BPBD Tegaskan: InaTEWS yang Dipasang Berbasis Aplikasi, Pantai Tasela Butuh Pendeteksi Gelombang Laut Berbasis Sirine

BPBD Tegaskan: InaTEWS yang Dipasang Berbasis Aplikasi, Pantai Tasela Butuh Pendeteksi Gelombang Laut Berbasis Sirine

Radartasik.com, TASIK — Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten (BPBD) Tasikmalaya, Yafit Khairul Adnan, ST, MT menyatakan yang dipasang di Pantai Tasik Selatan (Tasela) adalah InaTEWS.


Alat InaTEWS berbasis aplikasi untuk menginformasikan gempa dan potensi bencana lanjutan, seperti tsunami. InaTEWS berbeda dengan alat pendeteksi tsunami yang berbasis sirine yang sampai saat ini belum terpasang di Pantai Tasela.
 
"Fungsinya (InaTEWS) sama hanya berbasis alat yang tersambung aplikasi, yang menginformasikan aktivitas gempa, dan potensi selanjutnya, itu sudah ada" katanya kepada radartasik.com, Senin (28/3/2022).

Selain itu, untuk Ina TEWS sendiri pendeteksiannya, kata Yafit Khairul Adnan, secara menyeluruh. 

Di samping pendeteksiaannya lewat aplikasi dan menginformasikan berbagai kemungkinan-kemungkinan terjadi, bahkan antisipasinya seperti apa. "Bahkan kegempaan di seluruh dunia itu bisa terdeteksi untuk alat InaTEWS sendiri," katanya.

Sedangkan untuk, alat deteksi dini tsunami yang terhubung langsung dengan suara serine itu belum dimiliki Kabupaten Tasikmalaya sampai saat ini.

Alat pendeteksi berbasis tsunami berbasis sirine di wilayah Pantai Selatan Jawa baru ada itu di daerah Cilacap. 

"Itu biasanya alatnya disimpan di tengah laut, serine di pesisir pantai dekat dengan pemukiman. Dan biasanya bila ada perubahan air tinggi atau surut akan keluar suara serine ," kata menjelaskan.

Alat deteksi ini, sampai saat ini belum di miliki oleh Kabupaten Tasikmalaya, karena biaya malah. Karena untuk satu set alat deteksi dini tsunami yang tersambung ke serine itu memerlukan dana lebih dari Rp 1 miliar. 

"Makanya kita belum memiliki itu karena harganya mahal, tetapi saat ini kita terus berupaya agar adanya alat itu, kita terus dorong ke pemerintah daerah dan Provinsi Jawa Barat," ungkap Yafit.

Yang saat ini menjadi permasalahan, walaupun Kabupaten Tasikmalaya sudah memiliki InaTEWS, tetapi bila terjadi gempa malam hari dan disusul oleh tsunami, karena saat tidur terkadang masyarkat tidak mengakses informasi. 

"Tentunya akan lebih efektif bila ada suara serine, khususnya untuk masyarkat di pesisir pantai," kata dia menjelaskan. 

Dengan itu, kata Yafit Khairul Adnan, saat ini sangat dibutuhkan alat pendeteksi tsunami berbasis sirine itu. 

"Setidaknya dengan adanya sura serine itu malam hari masyarkat akan terbangun dengan suara," kata Yafit Khairul Adnan. 


Baru Dipasang InaTEWS di Pantai Tasela


Soal soal alat pendeteksi dini tsunami atau early warning system atau liming system, Sekda Dr H Mohamad Zen mengatakan sudah dipasang di Pantai Tasik Selatan (Tasela).

"Alat itu sudah kita miliki bahkan aktivitasnya bisa di kantor BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tasikmalaya)," kata Mohamad Zen, Senin (28/3/2022).

Dengan demikian, kata Mohamad Zen, informasi-informasi berkaitan dengan kegempaan di Tasik Selatan, bahkan tsunami bisa langsung dipantau. 

"Itu biasanya langsung menginformasikan kepada masyarkat," kata dia Mohamad Zen menjelaskan.

Sementara, dalam wawancara sebelumnya, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten (BPBD) Tasikmalaya, Yafit Khairul Adnan, ST, MT, mengatakan, pantai selatan Tasikmalaya selama ini belum memiliki alat liming system atau alat pendeteksian dini yang tersambung dengan suara serine di tiga kecamatan tersebut. 

"Untuk itu sejak dulu sudah kami mengajukan, baik di tingkat daerah, provinsi. APBD kita belum mampu mengadakan alat itu karena biaya cukup fantastis,  tetapi kami setiap tahun terus mengajukan," kata Yafit Khairul Adnan, ST, MT, Kamis (24/3/2022).

Meskipun alat tersebut belum ada, tetapi pemerintah tetap berusaha berbagai deteksi, salah satunya dengan deteksi menggunakan kearifan lokal, seperti kentungan dan lainnya. 

"Makanya imbauan kami khusus wilayah pesisir pantai masyarkat mengaktifkan kembali pos kamling setiap malam sebagai bentuk kewaspadaan," ujar Yafit Khairul Adnan.

Saat ini, kata dia, yang terpasang di Pantai Tasela yaitu alat deteksi gempa InaTEWS. Itu merupakan bantuan alat deteksi dini dari BMKG. Mesin InaTEWS ini berbasis aplikasi, bukan sirine. 

"Alat itu akan mengeluarkan notifikasi ketika terjadi gempa, apakah terjadi tsunami atau tidak setelah gempa," kata Yafit Khairul Adnan.

Nantinya infomasi itu akan disampaikan langsung kepada masyarakat, bila notifikasi itu mendeteksi akan terjadinya gempa susulan atau tsunami. 

"Itu akan kita sampaikan langsung kepada pihak-pihak seperti kepolisian, koramil, kecamatan, desa, hingga relawan," katanya. 


Melakukan Langkah-Langkah Antisipasi


Soal upaya pencegahan bencana dari ancaman tsunami, Sekda Kabupaten Tasikmalaya Mohamad Zen juga mengatakan, pemerintah daerah juga terus melakukan berbagai antisipasi, mulai dari pembentukan relawan siaga bencana dan lainnya, termasuk simulasi. 

"Itu terus kita lakukan sebagai antisipasi, bahkan terakhir kita laksanakan bersama Tagana," kata Mohamad Zen.

Mohamad Zen mengimbau, masyarkat Tasik Selatan saat ini harus lebih siaga. Itu berkaitan adanya rilis dari BMKG bahwa pantai selatan berpotensi tsunami. "Itu terus kita koordinasikan dengan pemerintah kecamatan, desa hingga RT/RW agar masyarkat sepanjang pesisir pantai bersiaga," kata Mohamad Zen mengingatkan.


Sebelumnya, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten (BPBD) Tasikmalaya, Yafit Khairul Adnan, ST, MT mengatakan, menyikapi potensi megathrust di Pantai Tasela, sudah sejak lama dilakukan oleh pemerintah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Sosial dan lainnya. Khususnya di tiga kecamatan seperti Cipatujah, Karangnunggal dan Cikalong dengan 11 desa yang ada di pesisir pantai. 

"Ada beberapa kegiatan yang telah kita laksanakan untuk menyikapi potensi megathrust itu, mulai dari edukasi dan sosialisasi, termasuk membentuk desa tangguh bencana, satuan pendidikan aman bencana dan lainnya," jelas Yafit Khairul Adnan.

Termasuk untuk antisipasi itu, pemerintah juga bekerja sama dengan pihak-pihak lainnya seperti Forum Pengurangan Risiko Bencana Kabupaten Tasikmalaya. 

Di samping itu BPBD juga telah menyusun rencana kontigensi tsunami yang melibatkan seluruh pihak di pemerintah daerah pada tahun 2018 lalau. 

"Kita juga sudah melaksanakan uji lapangan, bahkan kami juga melaksanakan simulasi ketika terjadi bencana tsunami, bahkan itu juga dilakukan oleh BNPB, dan Dinas Sosial," kata Yafit.

Di samping itu, juga, pihaknya sudah melaksanakan Ekspedisi Desa Tangguh Bencana Tsunami. 

Adapun untuk antisipasi bencana tersebut BPBD Kabupaten Tasikmalaya bekerja sama dengan BNPB telah melakukan modeling evakuasi bencana tsunami di Pantai Tasik Selatan itu. 

Termasuk dilakukan modeling, mulai dari jalur evakuasi yang diperbaharui, sampai penentuan titik evakuasi sementara di atas ketinggian 30 MDPL dan tempat evakuasi akhir yang di setiap kecamatan ada satu. 

"Itu sudah kita laksanakan pada bulan November lalu, dan alhamdulillah setiap kecamatan sudan ada titiknya," kata dia.

Adapun untuk, jalur evakuasi sendiri setiap desa ada beberapa jalur evakuasi, bahkan ada sampai tiga jalur, itu disesuaikan dengan kondisi pemukiman. 

"Jalur itu dibuat strategis dan mudah dilalui oleh masyarkat dan terdekat bukit saat terjadi bencana," kata Yafit Khairul Adnan. 


Ketua DPRD Akan Kawal Pengadaan Alat Deteksi Tsunami


Ketua DPRD Kabupaten Tasikmalaya Asep Sopari Alayubi akan mengawal penuh bila ada pengajuan anggaran untuk pengadaan alat early warning system atau pendeteksi dini tsunami untuk Pantai Tasik Selatan (Tasela). 

"Saya siap mengawal kalau memang dianggarkan," katanya kepada radartasik.com, Senin (28/3/2022).

Ketua DPRD juga berharap Pemkab Tasikmalaya melakukan upaya lainnya untuk pengadaan alat pendeteksi tsunami. Salah satu caranya yaitu segera bekerja sama dengan pihak-pihak tertentu seperti BMKG, BNPB untuk pengadaan alat pendeteksi tsunami tersebut. 

"Tentunya itu menjadi hal wajib mengingat adanya potensi bencana gempa dan tsunami itu. Apalagi keselamatan warga lebih penting," kata Asep Sopari Alayubi.

Asep Sopari Alayubi pun meminta Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya serius mengantisipasi bencana alam di Pantai Tasela untuk menghindari adanya banyak korban. 

"Tentunya alat itu sangat dibutuhkan saat ini, untuk menindaklanjuti prediksi dari BMKG," kata dia.

Alat deteksi dini tsunami, kata Asep Sopari Alayubi, juga dibutuhkan oleh masyarakat wilayah Pesisir Cipatujah, apalagi sebelumnya pernah terjadi bencana tsunami itu dan menyebabkan korban jiwa  hingga material pada 2006. 

"Idealnya itu harus direspons cepat, apalagi bencana itu tidak bisa diketahui kapan akan terjadi, malam atau siang," ujar Asep Sopari Alayubi.

Menurutnya, alat tersebut juga nantinya akan menjadi sebuah patokan masyarkat menyelamatkan diri. 

"Karena bila ada suara itu masyarkat akan segera langsung menyelamatkan diri ke jalur evakuasi yang sudah ditentukan," kata Asep Sopari Alayubi.

Yang tak kalah penting, kata Asep Sopari Alayubi, yaitu saat ini pemerintah daerah juga harus terus melakukan sosialisasi dan edukasi terhadap potensi bencana tsunami itu. Termasuk juga memperjelas jalur evakuasi. 

"Terus lah melaksanakan sosialisasi dan edukasi, jangan henti, pemetaan jalur evakuasi pun terus di tingkatkan di lokasi tersebut," katanya. 


Kebutuhan early warning system atau alat deteksi dini tsunami di pesisir Pantai Tasik Selatan (Tasela) harus disikapi  serius oleh Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya. 

"Alat itu wajib diperjuangkan oleh pemerintah," kata Anggota DPRD Kabupaten Tasikmalaya Asep Muslim kepada radartasik.com, Sabtu (26/3/2022).

Alat deteksi dini tsunami itu sangat dibutuhkan oleh masyarkat, karena tidak adanya alat itu sangat berbahaya bagi keselamatan masyarkat. 

"Kejadian tsunami 2006 harus menjadi pembelajaran dan perhatian serius pemerintah," ungkap legislator DPRD Kabupaten Tasikmalaya dari PKB ini.

Pengadaan alat tersebut, kata Asep Muslim, jangan berhenti dengan alasan anggaran, karena bila diusahakan didorong serius oleh pemerintah Kabupaten. 

"Tidak ada yang susah bila ada keseriusan dari pemerintah untuk alat tersebut," kata Asep Muslim.

Langkah dan upaya yang terukur untuk antisipasi adanya korban jiwa dari bencana juga saat ini harus dipikirkan oleh pemerintah daerah. 

"Masyarakat ini tergantung pemerintahnya, makanya dalam hal ini diperlukan gerak cepat pemerintah untuk antisipasi," ujar dia.

Di samping alat itu, saat ini pemerintah juga harus terus berupaya bagaimana melatih masyarkat tangguh terhadap bencana. Terutama informasi berkaitan terhadap adanya potensi bencana. 

"Pemerintah juga harus memberikan pendidikan dan pelatihan siaga bencana," kata Asep Muslim.

Disinggung berkaitan, statement pemerintah yang selama ini belum mampu mengadakan alat deteksi tsunami itu, bukan salah satu alasan. Apalagi selama ini DPRD Kabupaten Tasikmalaya belum menerima pengajuan anggaran untuk pengadaan alat tersebut. 

"Kami belum pernah menerima pengajuan untuk pengadaan alat tersebut, selama saya masuk di Badan Anggaran, bahkan selama ini juga tidak ada pengajuan anggaran untuk ke siapsiagaan di wilayah pesisir (Tasela) itu," kata Asep Muslim yang bertugas di Badan Anggaran (Banggar) DPRD Kabupaten Tasikmalaya ini. (ujang nandar/radartasik.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: