Menkes Bakal Lakukan Upaya Mediasi, Pasca Kisruh Pemecatan Terawan oleh MKEK IDI

Menkes Bakal Lakukan Upaya Mediasi, Pasca Kisruh Pemecatan Terawan oleh MKEK IDI

Radartasik.com, JAKARTA - Keputusan pemecatan atau pemberhentian Mantan Menteri Kesehatan Dokter Terawan Agus Putranto dari keanggotaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang dilakukan oleh Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) IDI sangat disesalkan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. 


Pasalnya pasca keputusan tersebut justru menimbulkan polemik dan kekisruhan di tengah publik. Oleh karenanya Budi menegaskan sebagai Kemenkes dirinya akan memulai dan membantu mediasi atau mendamaikan antara IDI dengan para anggotanya. Sehingga komunikasi ke depan akan lebih baik. 

"Kami akan membantu memediasi agar komunikasi baik, sehingga lebih kondusif,” jelas Menkes dalam konferensi pers virtual, Senin (28/03/2022).

Budi menganalogikan penduduk Indonesia saat ini yakni sebanyak 270 juta jiwa. Indonesia juga sempat dijajah oleh negara Eropa yang berpenduduk 17 juta jiwa. Menkes Budi juga mengungkapkan soal politik adu domba. 

''Secara militer itu agak mustahil, kita belajar dari sejarah, bangsa kita, kita mudah diadu domba, mudah disulut, mudah emosi. Kita lupa kalau kita hidup sebagai saudara, kalau kita hidup bersama-bersama merajut sebagai bangsa, Indonesia keluar sebagai negara paling berhasil, itu bisa terjadi karena kita mau bekerja sama,” jelasnya. 

Budi pun meminta semua tenaga kesehatan dan juga dokter untuk tidak berlarut-larut mencurahkan emosi pada polemik tersebut. Sebab menurutnya, perjalanan transisi Indonesia dari pandemi menuju endemi masih panjang dan banyak hal yang harus dibenahi. 

Namun di sisi lain Menteri Kesehatan pengganti Terawan itu memahami bahwa setiap organisasi pasti memiliki Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) masing-masing. Dan setiap anggota memang perlu diatur. 

"Kami mengamati soal perdebatan atau pertentangan antara IDI dengan dokter Terawan, kami memahami masing-masing organisasi profesi memiliki AD/ART masing-masing. Saya paham UU praktik kedokteran Nomor 29 tahun 2004 memberi amanah bahwa IDI adalah organisasi yang memberikan pembinaan terhadap anggotanya,” katanya.

"Namun kita sangat memerlukan seluruh daya solusi kita. Saya sangat mengharapkan, agar diskusi komunikasi dan hubungan antara IDI dan seluruh anggotanya bisa terjalin dengan baik,” jelasnya. 

Budi mengungkapkan Indonesia masih banyak memiliki pekerjaan rumah yang harus dikerjakan bersama pasca pandemi. Ia menyebut seperti tantangan menurunkan Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Ibu, penyakit tak menular seperti diabetes dan hipertensi, dan HIV, TBC, hingga penyakit lainnya. 

"Dengan banyaknya PR ini dibutuhkan tenaga,'' tuturnya. 


Dalam kesempatan tersebut Budi juga mengungkapkan apresiasinya atas kinerja para dokter dan nakes selama ini yang sudah berhasil menurunkan kasus Covid-19 setelah dilanda gelombang varian Omicron. Rawat inap dan kasus aktif semakin turun, angka keterisian RS tinggal 10 persen, dan positivity rate kembali di bawah 5 persen. 

''Artinya ini tercapai, kerja sama kita bersama,” tegasnya. 

"Kami yakin nakes dari berbagai profesi berusaha juga untuk mencapai transisi dari pandemi ke endemi. Untuk fokus dalam pengendalian pandemi, sangat perlu waktu dan tenaga kita arahkan ke masalah ini,” sambungnya. (jpc)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: