Siap Dirikan LKP Batik, Hipki Studi Banding ke Yogyakarta
Reporter:
andriansyah|
Senin 28-03-2022,07:40 WIB
radartasik.com, RADAR TASIK - Dewan Perwakilan Cabang (DPC) Himpunan Penyelenggara Pelatihan dan Kursus Indonesia (Hipki) bersama 35 Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Kota Tasikmalaya melaksanakan penguatan organisasi (Ormit) dengan studi banding ke Yogyakarta, Jumat-Minggu (25-27/3/2022).
Ketua
DPC Hipki Kota Tasikmalaya Kepler Sianturi MA mengatakan, pengurus Hipki dan
LKP Kota Tasikmalaya melaksanakan studi banding ke Yogyakarta untuk peningkatan kualitas organisasi. Itu dilaksanakan dengan sharing sessions bersama Dewan Perwakilan Pusat (DPP) Hipki, Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Jawa Barat, dan lainnya
“Saya meminta Waketum 1 Bidang Organisasi DPP Hipki Bambang Hario Prabowo S Kom dan Ketua DPD Hipki Jawa Barat Jentot Tugiyono, Ani Syafa'atun pimpinan
LKP Budi Lestari Jogjakarta, dan Anung Marganto SH MM ketua DPD Hipki Jogyakarta menjadi narasumber dalam penguatan organisasi Hipki dan
LKP di
Kota Tasikmalaya. Mereka mengisinya peningkatan manajemen dan inovasi
LKP di
Kota Tasikmalaya agar lebih eksis dalam pemberdayaan masyarakat,” katanya kepada Radar, Minggu (27/3/2022).
Lalu, para
LKP dan pengusaha batik
Kota Tasikmalaya melakukan kunjungan
LKP Arimbi Batik Yogyakarta. Manfaatnya agar potensi batik di Tasikmalaya lebih tergali dan kepedulian dunia pendidikan terhadap pelestarian hak kekayaan intelektual leluhur Tasikmalaya.
“Harapannya kunjungan ke
LKP batik Yogyakarta ini bisa menjadi wahana inspirasi
LKP di
Kota Tasikmalaya mengangkat program pelatihan batik,” ujarnya.
Untuk pengusaha batik
Kota Tasikmalaya yang diikutsertakan dalam penguatan organisasi Ormit di Yogyakarta tersebut, bisa menjadi duta dan berminat membentuk
LKP batik di
Kota Tasikmalaya.
“Kita mengajak pengusaha batik
Kota Tasikmalaya dihaArapkan termotivasi dapat meniru pengusaha batik di Yogyakarta yakni memiliki
LKP,” katanya.
Sebelum kunAjungan juga, Hipki ke perusahaan batik
Kota Tasikmalaya membekali secara dasar untuk syarat-syarat mendirikan
LKP. Tentunya memberikan pandangan bahwa
LKP batik mesti memiliki kurikulum-kurikukum yang sesuai dengan Kemendikbud Ristek, delapan standar.
“Yakni standar kompetensi lulusan (SKL), standar isi, standar proses, standar pendidik dan tenaga kepenAdidikan bersertifikat, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pemAbiAayaAAan, dan stanAdar penilaian penAdidikan,” ujarnya.
Dengan
Kota Tasikmalaya memiliki
LKP batik tersebut, nantinya dapat sebagai wadah regenerasi atau pelanjut para pengrajin batik saat ini. Lalu juga sebagai strategi supaya tetap ada batik hingga ke depannya dan menjadi produk budaya unggulan di
Kota Tasikmalaya.
“Tentunya memberikan manfaat yang besar, karena dapat mencetak sumber daya manusia (SDM) yang andal dalam membatik,” katanya.
Waketum 1 Bidang Organisasi DPP Hipki Bambang Hario Prabowo mengapresiasi kunjungan pengurus
DPC Hipki Tasikmalaya dalam rangka studi banding ke Yogyakarta dan melihat
LKP Batik di Bantul. Sehingga dapat pembelajaran organisasi
LKP di
Kota Tasikmalaya.
“Saya apresiasi
DPC Hipki TasikAmaAlaya bersama anggotanya (
LKP) untuk keluar dari zona nyaman. Sehingga mampu berubah dan berinovasi demi penguatan organisasi Hipki dan
LKP,” ujarnya.
Oleh karenanya, ia pun berpesan agar terus berinovasi dalam program pelatihan dan kursus. Langkah tersebut untuk menjadikan
LKP tetap eksis dan lebih maju.
“Saya meminta ke depannya lebih ditingkatkan inovasi dalam menjalankan program pelatihan. Artinya jangan serupa dengan daerah untuk melihat potensi sehingga mengembangkan kearifan lokal Tasikmalaya,” katanya.
Direktur
LKP Arimbi Batik Yogyakarta Arimbi menjelaskan, menerima kunjungan dari pengurus
DPC Hipki Kota Tasikmalaya dan
LKP di
Kota Tasikmalaya memberikan dukungan agar dapat mendirikan
LKP batik di
Kota Tasikmalaya. Kuncinya niat dan kemauan untuk merawat keunikan, terlebih batik setiap sudah memiliki ciri khasnya masing-masing.
“Jangan takut untuk membuat
LKP batik, apalagi bisa dikreasikan dengan ikon Tasikmalaya dengan payung geulisnya. Karena itu juga bagian melestarikan budaya Indonesia,” ujarnya.
Untuk mengawalinya, bisa dengan
LKP di
Kota Tasikmalaya membuat program pelatihan batik. Tentunya menggandeng mitra usaha dari pengusaha batik.
“Kalau pun belum ada
LKP batik di
Kota Tasikmalaya, untuk lembaga yang sudah berdiri bisa membuat pelatihan batik. Sambil menggandeng pengusaha batik menjadi penasehat ataupun pematerinya,” katanya. (riz)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: