoalan cileuncang tersebut, jelas dia, adalah suatu masalah yang kompleks.
Maka, jika ingin menuntaskan masalah tersebut secara komprehensif semua pihak terkait perlu duduk bersama.
“Karena sebagus apapun drainase jalan yang kita bangun, kalau badan penerima airnya tidak mampu menampung, tentu akan meluap kembali. Kita tak ingin mendiskreditkan pihak lain. Yang jelas, yang menjadi tufoksi kita akan diperbaiki terutama drainase,” jelasnya.
Tukas dia, tahun ini pihaknya akan mengoptimalkan pemeliharaan drainase tersebut, mengingat hasil montoring lapangan banyak inlet-inlet yang tersumbat.
“Tapi itu juga harus diikuti dengan pembenahan pada penataan kanal induk, termasuk bagaimana kedepan membangun drainase induk," tukasnya.