Efek Perang Rusia dengan Ukraina Terasa hingga ke Indonesia, Harga LPG Turut Naik

Efek Perang Rusia dengan Ukraina Terasa hingga ke Indonesia, Harga LPG Turut Naik

Radartasik.com, Perang Rusia dengan Ukraina berimbas kepada perekonomian global. Salah satu yang sangat terasa akibat perang tersebut yaitu naiknya harga LPG.


Di Indonesia, bukan hanya minyak goreng yang mengalami kenaikan harga. Belakangan ini, harga gas LPG non subsidi di pasaran turut serta melesat naik hingga menyentuh Rp 200.000 ukuran tabung 12 kg.

Pakar Ekonomi Universitas Airlangga (Unair) Rudi Purwono mengungkapkan, besarnya pasokan LPG impor di Indonesia mengakibatkan harga dalam negeri melonjak naik. Hal tersebut salah satunya akibat perang Rusia dan Ukraina.

Sanksi ekonomi dunia yang diberikan kepada Rusia membuat pasokan gas Rusia terganggu. 

”Komoditas gas ini juga dijadikan strategi Rusia untuk membela diri atas sanksi dari negara lain. Oleh sebab itu ada kenaikan harga gas secara keseluruhan di pasar dunia,” kata Rudi, Senin (28/3/2022).

Kenaikan harga LPG yang cukup tinggi dalam waktu singkat itu akan berdampak pada pelaku UMKM, terlebih bisnis makanan. 

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) itu menyebutkan, ada dua kemungkinan yang dapat diambil UMKM. Yakni menaikkan harga jual produk dan menderita kerugian sebagai kompensasi kenaikan harga LPG tersebut.

”Selain UMKM, tentu kenaikan harga ini akan membebani masyarakat khususnya rumah tangga pendapatan menegah ke bawah,” tutur Rudi.

Rudi menambahkan, menyambut Ramadan biasanya konsumsi gas LPG mengalami peningkatan. Kenaikan harga yang terjadi dapat memicu masyarakat beralih dari LPG non subsidi ke LPG subsidi. Bahkan hingga melakukan penimbunan.

”Hal ini akan menimbulkan moral hazard (penyimpangan moral),” ucap Rudi.

Rudi mengungkapkan, kenaikan harga LPG sulit dihindari, sebab terjadi kenaikan pada harga bahan baku. Oleh sebab itu, pemerintah perlu melakukan operasi pasar secara berkala di berbagai titik. Pengawasan penetapan harga barang juga perlu dilakukan hingga tingkat terkecil.

”Alternatif solusi untuk mengontrol harga adalah mendekati pembeli akhir dengan melakukan operasi pasar murah,” ungkap Rudi.

Dia juga berpesan agar pemerintah memberikan stimulus bagi UMKM yang tedampak kenaikan harga tersebut. Selain itu, Rudi mengimbau masyarakat untuk tidak panik dan tidak menimbun gas LPG. Sebab, pemerintah akan berupaya untuk meredam kenaikan harga.

”Untuk LPG, pemerintah harus melakukan inovasi agar dapat mengurangi ketergantungan bahan baku LPG dari impor,” tutur Rudi. (jp)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: