BSSN Sebut Transaksi Aset Kripto Rawan Serangan Siber

BSSN Sebut Transaksi Aset Kripto Rawan Serangan Siber

Radartasik.com - Di tengah tingginya transaksi aset kripto yang fantastis, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menyampaikan daftar tren ancaman siber. Dalam laporannya, transaksi kripto menjadi salah satu kegiatan yang rawan terhadap ancaman serangan atau kejahatan siber.

Dilansir dari JawaPos.com, transaksi aset kripto di Indonesia sampai saat ini masih sangat populer. Sepanjang 2021 transaksi aset kripto di Indonesia mencapai Rp 859 triliun lebih. Naik 1.222 persen dibandingkan nilai transaksi 2020 yang hanya Rp 64,9 triliun.

Data daftar tren ancaman siber ini disampaikan Direktur Keamanan Siber dan Sandi Pemerintah Pusat BSSN Marsekal Pertama TNI Budi Leman dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) 2022 bidang Perpustakaan di Jakarta. Acara yang digelar secara hybrid offline dan online itu dilaksanakan hingga Rabu (30/3).

Dalam paparannya, Budi mengelompokkan tren ancaman siber dalam empat kelompok. Yaitu teknologi, ekonomi, kebudayaan, dan geopolitik. “Cryptocurrency ada di kelompok technology trend,” katanya.

Kegiatan lainnya di kelompok teknologi yang rawan serangan siber adalah kecerdasan buatan dan machine learning, teknologi 5G, dan lainnya. Sementara itu ancaman siber di bidang ekonomi diantaranya layanan mobile banking, mobile medicine atau telemedisn, pertanian, dan agrikultur. Lalu di bidang geopolitik ancaman serangan siber bisa berupa spionase ekonomi. Contoh lainnya adalah operasi siber Rusia melawan Ukraina.

“Indonesia perlu mengantisipasi dampak potensial terhadap keamanan dan ketahanan siber nasional,” jelasnya.

Budi juga mengatakan, perkembangan teknologi digital semakin cepat. Saat ini pemanfaatan dan penelitian terkait 5G, kecerdasan buatan, dan aset kripto di Indonesia semakin marak. Kondisi ini menurut dia membuka peluang kerentanan praktik kejahatan siber.

“Walaupun kelihatannya nyaman menggunakan teknologi digital, tetapi tren ancamannya itu banyak,” tuturnya.

Tren pemanfaatan teknologi digital saat ini, juga diikuti dengan peningkatan insiden keamanan siber. Budi juga mengakui di tengah pandemi Covid-19 saat ini, transaksi keuangan berbasis digital juga meningkat. Termasuk untuk keperluan belanja aset kripto. Kondisi ini membuka peluang praktik kejahatan siber.

Untuk menjaga keamanan dunia siber nasional, BSSN menjalankan strategi keamanan siber nasional (SKSN). Dalam kegiatan ini, BSSN bertugas sebagai tulang punggung kemajuan sains, inovasi, dan penguatan SDM yang kompetitif untuk menghadapi perkembangan ancaman keamanan siber. (jpg/try)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: