Jalan Batu Andesit di Tamkot Tasik Jadi Proyek Dagelan
Reporter:
syindi|
Rabu 24-02-2021,08:00 WIB
CIHIDEUNG — Pemanfaatan kawasan batu andesit yang tidak sesuai dengan perencanaan awal dinilai tindakan main-main. Pemkot seharusnya memiliki sikap yang jelas soal areal penghubung masjid agung dan Taman Kota itu.
Hal itu diungkapkan Wakil Ketua DPRD Kota Tasikmalaya Muslim SSos MSI. Menurutnya, Pemkot sudah menjadikan pembangunan andesit sebagai proyek dagelan atau bercanda. “Kalau pemanfaatannya tidak serius ya namanya bercanda kan,” ungkapnya kepada Radar, Selasa (23/2/2021).
Tidak seriusnya Pemkot, dia lihat dari pemanfaatan yang tidak sesuai dengan perencanaan awal. Kawasan itu dipasang andesit karena ditujukan bukan untuk jalan lalu lintas umum. “Kan makin lucu, Jadi jalur kendaraan tapi andesitnya dipertahankan,” katanya.
Menurut dia, Pemkot harus punya sikap yang jelas dalam pemanfaatan kawasan tersebut. Menurutnya ada dua opsi, diaspal untuk jalan lalu lintas atau dipertahankan dan dijadikan ruang publik. ”Kalau ada aturan harus menunggu lima tahun ya kembalikan saja ke fungsi awal,” ujarnya.
Kalau pun memang harus dibongkar, kata dia, itu pun opsi yang baik. Karena dia tidak melihat ada nilai manfaat ketika aral itu jalur lalu lintas. “Memangnya manfaat andesit di situ sekarang apa? kan bisa dibilang tidak ada,” kata dia.
Hal serupa diungkapkan oleh Wakil Direktur Sipatutat Myftah Farid, yang mengatakan pemerintah harus bijak dalam mengambil kebijakan. Jika memang andesit itu tidak bisa dibongkar sebelum lima tahun maka harus ditutup lagi. “Kalau memang atas dasar aturan ya tutup lagi,” ujarnya.
Jika mempertahankan andesit untuk dijadikan lalu lintas, sambung dia, akan membuat Pemkot boros anggaran. Faktanya batu-batu tersebut lebih sering rusak di banding aspal. “Apalagi anggaran Pemkot saat ini pemkot harus fokus menangani Covid-19,” tuturnya.
Ketika area batu andesit ditutup lagi, otomatis blokade barrier yang dipasang di simpang jalan pemuda harus dibuka. Supaya memudahkan akses lalu lintas masyarakat.
Terpisah, Kabid Lalin Dinas Perhubungan Kota Tasikmalaya Gumilar mengatakan penutupan barrier itu merupakan permintaan dari Satgas Penanganan Covid-19 saat melaksanakan PSBB.
Sampai kemarin, belum ada koordinasi lagi untuk membuka blokade itu. “Sejauh ini belum ada komunikasi lagi dari Satgas,” katanya. (rga)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: