Realisasi Booster Naik Signifikan
Reporter:
andriansyah|
Senin 04-04-2022,10:40 WIB
radartasik.com, CIHIDEUNG, RADSIK — Cakupan vaksinasi Covid-19 dosis ketiga (booster) di Kota Tasikmalaya mengalami peningkatan. Sepekan terakhir menanjak drastis, dampak dari penyataan Presiden Joko Widodo terkait aturan mudik Lebaran.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tasikmalaya dr Asep Hendra mengakui vaksinasi Covid-19 terus mengalami peningkatan termasuk vaksinasi booster. Sampai akhir pekan lalu, cakupan vaksinasi booster di Kota Tasikmalaya sudah hampir mencapai 10 persen. Padahal, pekan sebelumnya baru sekitar lima persen saja. ”Peningkatan booster cukup signifikan stelah ada pernyataan Presiden bahwa pemudik yang sudah booster tak perlu tes swab lagi,” tutur Asep, Minggu (3/4/2022).
Menurut dia, pernyataan dari pemerintah pusat berdampak dalam permintaan vaksinasi booster di puskesmas. Dia menyebutkan sebelum ada penyataan Presiden, satu puskesmas di Kota Tasikmalaya rata-rata melaksanakan vaksinasi booster kurang dari 10 kali kepada masyarakat. ”Kalau sekarang bisa menembus 100 per hari bahkan ada yang lebih,” katanya.
Dinasnya mencatat sampai dengan Jumat (1/4/2022), cakupan vaksinasi booster mencapai 9,07 persen.
Sebanyak 50.817 orang telah melaksanakan vaksinasi dosis ketiga, dari total sasaran sekitar 660.243 jiwa. Sementara, cakupan vaksinasi dosis pertama di Kota Tasikmalaya telah mencapai 96,29 persen. Kemudian cakupan vaksinasi dosis kedua mencapai 72,29 persen. ”Ramadan pun kami tetap melaksanakan vaksinasi. Itu pun sudah mendapat rekomendasi dan rilis dari MUI bahwa vaksin tidak membatalkan puasa, bagi yang fisiknya tidak memadai dilaksanakan siang hari bisa dilakukan vaksin pada malam hari,” ujar Asep.
Wawancara terpisah, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Tasikmalaya Ahmad Junaedi Sakan meminta Dinkes tidak mengendur melakukan beragam upaya. Menekan risiko penyebaran serta penanggulangan wabah. Terutama yang menjadi indikator penentuan status PPKM di daerah. ”Kita apresiasi beberapa upaya masih terus dilakukan dalam kerangka pencegahan virus. Namun, jangan mengandalkan instruksi pusat yang berdampak kepada masyarakat untuk giat dan disiplin melaksanakan ketentuan prokes (protokol kesehatan). Edukasi dan sosialisasi mohon digencarkan kembali,” katanya.
Menurut dia, sejumlah indikator penilaian dalam evaluasi yang dilakukan pusat mesti dikejar dengan konsisten. Agar kondisi PPKM level 3 yang sudah berlangsung cukup lama bisa mereda ke level lebih rendah. ”Kita kan ketahui semakin rendah status PPKM, aktivitas bisa lebih leluasa. Makanya itu wajib dikejar dengan beragam upaya dan treatment yang nyata,” tutur politisi PKB itu. (igi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: