Temuan Ratusan Mayat Warga Sipil di Bucha Ukraina Picu Gelombang Kemarahan Uni Eropa ke Rusia

Temuan Ratusan Mayat Warga Sipil di Bucha Ukraina Picu Gelombang Kemarahan Uni Eropa ke Rusia

Radartasik.com, BUCHA - Penemuan ratusan mayat warga sipil di Bucha Ukraina telah memicu kemarahan sejumlah negara Uni Eropa. Bahkan mereka menuding Rusia telah melakukan kejahatan perang.

Seperti diketahui setelah pasukan Rusia meninggalkan Kiev dan wilayah di sekitarnya, Tentara Ukraina menemukan ratusan mayat di jalanan Kota Bucha, Minggu (03/04/2022). Ratusan mayat ini diduga lebih banyak berasal dari warga sipil daripada tentara.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sendiri telah membuat komentar keras dengan menuduh Rusia melakukan genosida atau penghilangan orang atau bangsa.

Dalam pernyataan Zelensky saat tampil di program CBS News 'Face the Nation' seperti dilansir CNN, Zelensky ditanya apakah Rusia telah melakukan genosida di Ukraina.

Dia pun menjawab dengan tegas, “Memang. Ini genosida”.

“Penghapusan seluruh bangsa dan orang-orang. Kami adalah warga Ukraina. Kami memiliki lebih dari 100 kebangsaan. Ini tentang penghancuran dan pemusnahan semua kebangsaan ini,” ujar Zelensky lagi.

Laporan penemuan ratusan mayat tersebut langsung mendapatkan respons. Kanselir Jerman Olaf Scholz pada Minggu memperingatkan Presiden Rusia Vladimir Putin terhadap konsekuensinya.

“Putin dan para pendukungnya akan merasakan konsekuensi (dari tindakan mereka,” kata Scholz, seperti dikutip Reuters.

Sementara Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht mengatakan Uni Eropa harus berbicara tentang mengakhiri impor gas Rusia.

Jerman, yang merupakan ekonomi terbesar Eropa, sejauh ini menolak seruan untuk memberlakukan embargo impor energi dari Rusia, dengan mengatakan ekonominya dan negara-negara Eropa lainnya terlalu bergantung pada mereka.

Sekedar diketahui selama ini Rusia memasok 40 persen kebutuhan gas untuk negara-negara di Eropa.

Selain Jerman, Menteri Luar Negeri Italia Luigi Di Maio mengatakan peristiwa di Bucha dapat memicu gelombang kemarahan yang akan mengarah pada sanksi baru terhadap Rusia.

Namun Rusia telah membantah tuduhan itu dan balik menuduh Kiev merekayasa rekaman yang menunjukkan mayat-mayat tersebut.

Dalam komentar publik pertama Rusia atas tuduhan itu, seperti dilansir Reuters, Kementerian Pertahanan Rusia menggambarkan foto dan video dari Bucha sebagai 'pertunjukan lain yang dipentaskan oleh rezim Kiev untuk media Barat'. (ral/rmol/pojoksatu)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: