RLC: Siswa Mesti Bijak Memilih Informasi

RLC: Siswa Mesti Bijak Memilih Informasi

TASIK — Masuk episode keenam, Radar Tasikmalaya bekerja sama dengan provider IM3 dan Forum OSIS Jawa Barat (FOJB) dari KCD Pendidikan Wilayah XII Tasikmalaya menyelenggarakan Radar Leader Class (RLC) Lawan Pandemi Covid-19 melalui aplikasi Zoom, Sabtu (20/2/2021).

Program RLC kali ini bertema Bijak Memilih Informasi. Pematerinya, Kepala Seksi Pelayanan Informasi Publik Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskomknfo) Kota Tasikmalaya Budhi Hermawan SH MSi.

Budhi Hermawan SH MSi mengatakan, di era globalisasi siswa harus bijak bermain media sosial, karena banyak positif dan negatifnya. Oleh karenanya, ia mengajak siswa harus mampu berkomunikasi efektif dan bertanggung jawab dalam memanfaatkan media sosial.

“Gunakan kesempatan media sosial ini, selain untuk berkomunikasi juga bisa untuk belajar siswa agar mampu bermanfaat dan bermartabat,” kata Budi, Sabtu (20/2/2021).

Siswa juga perlu memahami bahwa pada dasarnya media sosial sebagai wadah berbagi informasi positif, memperbanyak jaringan, promosi bisnis, menambah wawasan, dan lainnya.

“Dengan begitu, siswa sebagai pengguna harus memiliki prinsip  cerdas bermain media sosial, menjaga privasi, jaga etika, dan menghindari informasi bohong (hoaks, Red)” ujarnya, mengingatkan.

Selanjutnya, siswa harus bisa mewaspadai bahaya media sosial. Karena dapat mengakibatkan kecanduan, kelebihan berekspresi, dan media yang banyak menyebarkan bohong.

“Wujud dari itu, siswa harus mampu bisa meningkatkan pengetahuannya dengan memilah informasi yang sehat untuk dikonsumsinya,” kata dia.

Dengan RLC ini, lanjutnya ia, siswa mempunyai etika bermedia sosial yang baik, sehingga bisa berhati-hati dalam menggunakannya dan menyebarluaskan pesan. Misal siswa mampu menangkal informasi bohong, caranya bisa melakukan dengan menerapkan komunikasi melalui prinsip 3M yaitu mendengar, menganalisis, dan menyampaikan secara efektif.

“Banyak informasi dari Instagram, Facebook, WhatsApp, Twitter, dan lainnya yang harus dicermati terlebih dulu sebelum disebarluaskan. Bisa dengan membandingkan berita mainstream nasional/daerah yang terpercaya sehingga sebagai referensi informasi dan mengecek kebenaran agar tidak terjerumus,” ujarnya.

Ia pun banyak menjumpai di media sosial dengan tidak memperhatikan kebenaran informasi tersebut dan kurang dipertanggungjawabkan kebenarannya.

“Seperti halnya saat gencarkan vaksinasi, dua Minggu terakhir (Februari, Red) kita mendapati 80 informasi bohong dan sudah berikan tanda hoaks,” katanya.

Lanjut Budhi, tanda-tanda informasi bohong biasa dengan mencatut nama tokoh dan terkenal, kalimatnya provokatif atau menghasut untuk memecah belah negara.

“Paling kentara adalah pesan berantai yang disebarkan di grup WhatsApp yang harus dipastikan kebenarannya,” ujarnya.

Selain itu, ia pun berpesan agar siswa terus disiplin menggunakan protokol kesehatan dan bantu juga untuk mempromosikan gerakan 5 M yaitu memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, dan menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilisasi dan interaksi.

“Gunakan media sosial kalian untuk yang positif. Misalnya untuk saling mengajak untuk melakukan gerakan 5 M,” katanya menambahkan.

Koordinator Kegiatan RLC Tina Agustina berharap RLC ini dapat melindungi siswa di era digital. Karena tak bisa dimungkiri, salah satu produk digital yaitu media sosial memiliki peranan penting bagi kehidupan manusia, utamanya penikmatnya generasi muda.

“Media sosial adalah tempat untuk mengekspresikan diri, terhubung dengan teman dan keluarga, mencari informasi, hingga untuk menghabiskan waktu luang,” ujarnya.

Lantas, RLC selalu mengarahkan dan membimbing siswa dalam menggunakan media sosial, termasuk berita-berita hoaks atau informasi bohong.

“Dengan begitu siswa dapat menjaring informasi dengan baik dan sekaligus menggunakan internet dengan sehat,” kata dia. (riz)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: