Siap Dirikan LKP Batik, Hipki Studi Banding ke Yogyakarta

Siap Dirikan LKP Batik, Hipki Studi Banding ke Yogyakarta

radartasik.com, RADAR TASIK - Dewan Perwakilan Cabang (DPC) Himpunan Penyelenggara Pelatihan dan Kursus Indonesia (Hipki) bersama 35 Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Kota Tasikmalaya melaksanakan penguatan organisasi (Ormit) dengan studi banding ke Yogyakarta, Jumat-Minggu (25-27/3/2022).


Ketua DPC Hipki Kota Tasikmalaya Kepler Sianturi MA mengatakan, pengurus Hipki dan LKP Kota Tasikmalaya melaksanakan studi banding ke Yogyakarta untuk peningkatan kualitas organisasi. Itu dilaksanakan dengan sharing sessions bersama Dewan Perwakilan Pusat (DPP) Hipki, Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Jawa Barat, dan lainnya

“Saya meminta Waketum 1 Bidang Organisasi DPP Hipki Bambang Hario Prabowo S Kom dan Ketua DPD Hipki Jawa Barat Jentot Tugiyono, Ani Syafa'atun pimpinan LKP Budi Lestari Jogjakarta, dan Anung Marganto SH MM ketua DPD Hipki Jogyakarta menjadi narasumber dalam penguatan organisasi Hipki dan LKP di Kota Tasikmalaya. Mereka mengisinya peningkatan manajemen dan inovasi LKP di Kota Tasikmalaya agar lebih eksis dalam pemberdayaan masyarakat,” katanya kepada Radar, Minggu (27/3/2022).

Lalu, para LKP dan pengusaha batik Kota Tasikmalaya melakukan kunjungan LKP Arimbi Batik Yogyakarta. Manfaatnya agar potensi batik di Tasikmalaya lebih tergali dan kepedulian dunia pendidikan terhadap pelestarian hak kekayaan intelektual leluhur Tasikmalaya.

“Harapannya kunjungan ke LKP batik Yogyakarta ini bisa menjadi wahana inspirasi LKP di Kota Tasikmalaya mengangkat program pelatihan batik,” ujarnya.

Untuk pengusaha batik Kota Tasikmalaya yang diikutsertakan dalam penguatan organisasi Ormit di Yogyakarta tersebut, bisa menjadi duta dan berminat membentuk LKP batik di Kota Tasikmalaya.

“Kita mengajak pengusaha batik Kota Tasikmalaya dihaA­rapkan termotivasi dapat meniru pengusaha batik di Yogyakarta yakni memiliki LKP,” katanya.

Sebelum kunA­jungan juga, Hipki ke perusahaan batik Kota Tasikmalaya membekali secara dasar untuk syarat-syarat mendirikan LKP. Tentunya memberikan pandangan bahwa LKP batik mesti memiliki kurikulum-kurikukum yang sesuai dengan Kemendikbud Ristek, delapan standar.

“Yakni standar kompetensi lulusan (SKL), standar isi, standar proses, standar pendidik dan tenaga kepenA­didikan bersertifikat, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pemA­biA­ayaA­A­an, dan stanA­dar penilaian penA­didikan,” ujarnya.

Dengan Kota Tasikmalaya memiliki LKP batik tersebut, nantinya dapat sebagai wadah regenerasi atau pelanjut para pengrajin batik saat ini. Lalu juga sebagai strategi supaya tetap ada batik hingga ke depannya dan menjadi produk budaya unggulan di Kota Tasikmalaya.

“Tentunya memberikan manfaat yang besar, karena dapat mencetak sumber daya manusia (SDM) yang andal dalam membatik,” katanya.

Waketum 1 Bidang Organisasi DPP Hipki Bambang Hario Prabowo mengapresiasi kunjungan pengurus DPC Hipki Tasikmalaya dalam rangka studi banding ke Yogyakarta dan melihat LKP Batik di Bantul. Sehingga dapat pembelajaran organisasi LKP di Kota Tasikmalaya.

“Saya apresiasi DPC Hipki TasikA­maA­laya bersama anggotanya (LKP) untuk keluar dari zona nyaman. Sehingga mampu berubah dan berinovasi demi penguatan organisasi Hipki dan LKP,” ujarnya.

Oleh karenanya, ia pun berpesan agar terus berinovasi dalam program pelatihan dan kursus. Langkah tersebut untuk menjadikan LKP tetap eksis dan lebih maju.

“Saya meminta ke depannya lebih ditingkatkan inovasi dalam menjalankan program pelatihan. Artinya jangan serupa dengan daerah untuk melihat potensi sehingga mengembangkan kearifan lokal Tasikmalaya,” katanya.

Direktur LKP Arimbi Batik Yogyakarta Arimbi menjelaskan, menerima kunjungan dari pengurus DPC Hipki Kota Tasikmalaya dan LKP di Kota Tasikmalaya memberikan dukungan agar dapat mendirikan LKP batik di Kota Tasikmalaya. Kuncinya niat dan kemauan untuk merawat keunikan, terlebih batik setiap sudah memiliki ciri khasnya masing-masing.

“Jangan takut untuk membuat LKP batik, apalagi bisa dikreasikan dengan ikon Tasikmalaya dengan payung geulisnya. Karena itu juga bagian melestarikan budaya Indonesia,” ujarnya.

Untuk mengawalinya, bisa dengan LKP di Kota Tasikmalaya membuat program pelatihan batik. Tentunya menggandeng mitra usaha dari pengusaha batik.

“Kalau pun belum ada LKP batik di Kota Tasikmalaya, untuk lembaga yang sudah berdiri bisa membuat pelatihan batik. Sambil menggandeng pengusaha batik menjadi penasehat ataupun pematerinya,” katanya. (riz)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: