Cerita Miris Siswa SD Sungai Buluh, Pakai Baskom Plastik Seberangi Rawa untuk Sampai ke Sekolah

Cerita Miris Siswa SD Sungai Buluh,   Pakai Baskom Plastik Seberangi Rawa untuk Sampai ke Sekolah

Radartasik.com, KALSEL -  Genangan air banjir yang sudah hampir lima bulan merendam SDN 1 dan 2 Sungai Buluh di Kecamatan Labuan Amas Utara Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan (Kalsel) membuat para murid di sekolah tersebut terpaksa belajar dengan kondisi kelas yang tergenang air.

Kendati demikian, para siswa di sekolah tersebut tetap bersemangat datang untuk menimba ilmu dari gurunya. Bahkan mereka ada yang menggunakan baskom plastik hanya untuk melewati rawa-rawa yang terlihat seperti lautan. 

Maklum saja, SDN Sungai Buluh berada di tengah rawa. Akses menuju ke sana membutuhkan waktu sekitar 15 menit dari pelabuhan dengan menggunakan kelotok alias perahu. Terkadang ada diantara para muridnya pergi ke sekolah dengan menggunakan baskom plastik, karena kelotok orang tuanya dipakai untuk mencari ikan. 

Kondisi miris sekaligus memprihatinkan itu menyebabkan proses belajar mengajar tidak maksimal. Meski begitu, para guru tidak ingin menunda lagi pembelajaran tatap muka (PTM) katena dikawatirkan para siswa kehilangan momentum belajar. 

Para guru dan murid melaksanakan proses belajar mengajar dengan kondisi kelas tergenang air. 

“Kalau menunggu kering terlalu lama. Pelan-pelan kami mulai belajar mengajar,” kata Guru SDN 1 Sungai Buluh, Arifin seperti yang dikutip dari Prokal, Sabtu (26/03/2022). 

Beberapa murid yang tengah melaksanakan penilaian tengah semester (PTS) terpaksa menyingsingkan celana. Mereka juga tidak menggunakan sepatu. 
Pemandangan ini sangat memilukan. Namun perjuangan siswa dalam mengenyam pendidikan patut diapresiasi. 

“Hari ini semua kelas melaksanakan PTS. Jumlah siswa di sini ada 164 orang,” lanjutnya. 

Arifin mengatakan, tahun ini sekolah terendam banjir paling lama. Air merendam kelas dan pelataran sejak bulan November 2021. Sejak Arifin tinggal di Sungai Buluh, baru kali ini sekolah terendam banjir hampir lima bulan. 

“Bangunan sekolah juga masih bagus. Apa yang salah?” tanya Arifin, kebingungan. 

Selama proses mengajar, Arifin juga mengalami kendala. Ia dan murid susah bergerak karena lantai licin, takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. 

"Jadi mengurangi keaktifan siswa,” beber Arifin. 

Kepala Sekolah SDN 2 Sungai Buluh, Hudadiah mengatakan pihaknya menerapkan kebijakan pembelajaran tatap muka meski sekolahnya masih terendam. 

“Pelaksanaan pembelajaran tatap muka,” kata Hudadiah singkat saat dikonfirmasi via WhatsApp. 

Dua sekolah ini memang menjadi langganan banjir. Selain letak geografisnya yang berada di wilayah rawa, bangunannya juga terlihat sangat rendah. 

Akibatnya setiap debit air naik, ruang kelas pasti terendam. Lalu apakah tidak ada solusi menangani masalah dua sekolah ini? 

Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Dasar Dinas Pendidikan HST, Fakhriyadi mengatakan pihaknya belum mendapatkan solusi. Sampai saat ini Dinas Pendidikan belum berencana untuk memindahkan atau meninggikan bangunan sekolah tersebut. 

“Kalau itu (pindah dan meninggikan bangunan sekolah) harus dikonsultasikan dulu. Kami masih mencari solusinya,” ucap Fakhriyadi. (prokal/zul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: