Jurlap Qu, Objek Wisata Digital Kreatif di Taraju Kabupaten Tasik

Jurlap Qu, Objek Wisata Digital Kreatif di Taraju Kabupaten Tasik

TARAJU - Objek Wisata Jurlap Qu yang berada di Kampung Sawah Baru Desa Purwarahayu Kecamatan Taraju kini menjadi primadona baru bagi wisatawan yang menginginkan suasana berwisata baru.

Jurlap Qu ini merupakan suatu wisata digital kreatif yang bertujuan untuk menggabungkan ide-ide kreatif. 

Nantinya sebagai modal dasar untuk kemajuan Desa Purwarahayu Kecamatan Taraju.

Nur Iswandy, inovator pembuat Jurlap Qu mengatakan, ini sebagai modal dasar untuk kemajuan desa, sehingga membangunkan objek wisata tersebut berasaskan kreativitas.

“Ketika itu saya melihat kebutuhan Desa Purwarahayu ini secara keseluruhan untuk maju ke depannya bagaimana mencari ide guna meningkatkan ekonomi masyarakat di tengah pandemi Covid-19 ini,” ujarnya kepada Radar, Selasa (16/2/2021).

Iswandy melihat beberapa ciri-ciri budaya yang sangat baik di kalangan warga Purwarahayu. 

Di antaranya masyarakat terlihat rajin berusaha, hormat terhadap orang luar dan juga ketika mencicipi kuliner-kulinernya cukup enak serta masih alami.

“Berawal dari itu, saya merasakan akan tercipta inovasi bahwa kita harus membuat suatu platform untuk masyarakat dengan cara bergabung menyumbangkan tenaga dan ide jadi tercetuslah Jurlap Qu ini,” ujarnya, menjelaskan.

Lanjut dia, selain untuk menjaga budaya sunda, dia juga membuat platform online untuk penduduk agar dapat berjualan secara digital. Karena semua tahu digital itu adalah elemen terpenting di dalam kemajuan hidup manusia saat ini.

“Saya menyumbang sebagian ide, karena menurut pengalaman saya sebagai pengusaha digital ekonomi di Indonesia dan Malaysia saya menetapkan beberapa inovasi di dalam pembinaan Jurlap Qu. Di antaranya saya ingin menaikkan taraf ekonomi masyarakat melalui kuliner dan produk-produk asli, seperti daun kawung, tembakau untuk lebih bertahan lama dan berdaya saing,” ucapnya.

Kata dia, ada beberapa inovasi dalam olahan makanan yang akan dikembangkan seperti bakso tutut, ada rempeyek tutut dan juga beberapa jajanan yang sudah disesuaikan dengan tren masa kini. 

“Semua ini akan terus disediakan di lokasi objek wisata dan menjadi ciri khas,” katanya, menjelaskan.

Lanjut dia, di lokasi wisata juga disediakan berbagai macam kuliner berupa kue asli sunda yang ada di Desa Purwarahayu. Seperti kue nagasari, kue bugis dan kue lainnya.

Begitu juga pengunjung anak-anak disediakan permainan untuk anak-anak seperti ayunan raksasa, ada kursi-kursi raksasa ada perpustakaan serta terdapat juga panggung budaya yang bisa dinikmati, persembahan kebudayaan untuk warga atau orang luar.

“Saya harap inilah permata yang ada di dalam lumpur karena memang ada sedikit tantangan untuk tiba di lokasi ini. Karena fasilitasnya belum sempurna, beberapa di antaranya akses jalan cukup jauh dari jalan besar namun rasa lelah warga menuju obyek wisata akan terbayarkan dengan keindahan dan kenyamanannya,” tuturnya, menambahkan.

Kawasan wisata memiliki luas 300 bata. Akan tetapi, pihaknya bekerja sama dengan pemerintah desa dan warga sekitar. Nantinya, wisatawan bisa memanfaatkan lahan pertanian penduduk untuk dijadikan paket wisata edukasi.

“Pengunjung bisa datang ke kebun singkong untuk mencabut sendiri. Ke sawah mencari tutut, belut dan panen padi,” katanya.

Tokoh masyarakat setempat, Iwan mengatakan wisata ini menyuguhkan tradisi seni budaya makanan dan kolaborasi dengan budaya kekinian. “Kami mendukung objek wisata ini untuk meningkatkan SDM masyarakat,” kata dia.

Saat ini, masih soft opening sampai Jumat digratiskan. Selanjutnya untuk tiketnya Rp 5.000 dewasa dan Rp 3.000 anak-anak. Sedangkan anak-anak usia di bawah tujuh tahun digratiskan. 

(radika robi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: