Bulan Suci Ramadan Perbanyak Sedekah, Stop Gibah

Bulan Suci Ramadan Perbanyak Sedekah, Stop Gibah

radartasik.comMemasuki bulan Ramadan, umat muslim dituntut untuk meningkatkan kualitas ibadah. Bukan hanya yang bersifat vertikal kepada Allah Swt saja, tetapi juga horizontal kepada sesama.


Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tasikmalaya KH Aminudin Bustomi meminta masyarakat bisa memanfaatkan momentum Ramadan secara maksimal. Pasalnya tidak ada yang menjamin seseorang bisa menemukan kembali bulan suci di tahun depan. ”Jangan sampai disia-siakan, perbanyak ibadah,” ujarnya kepada Radar, Jumat (1/4/2022).

Secara umum, masyarakat sudah paham bahwa di bulan Ramadan semua umat muslim diwajibkan puasa kecuali dalam kondisi tertentu. Hal ini jadi sarana untuk menekan hawa nafsu.

Tidak dipungkiri saat ini ekonomi terbilang sulit di mana harga-harga kebutuhan pokok naik. Maka dari itu, kepedulian kepada sesama harus lebih ditingkatkan. ”Jangan lupa untuk bersedekah meskipun ekonomi sedang sulit,” tuturnya.

Selain itu, perilaku pun harus dijaga agar tidak melakukan hal-hal buruk. Karena banyak perilaku-perilaku buruk yang tidak disadari oleh masyarakat, di antaranya membicarakan keburukan orang lain atau gibah. ”Makanya kita harus saling mengingatkan ketika ada saudara kita yang khilaf,” ucapnya.

Wawancara terpisah, Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Al Hikmah Kota Tasikmalaya H Ricky Assegaf juga mengungkapkan hal serupa. Puasa merupakan ibadah yang bisa meningkatkan keimanan seseorang.

”Makanya orang yang sedang berpuasa tidak akan makan minum meskipun sedang sendirian, karena keimanannya sedang kuat,” kata Ketua GP Ansor Kota Tasikmalaya tersebut.

Ketika keimanan sedang tinggi, seyogianya mampu membentuk karakter menjadi lebih baik. Tentunya karakter tersebut harus diterapkan selanjutnya setelah Ramadan. ”Secara tidak langsung, Tuhan melatih orang supaya sabar, tabah, jujur, peka terhadap sekitar dan pengendalian diri dari hawa nafsu,” ujarnya.

Pihaknya percaya masyarakat di Kota Tasikmalaya masih mencintai sedekah sehingga tidak akan ada orang yang kelaparan. Di Ramadan ini, dia mengajak agar amalan itu bisa lebih ditingkatkan lagi. ”Dan sedekah itu, jangan sampai perhitungan,” tuturnya.

Perhitungan dalam sedekah yang dimaksud yakni menakar besar kecilnya nilai sedekah. Begitu juga dengan penerimanya. Jangan sampai terlalu menilai besar kecilnya yang diterima. ”Kan kadang ada yang sedekah itu mikir kebanyakan atau kekecilan,” ucapnya.

Salah satu manfaat puasa yakni pengendalian diri dari hawa nafsu. Membicarakan keburukan orang lain alias gibah merupakan hal yang harus dijauhi. ”Menceritakan orang lain boleh, tapi jangan mengumbar keburukan apalagi sampai menjadi gunjingan,” katanya.

Penetapan Ramadan

Kementerian Agama (Kemenag) RI menggelar Sidang Isbat (Penetapan) Awal Ramadan 1443 Hijriah di Auditorium HM Rasjidi Kantor Kemenag, Jakarta, Jumat (1/4/2022). Hasilnya 1 Ramadan ditetapkan pada Minggu (3/4/2022).

Sidang yang diikuti oleh perwakilan ormas Islam, perwakilan duta besar negara sahabat, serta jajaran Kemenag itu diawali dengan Seminar Posisi Hilal yang disampaikan pakar astronomi yang juga anggota Tim Unifikasi Kalender Hijriah Kemenag, Profesor H Thomas Djamaluddin.

Dalam paparannya, Thomas Djamaluddin mengungkapkan, secara astronomis, posisi hilal di Indonesia pada saat Magrib 1 April 2022 masih berada di bawah kriteria baru MABIMS (Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura) yang ditetapkan pada 2021, sehingga kemungkinan tidak dapat teramati.

”Di Indonesia, posisi hilal awal Ramadan 1443 H terlalu rendah sehingga hilal yang sangat tipis tidak mungkin mengalahkan cahaya syafak (senja), sehingga kemungkinan tidak terlihat,” ujar Thomas dalam siaran pers Kemenag RI.

Kriteria baru MABIMS menetapkan bahwa secara astronomis, hilal dapat teramati jika bulan memiliki ketinggian minimal 3 derajat dan elongasinya minimal 6,4 derajat.

Sementara menurut Thomas Djamaluddin, pada saat Magrib 1 April 2022, posisi bulan di Indonesia tingginya kurang dari 2 derajat dan elongasinya sekitar 3 derajat.

”Hilal kemungkinan tidak teramati. Kalau ada yang mengklaim melihat hilal, dimungkinkan itu bukan hilal. Secara astronomi klaim itu bisa ditolak,” tutur peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) ini.

Maka, lanjut Thomas, jika data tersebut dikaitkan dengan potensi rukyatul hilal, secara astronomis atau hisab, dimungkinkan awal bulan Ramadan jatuh pada 3 April 2022.

Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menetapkan bahwa awal puasa jatuh pada Minggu (3/4/2022) sebagaimana hasil Sidang Isbat Awal Ramadan 1443 H.

Sebelum ditetapkan, Menag terlebih dahulu mendengar laporan dari Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Adib. Dilaporkan bahwa secara hisab, posisi hilal di seluruh Indonesia sudah di atas ufuk, tepatnya ketinggian hilal pada posisi 1 derajat 6,78 menit sampai 2 derajat 10 menit.

Namun demikian, berdasarkan laporan rukyat, tidak ada seorang pun yang menyampaikan telah melihat hilal. Tim Kemenag melakukan rukyatul hilal pada 101 titik pada 34 provinsi di seluruh Indonesia.

”Dari 101 titik, semua melaporkan tidak melihat hilal. Berdasarkan hasil hisab dan laporan rukyatul hilal, secara mufakat menetapkan bahwa 1 Ramadan jatuh pada hari Ahad, 3 April 2022 Masehi,” ujar Menag di Jakarta.

”Ini hasil sidang isbat yang baru selesai dan disepakati bersama,” lanjutnya.

Ketentuan ini tertuang dalam Keputusan Menteri Agama Nomor 324 Tahun 2022 tentang Tanggal 1 Ramadan 1443 Hijriyah/2022 Masehi. KMA ini ditandatangani Menteri Agama tertanggal 1 April 2022.

Menag berharap umat Islam Indonesia dapat menjalankan puasa secara bersama. Hal itu bisa menjadi cermin kebersamaan umat Islam.

”Semoga ini bisa menjadi wujud kebersamaan kita sebagai sesama anak bangsa dalam menatap masa depan yang lebih baik,” ujar Menag.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Abdullah Zaidi yang juga hadir mengikuti sidang isbat menambahkan bahwa sebelum menetapkan awal Ramadan, Menag selaku pimpinan sidang telah meminta pertimbangan dari berbagai ormas Islam.

”Ternyata dilaporkan tidak ada yang melihat hilal dalam rukyatul hilal sehingga awal Ramadan ditetapkan jatuh 3 April 2022,” ucapnya. (red)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: