Tidak Ada Bias Gender, Ini Cara BRI Jaga Kesetaraan Remunerasi!
Reporter:
ocean|
Rabu 09-03-2022,15:50 WIB
radartasik.com, JAKARTA — Kesetaraan gender di lingkungan kerja menjadi isu yang senantiasa diperhatikan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Komitmen itu diwujudkan melalui kebijakan remunerasi yang ketat agar tidak ada kesenjangan berbasis gender yang terjadi di antara Insan BRILian (pekerja BRI).
Dalam memperingati International Women's Day yang jatuh pada 8 Maret 2022, Direktur
Human Capital BRI Agus Winardono menjelaskan perseroan menjunjung tinggi persamaan atau
kesetaraan gender dalam seluruh operasional bisnisnya, termasuk menyangkut
remunerasi.
Agus mengatakan
BRI telah mencegah adanya kesenjangan
remunerasi melalui rangkaian kebijakan ketat yang telah diimplementasikan perseroan.
Keadilan
remunerasi di
BRI itu tertuang dalam Peraturan Pengupahan Pekerja
BRI yang dirumuskan dengan mempertimbangkan seluruh aspek secara holistik dengan melihat kondisi pasar dan kemampuan perseroan.
Kebijakan
BRI terkait penerapan
kesetaraan gender dalam hal
remunerasi tersebut, sejalan dengan tema pelaksanaan Hari Perempuan Internasional 2022 yakni
Kesetaraan Gender Hari Ini untuk Masa Depan yang Berkelanjutan (Gender Equality Today for a Sustainable Tomorrow). Break The Bias menjadi tema International Women's Day pada tahun ini.
Bukan tanpa sebab, Agus ingin adanya kebijakan yang menyeluruh dan berkeadilan ini menjadi dorongan bagi Insan BRILian untuk terus memberikan layanan terbaik pada nasabah. Semangat kesetaraan itu, kata Agus, menjadi pemicu semangat bagi Insan BRILian untuk terus memberi makna Indonesia.
”
Remunerasi di
BRI tidak membedakan gender, tidak membedakan ras, agama, dan suku. Salah satu kunci untuk memenangkan persaingan dalam menarik, mempertahankan, dan memotivasi pekerja terbaik di tubuh perseroan adalah melalui sistem pengelolaan
remunerasi yang baik. Pengelolaan sistem
remunerasi di
BRI dilaksanakan dengan asas adil secara internal, kompetitif secara eksternal, sejalan dengan strategi perseroan dan kepatuhan terhadap regulasi,” ujar Agus.
Sebelumnya, Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste Satu Kahkonen mengatakan kesenjangan upah antara pria dan perempuan di Indonesia kerap terjadi di dunia kerja. Hal itu diungkapkan pada seminar daring Women in Leadership di Jakarta, Senin (7/3/2022).
Dalam laporannya, Satu Kahkonen menyebut pria memiliki penghasilan lebih tinggi 30% dibandingkan perempuan pada sektor formal. Kesenjangan itu rupanya lebih terasa di sektor informal di mana pria memiliki penghasilan 50% lebih tinggi dibandingkan perempuan.
Berkaca dari realitas tersebut, Agus menyebut
BRI sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah secara ketat mencegah adanya bias pengupahan berbasis gender. Dalam sistem
remunerasi di
BRI, penilaian dilakukan secara objektif dengan mempertimbangkan kinerja, kompetensi, dan tingkat biaya hidup di masing-masing geografis unit kerja. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan sistem
remunerasi yang adil, kompetitif, dan sesuai kebutuhan serta kemampuan perseroan.
Sistem
remunerasi yang dianut
BRI juga memastikan hak-hak Insan BRILian terpenuhi. Implementasi sistem
remunerasi BRI meliputi pemberian upah, penyesuaian besaran upah setiap tahun, Tunjangan Hari Raya Keagamaan (THRK), tunjangan cuti tahunan, dan tunjangan cuti besar yang diberikan untuk setiap periode masa kerja enam tahunan.
BRI juga memberikan insentif jangka pendek khusus bagi tenaga pemasar secara triwulanan secara otomatis melalui sistem.
Kebijakan itu diharapkan Agus dapat mendorong kinerja Insan BRILian untuk memenuhi target yang ditetapkan perseroan. Selain itu,
BRI memberikan bonus kepada pekerja sebagai bentuk penghargaan serta meningkatkan motivasi untuk berkinerja lebih baik di masa yang akan datang.
BRI juga turut hadir untuk memproteksi dengan menyediakan fasilitas Kesehatan yang mumpuni bagi pekerja dan keluarganya.
”
BRI juga memberikan kompensasi yang bersifat fixed atau tidak berkaitan dengan kinerja dan variabel atau berkaitan dengan kinerja. Di antaranya tunjangan premium yang disesuaikan dengan karakteristik wilayah, tunjangan jabatan khusus, kompensasi lembur, bonus pencapaian kinerja, insentif jangka pendek serta program long term incentive dalam bentuk kepemilikan saham
BRI oleh pekerja. Sedangkan untuk menunjang kedinasan,
BRI memberikan fasilitas kedinasan meliputi bantuan sewa rumah, rumah dinas, dan kendaraan dinas sewa serta program kepemilikan kendaraan,” lanjut Agus.
Lebih lanjut, Agus menyebut sistem yang telah dianut ini menjadikan penilaian kinerja
BRI berorientasi pada performance driven culture. Ada pun pekerja diberi cash compensation apabila telah memberikan kontribusi terbaik bagi perusahaan, sesuai dengan penilaian kinerja yang objektif di perseroan.
Melihat ke belakang, sistem
remunerasi yang objektif ini dapat dilihat dari kenaikan upah pekerja pada 2021 yang menggunakan metode merit increase. Di periode yang sama,
BRI juga memberikan insentif yang bonus kepada Insan BRILian.
”Contoh tersebut untuk mendorong motivasi dalam mencapai dan melampaui target yang ditetapkan di tengah kondisi pandemi Covid-19 dan situasi perekonomian global maupun nasional yang menantang. Karena
remunerasi akan disesuaikan dengan kondisi kekinian yang dihadapi perseroan,” pungkasnya.
(lan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: