Minyak Goreng: Masalah Pemerintah yang Belum juga Terselesaikan, Ayo Cari Jalan Keluarnya

Minyak Goreng: Masalah Pemerintah yang Belum juga Terselesaikan, Ayo Cari Jalan Keluarnya

Radartasik.com, Sampai saat ini, pemerintah belum mampu menangani dengan tuntas permasalahan minyak goreng dalam negeri. Di beberapa daerah, minyak goreng curah langka, harganya juga jauh lebih tinggi di atas harga eceran tertinggi (HET) pemerintah.


Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto meminta Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita segera menuntaskan masalah kelangkaan dan kemahalan harga migor curah. 

Sebab berdasarkan hasil Rakor Terbatas di Istana Negara, 16 Maret lalu, Presiden Joko Widodo melimpahkan persoalan tersebut kepada Menperin dari Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi.

Permenperin Nomor 8 Tahun 2022 tentang penyediaan migor curah untuk kebutuhan masyarakat, usaha mikro, dan usaha kecil juga sudah di tetapkan pada Jumat lalu (25/3/2022).

Dalam beleid tersebut pelaku usaha wajib (mandatory) turut serta dalam penyediaan dan pendistribusian migor curah. 

“Sekarang ini kan sudah lebih dari seminggu sejak penetapan HET migor curah sebesar Rp.14 ribu per liter, dan bulan Ramadhan kurang dari sepuluh hari lagi. Jadi Menperin harus bekerja keras menata produksi dan distribusi migor curah. Jangan sampai terulang lagi kasus kelangkaan migor seperti sebelumnya,” tegas Mulyanto, Selasa (29/3/2022)  malam.

Dia mengungkapkan, potensi kebocoran migor curah ke industri besar-menengah, perhotelan, dikemas ulang, dan ekspor illegal tetap ada. Makanya, aspek pengawasan penyediaan dan pendistribusian menjadi sangat vital.

Mulyanto juga mendesak Kemenperin untuk terus mengejar sejumlah perusahaan yang mengulur waktu untuk mendaftar sebagai perusahaan penyedia migor penugasan. Dengan harapan, dapat segera mencukupi kebutuhan masyarakat.

“Ini bersifat mandatory. Tidak ada alasan berbelit-belitnya prosedur pendaftaran atau pencarian dana subsidi. Sebab secara legal HET migor curah ini sudah berlaku sejak tanggal 16 Maret 2022,” ujarnya.

Bila perlu, pemerintah bisa mengambil langkah hukum jika menemukan perusahaan yang sengaja menghindar dari kebijakan yang sudah ditetapkan. 

Sebab, selama ini pemerintah sudah banyak mengalah kepada pengusaha migor. Artinya, langkah saat ini harus tegas. Tidak ada alasan lagi untuk menerapkan kebijakan yang adil bagi masyarakat.

Dia menagih janji Mendag Lutfi yang bakal mengumumkan nama-nama pengusaha migor nakal. Harus konsekuen dengan semua pernyataan yang pernah disampaikan kepada masyarakat.


Distribusi dengan Penjualan Tak Seimbang


Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah (KUMKM) Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Kota Tasikmalaya menilai, jumlah distribusi dan penjualan minyak goreng curah tak seimbang sebabkan kelangkaan dan harga mahal di wilayahnya. 

Efeknya, antrean pembeli terjadi meski harga jual minyak goreng curah mahal sampai Rp 19.000 per liter dari para agen atau sangat jauh dari Harga Eceran Tertinggi (HET) pemerintah Rp 14.000 per liternya. 

"Memang harga minyak goreng curah di pasaran itu belum sesuai HET. Yang menjadi masalah itu adalah distribusi dan penjualan itu tak seimbang," ujar Kepala Dinas KUMKM Perindag Kota Tasikmalaya, Firmansyah, Rabu (30/03/22). 

"Distribusinya itu terbatas, sehingga seluruh permintaan tak terpenuhi. Akibatnya, ketersediaan menjadi terbatas. Alhasil, pedagang menaikkan harga. Karena mereka tidak menerima kepastian lagi kapan ada distribusi," sambungnya.

Firmansyah menerangkan, jadwal pengiriman distributor minyak curah ke para agen ke pasar Tasikmalaya pun sampai sekarang tidak jelas waktunya. 

Akibat kondisi itu, operasi pasar yang dilakukan sangat tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pemerataan harga sesuai HET selama ini. 

"Intinya karena ketersediaan terbatas dan pengiriman tidak jelas. Sementara permintaan tinggi. Jadilah harga naik.
Kami sudah melakukan operasi pasar. Namun tak memberi dampak signifikan," terangnya. 

Melihat kondisi stok minyak curah langka di pasaran sekarang ini, tambah Firmansyah, pihaknya sudah mengajukan permintaan stok tambahan ke Kementerian Perdagangan RI untuk mengatasi kelangkaan stok. 

Namun, sampai sekarang belum ada realisasi dari pemerintah pusat untuk tambahan pengiriman stok minyak curah ke Tasikmalaya. 

"Kami sudah ajukan untuk distribusi minyak goreng curah ke Kemendag, tapi belum ada realisasi lagi. Kami juga akan membuat edaran atau instruksi kepada distributor untuk melakukan operasi pasar dengan harga sesuai yang ditetapkan," tambahnya. 

Ke depannya, lanjut Firmansayah, jika ada stok kiriman operasi pasar dari Kemendag RI akan disampaikan langsung ke masyarakat bukan ke para pedagang seperti sebelumnya.

"Kami tak akan jual lagi nanti kalau operasi pasar ke pedagang eceran. (Akan) langsung ke masyarakat saja. Tempatnya masih akan kami kaji (untuk operasi pasar). Apakah langsung di masing-masing wilayah atau di pasar ke konsumen langsung," ujarnya. 


Minyak Goreng Masih Mahal dan Langka


Minyak goreng curah di Kota Tasikmalaya masih langka dan mahal, karena pembeliannya masih saat stok lama. 

Masyarakat dan pedagang eceran minyak goreng curah dilanda pesimis, karena minyak goreng curah, yang saat ini diatur harga eceran tertinggi (HET) Rp 14.000 per liter malah jadi langka dan mahal atau di atas Rp 14.000.

Jajang Anwar (45), warga ikut antre supaya bisa mendapatkan jatah minyak goreng curah di Pasar Cikurubuk, Kota Tasikmalaya. 

Dia sangat kebingungan dengan aturan pemerintah tentang HET minyak goreng curah Rp 14.000 per liter tapi kenyatannya beli di pasar Rp 25.000 per liter. 

Harga minyak goreng curah saat ini hampir sama dengan minyak kemasan yang dijual di ritel atau pasar modern.
 
"Kayaknya ini bakal sama nasibnya sama minyak kemasan. Udah subsidi dicabut barang banyak kan. Nah, ini juga sama minyak curah kalau nanti subsidi dicabut pasti stok melimpah lagi di pasaran, lucu. Padahal subsidi kita enggak makan sama masyarakat, toh harga juga mahal dari kemarin-kemarin tak sesuai subsidi," keluhnya, Selasa (29/3/2022). 

Jajang bersama warga lainnya sudah berkeliling mencari agen minyak goreng curah tapi sebagian besar stoknya menghilang dan selalu kosong, sehingga aturan pemerintah tentang HET minyak goreng curah selama ini tak pernah dirasakan masyarakat. 

"Ini mah antre kita buat beli minyak curah mahal Rp 19.000 per liter, susahnya minta ampun sampai antre panjang begini,” ujarnya. “Bagaimana kalau ada minyak goreng curah murah sesuai HET, enggak kebayang antrenya. Jadi wajar kalau kita jualnya ke pembeli Rp 25.000 per liter, wajar, bukan salah kami, kami dagang kecil hanya untuk makan sehari-hari pak," jelasnya. 

Hal itu dibenarkan Ai (52), salah seorang pelayan di agen minyak goreng curah yang masih menjual Rp 19.000 per liternya ke pembeli yang kebanyakan pedagang eceran. 

Soalnya, pihaknya membelinya selama ini masih di harga mahal Rp 18.000 sampai Rp 18.500 dari para distributor.

"Yah pak, Rp 19.000 per liter dijualnya, kita beli masih mahal Rp 18.000 sampai Rp 18.500 per liternya di distributor. Kami juga batasi 20 liter untuk setiap orang," singkatnya. 

Warga Kota Tasikmalaya sebelumnya masih harus rela mengantre panjang di beberapa toko agen minyak goreng untuk mendapatkan stok dipakai sendiri maupun untuk dijual lagi secara eceran di Pasar Cikurubuk, Selasa (29/03/2022). 
 
Stok minyak goreng curah di beberapa agen mulai langka dan mengalami kekosongan padahal minyak curah mendapatkan subsidi pemerintah dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp 14.000 per liternya. 

Adapun agen yang masih memiliki stok diserbu warga dan pedagang eceran dengan harga masih tinggi Rp 19.000 per liternya, sehingga, para pedagang eceran mengaku menjual minyak goreng curah ke pelanggan masih Rp 21.000 sampai Rp 25.000 per liternya. 

Terlihat warga mondar-mandir di dekat beberapa agen minyak goreng curah sembari membawa beberapa jeriken hanya untuk membeli minyak goreng dengan harga mahal. 

"Saya di sini antre sejak subuh sekitar pukul 04.30 WIB tadi supaya bisa dapat minyak goreng curah untuk dijual lagi. Tapi, ternyata saat ke sini sudah banyak yang antre dan harganya masih Rp 19.000 per liternya," ujar Somantri (42), warga Kecamatan Tawang saat antre minyak goreng curah di salah satu agen minyak Pasar Cikurubuk. 

Dia mengakui, dirinya bersama teman pedagang lain sebelumnya berkeliling ke agen-agen lain dan diketahui sudah habis sejak dini hari dan stoknya kosong. 

Dirinya bersama pedagang lainnya sudah biasa membawa beberapa jeriken untuk mendapatkan minyak goreng curah yang hendak dijual kembali eceran. 

Namun, ada beberapa pedagang lainnya yang pulang kembali karena sudah tak kebagian stok minyak goreng di agen tersebut. Pasalnya, setiap pembeli yang antre dibatasi jatah mendapatkan minyak goreng paling banyak 20 liter saja. 

"Ini harganya masih mahal pak, masih Rp 19.000 per liter. Antreannya begini parah, stoknya kosong karena minyak goreng curah jadi langka. Dan gak ada harga sesuai HET pemerintah Rp 11.500 untuk dijual paling mahal Rp 14.000 itu tidak ada. Pemerintah pada ke mana ini, kacau," terangnya. (jp/rezza rizaldi / radartasik.com)





Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: