Dilarangan Main di Berbagai Laga Sepak Bola, Rusia Protes dan akan Ajukan Banding ke CAS
Reporter:
radi|
Rabu 02-03-2022,17:20 WIB
Radartasik.com, MOSKOW — Berbagai
sanksi yang diberikan otoritas sepak bola dunia dan Eropa kepada
Rusia, menyusul invasi yang dilakukan negara tersebut ke Ukraina, dikecam dan diprotes sejumlah klub sepak bola negara berjuluk Negeri Beruang Merah tersebut.
Seperti diketahui
FIFA dan UEFA telah memberi
sanksi kepada
Rusia dengan mencabut keputusan negara yang dipimpin Vladimir Putin tersebut sebagai tuan rumah final Liga Champions tahun ini. Tak hanya itu sebelumnya
FIFA dan UEFA juga melarang timnas putra
Rusia bertanding dalam playoff kualifikasi Piala Dunia 2022 pada 24 Maret mendatang.
Demikian juga timnas putri
Rusia yang harus menerima konsekuensi membatalkan partisipasinya dalam Euro 2022 di Inggris pada 6—31 Juli mendatang.
Di level turnamen antarklub, Spartak Moskva juga tidak diperbolehkan turun dalam babak 16 besar Liga Europa 2021—2022. Gladiatory (julukan Spartak) seharusnya bertanding menghadapi klub Bundesliga RB Leipzig. Praktis, dengan dicoretnya Spartak, tiket ke perempat final langsung dikantongi RBL (singkatan RB Leipzig).
UEFA juga menyudahi kontrak kerja sama bernilai EUR 40 juta (Rp 641,8 miliar) dengan salah satu perusahaan gas milik pemerintah
Rusia, Gazprom. Sama seperti yang sudah dilakukan salah satu klub Bundesliga, Schalke 04.
“Keputusan ini ditetapkan hari ini (kemarin, 01/03/2022,red) oleh Biro Dewan FIFA dan Komite Eksekutif UEFA di masing-masing badan pembuat keputusan tertinggi dari kedua lembaga berkaitan dengan kondisi yang mendesak tersebut. Apa pun yang mewakili
Rusia, klub atau timnas, dilarang turun di ajang apa pun dari kalender FIFA atau UEFA sampai waktu yang tak bisa ditentukan,” tulis
FIFA dan UEFA dalam pernyataan bersama.
Baik FIFA maupun UEFA menilai
Rusia sudah menyalahi nilai-nilai sportivitas dalam sepak bola. “Sepak bola sepenuhnya bersatu di sini dan dalam solidaritas penuh dengan semua korban yang terkena dampak di Ukraina. Kedua presiden (
FIFA dan UEFA) berharap situasi di Ukraina membaik secara signifikan,” lanjut pernyataan kedua konfederasi sepak bola tersebut.
Atas
sanksi yang dijatuhkan
FIFA dan UEFA tersebut, baik klub Spartak maupun Federasi Sepak Bola
Rusia (RFU) menyatakan tak terima. Begitu pula klub
Rusia lainnya. Salah satunya Zenit Saint Petersburg. Pelatihnya, Sergei Semak, mengecam
sanksi tersebut.
Sebab, menurut dia, sepak bola tak bisa disangkutkan dengan politik. “Aku pun tak ingin mencampuradukkan politik dengan sepak bola,” kecamnya seperti dikutip dari laman Championat.
Pelatih timnas
Rusia Valery Karpin pun balik menuding
FIFA dan UEFA sebagai dua pihak penghancur mimpi para pemain muda
Rusia untuk merasakan atmosfer Piala Dunia. “Tentu dalam hal ini kami berharap sepak bola diselesaikan di lapangan, bukan secara politis,” sindir Karpin di laman resmi RFU. “Aku berharap
sanksi FIFA dan UEFA bisa segera dicabut dan sepak bola
Rusia kembali ke kancah internasional,” sambung Karpin.
Karena itu, RFU berniat mengajukan banding atas keputusan
FIFA dan UEFA serta membawa kasus tersebut ke Badan Arbitrase Olahraga Internasional (CAS). RFU menilai ada unsur diskriminasi di balik
sanksi tersebut.
Sanksi itu juga dianggap bisa memecah belah komunitas olahraga dunia yang selama ini menganut prinsip kesetaraan, saling menghormati, dan independen dari politik. “Kami pun berhak menentang keputusan
FIFA dan UEFA tersebut sesuai dengan norma-norma hukum olahraga internasional,” kata RFU dalam pernyataannya. (jawapos)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: