Ridwan Kamil Menunggu Arahan Pusat Terkait Status Pandemi Jadi Endemi di Jabar
Reporter:
Usep Saeffulloh|
Rabu 02-03-2022,10:30 WIB
Radartasik.com, Pemerintah Jawa Barat menunggu arahan dari pemerintah pusat terkait perubahan status dari pandemi menjadi endemi Covid-19. Demikian dikatakan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
”Jadi tinggal pengumuman proklamasi kapan, kalau sudah proklamasi kita enggak pakai
masker lagi, berati menyatakan Covid sudah sama seperti flu,” kata
Ridwan Kamil ketika dimintai tanggapannya terkait langkah pemerintah yang tengah menyusun strategi untuk mengubah status
pandemi Covid-19 menjadi
endemi di Kota Bandung, Selasa (1/3/2022).
Sebuah wabah dikatakan berstatus
endemi, kata
Ridwan Kamil, maka penyakit atau wabah tersebut tidak hilang. Namun, warga tidak perlu panik seperti
pandemi.
”Jadi seperti jika Anda-Anda semua kena flu tinggal makan obat istirahat sembuh. Nah
Covid-19 juga diharapkan akan begitu, karena Omicron tingkat fatalitasnya dua kali lipat flu, kalau Delta 13 kali lipat makanya saat itu yang meninggal dunia banyak,” ujar
Ridwan Kamil.
Status
Covid-19 yang akan mengarah ke
endemi sudah terlihat dari warga yang terpapar
Covid-19 mayoritas sembuh dalam jangka waktu dua hingga tiga hari.
”Sekarang dua atau tiga hari sembuh. Sebanyak 96 persen dirawat di rumah. Itu fase
endemi, artinya tinggal momentum proklamasinya kapan,” terang
Ridwan Kamil.
Sementara itu, kasus harian
Covid-19 di Jabar saat ini turun menjadi 3.000-an kasus per hari dari sebelumnya mencapai belasan ribu kasus per hari.
Menurut
Ridwan Kamil, berdasar hitungan matematis pada pertengahan Maret kasus harian
Covid-19 akan mengalami penurunan drastis di Jabar.
”Feeling kita pertengahan Maret, kalau perhitungan matematis. Tren turun kita akan sangat baik sehingga yang penting sama saja, warga titip prokesnya,” tutur
Ridwan Kamil.
Ketua Harian Satgas
Covid-19 Jawa Barat Dewi Sartika menambahkan, Pemda Provinsi Jawa Barat juga terus melakukan pelacakan dengan tes usap PCR sebagai upaya mencegah penyebaran
pandemi lebih luas.
”Total sampel kita saat ini sudah mencapai 4.004.033 atau 4 juta lebih, dengan hasil positif lebih dari 27 persen, yang negatif lebih dari 72 persen,” terang Dewi Sartika.
Sementara yang menggunakan tes RDT atau antigen total mencapai 5.894.872 sampel, dengan hasil negatif 94,53 persen, dan positif 5.47 persen.
”Jadi baik yang menggunakan PCR, maupun tes cepat antigen, alhamdulillah, persentase positifnya jauh lebih kecil,” terang Dewi. (jp)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: