Sekolah Akui Kecolongan Ada Siswa yang Membawa HP
Reporter:
syindi|
Rabu 30-03-2022,12:40 WIB
radartasik.com, UNIT Perlindungan Perempuan Anak (PPA) Satreskrim Polres Tasikmalaya mempertemukan kedua orang tua yang anaknya menjadi korban dan pelaku dalam video perundungan yang telah beredar, Selasa (29/3/2022).
Kepolisian proaktif mengarahkan ke restorative justice agar kedua belah pihak memilih jalan islah dan diselesaikan secara kekeluargaan. Sementara kondisi korban masih belum bersekolah karena masih trauma dan didampingi
KPAID Kabupaten Tasikmalaya.
Kasat Reskrim
Polres Tasikmalaya AKP Dian Pornomo SIK MH mengatakan, setelah mendapatkan informasi soal video perundungan beredar, anggota sudah turun kelapangan dan melakukan upaya proaktif untuk mendalami dan menelusurinya.
“Dan hari ini kita sudah undang beberapa pihak, salah satunya kedua keluarga yang anak nya melakukan perundungan dan keluarga korban. Kita periksa, kita upayakan dengan
KPAID juga untuk melaksanakan musyawarah dan dua keluarga islah,” ungkap Dian kepada wartawan di Mako
Polres Tasikmalaya.
Menurutnya, kondisi korban saat ini masih mengeluhkan sakit dan pusing, sekarang masih dirawat di rumah. Dan korban sedikit mengalami trauma, sehingga dilakukan terapi dan pendampingan oleh
KPAID.
“Yang jelas dari kasus ini kita sudah ada aturan dari bapak Kapolri, untuk lebih kepada restorative justice. Jadi kita akan kedepankan restorative justice kepada para pihak,” ujarnya.
Dia menambahkan, kepala sekolah tempat kedua anak tersebut belajar pun dipanggil. Walaupun sebelumnya kedua keluarga islah diselesaikan secara kekeluargaan.
Namun Unit PPA bersama
KPAID Kabupaten Tasikmalaya memberikan pemahaman dan pendampingan kepada korban yang mengalami trauma. Dan masalahnya diselesaikan secara kekeluargaan.
Kepala SDN tempat korban dan pelaku video perundungan, Jaka Sumpena mengatakan kronologis kejadiannya pihak sekolah sedang mengadakan kegiatan try out.
Sementara itu, guru kelas enam pada saat itu tengah izin membereskan persyaratan surat-surat untuk berangkat umrah, maka digantikan sementara oleh guru kelas lima.
“Kemudian ketika kejadian, guru kelas lima tersebut sebentar mengawas di kelas lima. Sehingga pada saat itu, siswa kelas enam tidak ada guru dan terjadilah kejadian perundungan tersebut,” ungkap dia.
Kemudian, lanjut dia, siswa kelas enam atau pelaku menurut guru ketika belajar sering izin keluar kelas dan iseng kepada temannya. Sementara itu, anak perempuan yang menjadi korban sendiri sebenarnya baru masuk sekolah karena sebelumnya izin sakit.
“Pas kejadian ditekel mengalami pusing dan sampai sekarang belum masuk sekolah sedang proses pengobatan. Sakitnya pusing, dan sudah di-scan dibawa ke dokter syaraf ke RSUD SMC dan hasil nya tidak ada yang perlu diobati. Korban alami trauma,” ujarnya.
Dia menambahkan, keluarga korban dan pelaku sudah dipertemukan dan islah. Sekarang sudah diselesaikan secara kekeluargaan di Unit PPA
Polres Tasikmalaya.
“Kalau anaknya sudah dipertemukan satu hari setelah kejadian itu juga. Iya memang kita akui ada anak yang merekam menggunakan HP. Itu juga kita lolos pengawasan ada siswa yang bawa HP,” tutur dia.
Namun, pada waktu itu, guru sedikit sibuk selain sedang try out juga guru kelasnya izin. Intinya sekolah sudah mengimbau kepada orang tua agar anaknya tidak membawa HP.
“Pihak sekolah sudah berbicara dengan
KPAID, kami akan mengadakan pertemuan antara orang tua dan siswa. Di forum nanti kita bahas. Kemudian juga sekolah sudah melarang siswa membawa HP,” terang dia.
Orang tua anak yang merekam video perundungan, Engkus (38) mengatakan anaknya spontan merekam video dan tidak ada niat menyebarkan.
“Saya juga tahu anak mau bawa HP, tetapi kaget ketika ada kejadian ini. Anak juga kadang-kadang jika minta HP, tidak dikasih,” ujar dia.
Dia menyebutkan, kemungkinan video tersebut menyebar di status WhatsApp warga, diperlihatkan kepada teman-teman di sekolah, kemudian dikirim maka langsung menyebar.
“Saya sudah ingatkan anak untuk tidak bawa HP ke sekolah. Saya ambil dulu. Intinya, sudah clear, masalah diselesaikan secara kekeluargaan,” ungkap dia. (dik)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: