Rusia dan Ukraina Berperang, China Mulai Bereaksi, Xi Jinping Telepon Putin
Reporter:
usep saeffulloh|
Sabtu 26-02-2022,10:00 WIB
Radartasik.com, Perang Rusia dengan Ukraina telah membuat negara-negara lainnya sibuk. Tak hanya mengecam, sebagian ada yang memberikan dukungan baik kepada Rusia ataupun kepada Ukraina.
Lalu bagaimana dengan
China? Sebagai kawan dekat
Rusia, sikap Presiden
China Xi Jinping atas konflik militer tersebut ditunggu masyarakat dunia.
Xi Jinping mendesak semua masalah antara
Rusia dengan
Ukraina bisa dilakukan melalui negosiasi. Demikian laporan CCTV.
Pasukan
Rusia telah meluncurkan
invasi skala penuh ke
Ukraina.
Rusia mulai melepaskan serangan udara dan mengirim pasukan dan menyusup ke ibu kota Kyiv.
Setelah berminggu-minggu, upaya diplomatik ternyata gagal mencegah Putin meluncurkan operasi militer.
Presiden
Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan sejauh ini 137 warga sipil dan personel militer tewas pada hari pertama
invasi Rusia. Zelenskyy menyebutkan hal itu dalam sebuah rekaman video.
“Mereka (korban) pahlawan. Mereka (
Rusia) membunuh orang dan mengubah kota yang damai menjadi target militer. Itu busuk dan tidak akan pernah dimaafkan,” kata Zelenskyy, merujuk pada pasukan
Rusia seperti dilansir dari Al Jazeera, Jumat (25/2/2022).
Zelenskyy juga menandatangani dekrit tentang mobilisasi umum penduduk. Tentara
Rusia saat ini semakin maju ke arah ibu kota
Ukraina, Kyiv.
Badan pengungsi PBB mengatakan sekitar 100 ribu warga
Ukraina telah meninggalkan rumah mereka.
Para pengungsi pindah ke Polandia dan ada yang terlantar di terowongan kereta bawah tanah. Zelenskyy berjanji untuk membela negaranya, menyatakan darurat militer.
Dalam sebuah video, Presiden
Ukraina Volodymyr Zelensky mengungkapkan bahwa dirinya menjadi target utama bagi
Rusia. Ia juga menyebut
Rusia mengincar keluarganya.
Zelensky bertahan di Kyiv ketika pasukannya memerangi penjajah
Rusia yang maju menuju ibu kota dalam serangan terbesar di negara Eropa sejak
Perang Dunia II.
Rusia meluncurkan serangan melalui darat, udara, dan laut pada Kamis (24/2/2022) menyusul deklarasi
perang oleh Presiden
Vladimir Putin.
Diperkirakan 100 ribu orang melarikan diri saat ledakan dan tembakan mengguncang kota-kota besar. Puluhan orang dilaporkan tewas.
Pejabat AS dan
Ukraina mengatakan
Rusia ingin merebut Kyiv dan menggulingkan pemerintah. Target utamanya adalah sang presiden lalu keluarganya.
“(Musuh) telah menandai saya sebagai target nomor satu,” kata Zelensky.
“Keluarga saya adalah target nomor dua. Mereka ingin menghancurkan
Ukraina secara politik dengan menghancurkan kepala negara,” katanya.
“Saya akan tinggal di ibu kota. Keluarga saya juga di
Ukraina,” tambahnya.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken ikut menanggapi keselamatan Zelensky. Ia menyebut Zelensky sebagai teman kepada CBS.
“Sepengetahuan saya, Presiden Zelensky tetap berada di
Ukraina pada posisinya, dan tentu saja kami mengkhawatirkan keselamatan semua teman kami di
Ukraina, pejabat pemerintah dan lainnya,” katanya.
Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Kanada, Australia, dan Uni Eropa sepakat menjatuhkan lebih banyak sanksi terhadap
Rusia yang bertujuan untuk membekukan bank, pemerintah, dan elite negara itu dari sistem keuangan global.
Rusia adalah salah satu produsen energi terbesar di dunia.
Rusia maupun
Ukraina adalah salah satu pengekspor biji-bijian utama.
Perang dan sanksi akan mengganggu ekonomi di seluruh dunia yang sudah menghadapi krisis setelah pandemi.
Zelensky mengatakan pada Jumat (25/2/2022) bahwa 137 personel militer dan warga sipil telah tewas dalam pertempuran sejauh ini, dan ratusan lainnya terluka.
Invasi tersebut telah menarik protes di Amerika Serikat, Eropa dan di dalam
Rusia sendiri. Pihak berwenang menahan ratusan demonstran yang turun ke jalan pada Kamis (24/2/2022).
(jp)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: