Ini Dia Waktu Terbaik untuk Suntik Vaksin Saat Ramadhan

Ini Dia Waktu Terbaik untuk Suntik Vaksin Saat Ramadhan

Radartasik.com, JAKARTA — Demi mengejar target vaksinasi secara nasional, pemerintah terus menggencarkan kegiatan vaksinasi, baik dosis 1 dan 2 maupun booster, meskipun sudah memasuki Ramadhan.

Di sisi lain Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam fatwanya nomor 13 tahun 2021 tentang hukum vaksinasi Covid-19 pada saat berpuasa menyebutkan bahwa vaksinasi dengan injeksi intramuscular atau suntikan pada otot tidak membatalkan puasa.

Lantas, kemudian muncul pertanyaan kira-kira waktu terbaik untuk divaksinasi agar efeknya tidak berpengaruh bagi tubuh dan mereka yang berpuasa.

Nah, mengenai waktu penyuntikan vaksin ini edukator kesehatan dr. Muhamad Fajri Adda'i mengatakan, pemberian suntikan vaksin sebenarnya bisa dilakukan saat berpuasa atau malam hari usai berbuka.

Namun, relawan Covid-19 itu menekankan, hal ini perlu memperhatikan jenis vaksin yang akan didapatkan. Merujuk studi, vaksin berbasis mRNA yakni Pfizer dan Moderna memiliki efek samping atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang cukup tinggi.

Menurut pihak Pfizer, seperti dikutip dari Medical Daily, berdasarkan analisis data dari partisipan uji coba, efek samping yang paling umum booster yakni rasa sakit di tempat suntikan (dialami sekitar 83 persen peserta).

Efek samping lain yang sangat umum pada penerima booster Pfizer yakni kelelahan yang dilaporkan 63,7 persen peserta, sakit kepala sebesar 48,4 persen peserta, nyeri otot dan kedinginan. Sementara itu, efek samping yang paling jarang dilaporkan dalam uji coba termasuk nyeri sendi, diare, muntah, dan demam.

Sementara untuk Moderna, berdasarkan data, dosis ketiga menyebabkan efek samping atau gejala yang serupa pada penerimanya seperti rasa sakit di tempat suntikan sebagai yang paling sering dilaporkan peserta (76 persen).

Gejala paling umum lainnya berupa kelelahan dan nyeri otot masing-masing sebesar 47,4 persen, sakit kepala (42,1 persen) dan nyeri sendi (39,5 persen). Efek samping lain yang dilaporkan peserta juga mencakup menggigil, demam dan mual.

“Kalau Moderna lalu Pfizer, side effect atau KIPI-nya cukup tinggi. Demamnya, tidak enak badan, pegal, meriang. Tetapi memang tidak langsung sekitar 18 jam kemudian,” jelas Fajri.

Berkaca dari jenis vaksin, Fajri lantas menyarankan divaksin pada saat malam hari atau mendekati waktu berbuka puasa. Tetapi bila ingin divaksin saat berpuasa, maka idealnya siapkan tubuh dalam kondisi fit yakni dengan cukup nutrisi, tidur agar vaksin bisa bekerja optimal membantu meningkatkan kadar antibodi.

“Kalau saat berpuasa, idealnya tubuhnya fit, pola hidupnya teratur dulu, tidur cukup untuk membantu meningkatkan kadar antibodi. Jangan baru tidur jam 02.00, jam 04.00 sahur lalu jam 08.00 disuntik, ntar keleyengan,” kata Fajri.

Secara umum persiapan sebelum divaksin juga termasuk menghindari stres, banyak berdoa agar tidak panik karena menurut data dari Komnas KIPI sebanyak 2/3 KIPI muncul akibat panik dan stres.

“Kalau tidak fit, ada gejala Covid-19, demam, meriang mendingan jangan, apalagi lansia, ada penyakit gula, pusing, maag kambuh, jangan dulu,” pesan Fajri.

Sementara itu kepala laboratorium dari Fakeeh University Hospital, Dubai, Dr. Palat Menon mengatakan, orang-orang sebaiknya tidak melewatkan kesempatan divaksinasi kendati tengah berpuas dan ada kekhawatiran mengalami beberapa efek samping.

Menurut dia, respon imun dikatakan dua kali lebih efektif ketika orang berpuasa.

“Ketika orang berpuasa selama 12 jam, baik untuk tujuan keagamaan atau medis, makrofag (sel fagosit dalam sistem imun) dalam sistem kekebalan bekerja lebih cepat, membersihkan semua puing-puing atau sel-sel yang sakit atau mati dan racun juga. Proses ini disebut autophagy dan selama periode ini, sistem kekebalan menjadi sangat sensitif dan efektif,” kata Menon seperti dikutip dari Gulf News.

Sedangkan Dokter Spesialis Patologi Klinis di Medeor Hospital Laboratory, Dr. Gunjan Mahajan mengatakan, tubuh manusia sangat kuat untuk menghadapi virus yang tidak aktif bahkan ketika kita berpuasa.

Tubuh dalam keadaan istirahat ketika kita berpuasa dan tidak harus berurusan dengan tugas-tugas anabolik, katabolik atau metabolisme dan sistem kekebalan tubuh sangat efektif saat kita berpuasa.

“Dalam sebagian besar kasus, efek samping yang dimanifestasikan vaksin yakni lengan yang sakit, pusing atau sakit kepala,” tutur dia.

Mengenai pemilihan waktu vaksinasi, maka dia menyarankan Anda memilih lebih dekat dengan berbuka puasa, terutama bagi mereka yang khawatir pada efek samping.

“Jika memungkinkan, orang yang takut menderita efek samping dapat memilih beberapa jam sebelum berbuka puasa untuk mendapatkan suntikan, melanjutkan istirahat dan kemudian mendapatkan kembali energi ketika mereka mengakhiri puasa hari itu,” kata dia.

Mahajan menambahkan, setiap orang berbeda. Beberapa orang mungkin lebih suka mendapatkan vaksinasi di pagi hari segera setelah sahur, sementara yang lain memilih lebih dekat dengan buka puasa. Tetapi, sekali lagi, secara medis, tidak ada kontraindikasi untuk divaksinasi saat berpuasa. (antara/jpc)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: