Wujudkan Champion of Financial Inclusion, BRI Terapkan Prinsip ESG dalam Pembiayaan UMKM
Reporter:
ocean|
Selasa 01-03-2022,10:40 WIB
radartasik.com, JAKARTA — Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI semakin berkomitmen untuk merealisasikan visi menjadi Champion of Financial Inclusion untuk mendukung pemerintah meningkatkan indeks inklusi keuangan mencapai 90% pada 2024.
Selain itu, visi ini sejalan dengan isu prioritas Presidensi G20 tahun 2022 yang turut memajukan inklusi keuangan.
Ada pun salah satu upaya yang dilakukan oleh
BRI, yakni memperkuat komitmen dalam penerapan prinsip
ESG atau Environmental, Social, Governance, khususnya di segmen
UMKM.
Direktur Kepatuhan
BRI Ahmad Solichin Lutfiyanto menjelaskan, saat ini sebanyak 65,5% atau sekitar Rp 617,8 triliun dari total portofolio penyaluran kredit
BRI telah menerapkan prinsip
ESG.
Jumlah tersebut meningkat kurang lebih 12,2% year-on-year (yoy) dibandingkan dengan 2020 yang sebesar Rp 550,4 triliun.
”Penyaluran kredit ini tentu didominasi dari segmen micro and SME atau
UMKM yang mencapai sekitar Rp 547 triliun pada 2021,” ujarnya.
Ke depan, perseroan akan terus fokus dan meningkatkan pembiayaan ke segmen
UMKM hingga mencapai 85% pada 2025.
Kredit
BRI untuk segmen
UMKM sendiri mencapai 83,86% dari total portofolio pembiayaan perseroan secara konsilidasian pada 2021.
Solichin menambahkan, dari kredit yang diberikan kepada
UMKM tersebut,
BRI sekaligus sudah membangun 400.000 lapangan kerja baru. ”Hal itu yang kami catat dalam sustainability report,” tambahnya.
Berdasarkan data yang dihimpun
BRI, sebanyak 45 juta pelaku usaha
ultra mikro tercatat masih membutuhkan pendanaan, baik pendanaan baru maupun tambahan.
Jika dirinci, dari jumlah tersebut baru sekitar 15 juta yang tersentuh lembaga pembiayaan formal. Sementara itu, sekitar 30 juta lainnya belum tersentuh lembaga pembiayaan formal.
Dari pelaku usaha yang belum tersentuh lembaga pembiayaan formal tersebut, 7 juta di antaranya mengandalkan pinjaman kerabat, ada pula 5 juta pelaku usaha yang mengandalkan rentenir dengan bunga sekitar 100% - 500% per tahun.
Maka, sebanyak 18 juta pelaku usaha yang belum tersentuh sama sekali oleh lembaga keuangan akan menjadi fokus
BRI.
”Secara prioritas, perseroan akan menyasar terlebih dahulu 18 juta pelaku usaha yang sama sekali belum tersentuh lembaga pembiayaan. Kami mempunyai aspirasi menjadi bank yang terdepan dan paling concern dalam implementasi
ESG di Indonesia maupun Asia Tenggara,” ungkapnya.
Pendorong Utama Pertumbuhan
Analis emiten dari Ciptadana Sekuritas Asia Erni Marsella Siahaan pun mengatakan, penyaluran kredit atau pembiayaan segmen
UMKM, khususnya mikro akan tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan tahun ini.
”Akan terus meningkat mengikuti pemulihan ekonomi. Pembiayaan di sektor ini juga diperkirakan akan tumbuh positif pada tahun ini.
BRI menargetkan pertumbuhan pinjaman konsolidasi 9% - 11% secara tahunan untuk 2022,” ujarnya dalam hasil riset yang dipublikasikan belum lama ini.
Oleh karena itu, penerapan prinsip
ESG dapat diperkuat dalam pembiayaan di segmen
UMKM. Hal ini dinilai akan memperkuat ketertarikan investor untuk mengoleksi saham
BBRI.
Terlebih, penerapan prinsip
ESG pada bisnis inti perseroan juga menjadi pendorong pertumbuhan kinerja.
Erni melihat
BRI juga memasuki model bisnis baru dengan menyasar pasar yang lebih kecil dengan tenor yang lebih pendek, yaitu melalui pemberdayaan segmen
ultra mikro (UMi).
Seperti diketahui, pada September 2021 perseroan bersama PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) telah membentuk
Holding UMi guna menyasar segmen
ultra mikro sebagai sumber pertumbuhan baru.
Melalui penerapan prinsip
ESG,
BRI akan semakin kuat dalam mengadopsi segmen ini. ”Pegadaian dan PNM juga diperkirakan masing-masing tumbuh 10% dan 17% - 20% secara tahunan pada 2022,” tambahnya dalam riset tersebut.
(lan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: