Wakil Menteri BUMN II Yakin Kapitalisasi Pasar BRI Tembus Rp 1.000 Triliun
Reporter:
ocean|
Rabu 02-03-2022,13:50 WIB
radartasik.com, JAKARTA — PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) dinilai memiliki daya tarik bagi investor global. Bank yang telah berusia ke-126 ini dinilai memiliki kontribusi besar dalam penerapan prinsip ESG atau Environmental (Lingkungan), Social (Sosial), dan Governance (Tata Kelola Perusahaan) untuk tumbuh secara berkelanjutan.
Penerapan
ESG di
BRI disebut dapat menjadi motor yang dapat menggerakkan kapitalisasi pasar perusahaan menjadi Rp 1.000 triliun pada 2025.
Wakil Menteri
BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan secara nilai ekonomis
BRI menjadi bank yang sangat unik karena menjadikan segmen UMKM sebagai tulang punggung (backbone) bisnisnya, termasuk di dalamnya usaha Ultra Mikro (UMi).
Pangsa pasar UMKM di Indonesia yang begitu besar terus dioptimalisasi oleh
BRI sebagai komitmen Memberi Makna Indonesia. Di samping itu, penerapan
ESG di
BRI sejalan dengan ekosistem
keuangan berkelanjutan dan inklusivitas yang diusung dalam Presidensi G20 Indonesia pada tahun2022.
Data Kementerian Koperasi dan UKM RI pada 2019 menghimpun 99,99% atau 65,46 juta pelaku usaha di Indonesia merupakan UMKM. Multiplier effect UMKM pun sangat kuat, tercermin dari serapan tenaga kerja yang menembus 119,5 juta tenaga kerja atau setara 96,92% dari total tenaga kerja Indonesia.
Di sisi lain, kata dia, pada tataran global saat ini banyak investor yang melihat dan mempertimbangkan penerapan aspek
ESG ketika berinvestasi. Oleh karena itu, pihaknya memastikan dalam berbagai program akan selalu menempatkan
ESG sebagai salah satu key selling factor dan key operational factor.
”Kita sedang melakukan kajian secara menyeluruh di berbagai aspek operasi
BRI bagaimana
ESG bisa diadopsi secara menyeluruh baik dari sisi kredit, operasional maupun sosial. Saat ini kapitalisasi pasar
BRI mencapai Rp 670 triliun dan kita mempunyai target dalam beberapa tahun ke depan insya Allah kapitalisasi pasar bisa mendekati Rp 1.000 triliun,” ujarnya dalam salah satu rangkaian acara dukungan
BRI terhadap G20, yakni
BRI Microfinance Outlook 2022 belum lama ini.
Kartika melihat
BRI memiliki potensi besar menjadi leading global bank dalam implementasi
ESG, khususnya mengenai social empowerment. Kemampuan
BRI dalam memberdayakan sektor UMKM dan Ultra Mikro praktis menjadi nuansa baru yang dipamerkan pada investor global.
Terlebih, social empowerment bisa ditonjolkan
BRI berkat inisiatifnya memimpin
Holding Ultra Mikro bersama PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dan PT Pegadaian. Terkonsolidasinya PNM dan Pegadaian dipercaya Tiko mempunyai implikasi besar terhadap social empowerment di sektor ultra mikro.
Holding Ultra Mikro akan terus mempertegas komitmennya untuk melayani 30 juta pelaku usaha ultra mikro yang hingga kini belum tersentuh layanan keuangan formal. Target besar lebih lanjut,
Holding Ultra Mikro diharapkan dapat menjadi Lembaga keuangan bagi seluruh pelaku usaha ultra mikro yang jumlahnya mencapai 45 juta.
Di sisi lain, langkah strategis tersebut bukan sekadar upaya bisnis, melainkan social empowerment dengan memperkuat ekosistem UMi yang diharapkan dapat menopang ekonomi nasional melalui pelaku ekonomi akar rumput yang lebih berdaya.
”Kami di Kementerian
BUMN terus melakukan transformasi dan melakukan inovasi bisnis modal tentunya diharapkan ini bisa memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat. Dan juga bisa memberikan nilai kepada stakeholders secara sustainable,” ujarnya.
Terkait
ESG, Direktur Utama
BRI Sunarso mengatakan bahwa perseroan sudah mengambi lancang-ancang membentuk unit khusus yang fokus kepada pengelolaan prinsip-prinsip untuk menjaga keberlangsungan bisnis, lingkungan dan kehidupan sosial tersebut. Unit tersebut ditempatkan perseroan di bawah Direktur Kepatuhan.
Sunarso pun menegaskan, soal penerapan prinsip
ESG pihaknya masuk kategori first mover. Dan ke depan,
BRI Group menatap optimistis penerapan
ESG dan bakal menjadi menjadi first runner bank dengan implementasi
ESG di Asia Tenggara.
Sebagai first mover on sustainable finance di Indonesia, Sunarso menyebutkan 65,5% dari total kredit
BRI atau setara dengan Rp 617,8 triliun disalurkan kepada aktivitas bisnis yang berkelanjutan (sustainable business activities).
”Dalam penerapan prinsip
ESG ini
BRI memiliki visi tidak hanya yang memulai tapi juga yang terdepan menjadi bank yang paling concern dalam mengimplementasikannya di Indonesia. Berikutnya lagi kami ingin yang terdepan di Asia Pasifik, atau setidaknya di Asia Tenggara,” ujarnya.
(lan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: