Dewan Ciamis Minta Penjelasan Longsor di Desa Mandalare

Dewan Ciamis Minta Penjelasan Longsor di Desa Mandalare

CIAMIS — Gunung Sawal di Desa Mandalare Kecamatan Panjalu mengalami longsor yang cukup besar, Kamis (18/2/2021) dini hari. Hal itu diungkapkan Sekretaris Desa Mandalare kepada Radar, kemarin.

Kata dia, bagian Gunung Sawal yang berada di Desa Mandalere longsor secara bertahap. Bahkan longsoran sudah terjadi tiga minggu ke belakang, namun sekarang yang lebih besar.

“Saya lihat ke lokasi memang longsorannya cukup besar,” ujarnya, menjelaskan.

Menurut dia, lokasi longsoran yang merupakan hutan lindung banyak ditemukan tanaman kopi. Termasuk pada saat penanaman kopi pun banyak menebang pohon-pohon yang sudah ada lebih dulu. 

“Sepengetahuan saya yang menanam kopi di gunung bukan warga sini, melainkan luar daerah Kecamatan Panjalu. Mereka membandel menanam kopi di lereng hutan lindung. Padahal warga di Panjalu tidak ada yang berani menanam di hutan lindung,” katanya, menjelaskan. 

Kata dia, pihaknya berharap pemerintah menutup saja yang menanam kopi di lokasi tersebut, karena menjadi rawan longsor. Selain itu sumber mata air pun menjadi rusak akibat adanya tanaman kopi di lereng gunung.

“Sebelum ada tanaman kopi tersebut, di lokasi ini walaupun kemarau panjang tetap bisa mendapatkan air bersih. Namun, sekarang baru beberapa bulan kemarau saja sudah kesulitan air,” katanya, menambahkan.

“Kemungkinan longsor juga bisa saja pemicunya itu (tanaman kopi, Red), karena kan kalau membuka lahan pastinya menebang pohon. Jadi saya tidak setuju ada penanaman pohon kopi dan penebangan pohon lainnya,” ujarnya.

Admistratur Perhutani KPH Ciamis Sukidi menjelaskan, pihaknya sudah melakukan investigasi penyebab longsoran di Gunung Sawal bersama BPBD. Hasilnya logsoran di lereng gunung ini lebaranya mencapai 15 meter dengan ketinggian mencapai 75 meter. “Hasil asesmen bersama BPBD, penyebabnya karena curah hujan beberapa hari ini cukup tinggi,” ujarnya.

Kata dia, akibat longsor ini dampaknya tidak ada kepada masyarakat, karena ini kawasan hutan. Dia juga menegaskan di lokasi yang longsor tidak ada kebun kopi, melainkan di bawah area yang longsor baru ada tanaman kopi.

“Yang longsor tanaman hutan campuran, ada pohon puspa dan ki jungkit. Memang kalau ini lahan Perhutani dan tidak ada ancaman kepada pemukiman, karena ke pemukiman itu kurang lebih dua kilometer,” ujarnya.

Kata dia, pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk jaga lingkungan, jangan sampai menanam kopi di lokasi-lokasi yang dilarang.

Memang di sini ada hutan produksi dan ada untuk perlindungan serta ada hutan sekunder yang dibiarkan. Namun, lokasi-lokasi kemiringan serta pinggir sungai  itu tidak boleh ditanami apapun.

Anggota Petugas Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BPBD Ciamis Pauji menyampaikan, hasil asesmen penyebab longsoran dari curah hujan yang sangat tinggi dan menimbulkan beberapa dampak  longsor di beberapa daerah.

“Ditinjau dari lapangan memang  rawan longsor karena kemiringanya cukup tinggi kurang lebih 76 derajat,” kata dia.

Kata dia, luasan yang longsor mencapai 0,1 hektare. Sedangkan untuk material yang terbawa longsor adalah tanah dan bebatuan serta pohon-pohon yang berada di lokasi tersebut.

“Kalau di titik longsor tidak ada tanaman kopi, tapi hanya di bawahnya saja. Bahkan longsorannya pun tidak berdampak terhadap aliran sungai, karena cukup jauh,” ujarnya. (isr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: