Hanung Bramantyo: Simbol Gatotkaca Lebih Dulu Ribuan Tahun dari Captain Marvel

Hanung Bramantyo: Simbol Gatotkaca Lebih Dulu Ribuan Tahun dari Captain Marvel

Radartasik.com, Perdebatan soal simbol di dada Gatotkaca dalam film Satria Dewa: Gatotkaca yang disebut mirip simbol Captain Marvel, sutradara Hanung Bramantyo memberikan jawabannya. 


Hanung menyatakan bahwa dirinya tidak menciptakan gambaran karakter baru saat membuat film ini.

Hanung menyatakan dirinya menciptakan film itu berdasarkan tokoh Gatotkaca sebagaimana dalam gambaran yang ada di dalam tradisi pewayangan Indonesia. 

”Nggak ada masalah soal kemiripan itu karena nggak ada yang original di bawah matahari ini. Yang perlu kita edukasi adalah Gatotkaca, lambang Gatotkaca, sudah ada lebih dulu ribuan tahun lalu dibandingkan dengan Captain Marvel,” kata Hanung Bramantyo, Rabu (23/2/2022).

Dia menambahkan, membuat film ini tidak ada karangan. Hanung mengikuti sesuai dengan pakem yang ada di dalam cerita pewayangan. 

Setidaknya ada tiga ciri Gatotkaca yang juga dimasukkannya ke dalam film ini. Yaitu kumis, sayap (yang diberi nama antakusuma), dan terakhir bintang.

”Karena saya mengadaptasi, bukan menciptakan Gatotkaca, maka ciri ciri dari Gatotkaca harus saya ikuti. Kalau seandainya di wayang itu  tidak ada bintang, saya tidak akan pakai di situ. Saya membuat sebuah tokoh yang bukan fiksi. Dia dari wayang Mahabharata yang sudah ada ribuan tahun lalu,” jelasnya.

Hanung Bramantyo kemudian membuat sebuah perbandingan lain. Misalnya ia ingin membuat film superhero Arjuna dalam pewayangan yang digambarkan memiliki senjata berupa panah. 

Dia menyebut sangat tidak tepat apabila kemudian disebut meniru film Hollywood seperti tokoh Legolas di Lord of the Rings dan lain lain, hanya karena Arjuna menggunakan senjata berupa panah.

”Marvel atau kita yang nyontek? Jangan-jangan Marvel yang nyontek karena Mahabharata dikenal di seluruh dunia. Padahal tokoh tokoh dari Hollywood itu bisa jadi terinspirasi dari Mahabharata. Bagi saya, yang mempersoalkan Gatotkaca menjiplak Captain Marvel, orang itu sepertinya harus belajar dulu tentang wayang,” tuturnya.

Simbol bintang bukan hanya ada dalam film Hanung Bramantyo. Dikutip dari akun Twitter @sinema911, Gatotkaca yang diangkat ke dalam game Mobile Legends karya komikus Is Yuniarto juga digambarkan memiliki lambang bintang.

Diketahui, film Satria Dewa: Gatotkaca termasuk salah satu film lokal yang dinantikan penayangannya di tahun ini oleh sejumlah pihak. 

Film yang menggabungkan teknologi CGI (computer-generated imagery) dengan adegan syuting ini diperkuat sejumlah aktor yaitu Rizky Nazar, Yasmin Napper, Omar Daniel, Yayan Ruhian, Cecep Arif Rahman, Ali Fikry, Sigi Wimala dan Edward Akbar. 


Dapat Perhatian Media Internasional


Film Satria Dewa: Gatotkaca mulai menjalani syuting sejak awal Agustus 2020 di Jogjakarta. Proses produksi film arahan sutradara Hanung Bramantyo itu ternyata mencuri perhatian media internasonal.

Terbukti, situs variety.com memberitakannya dengan judul Indonesian Film Franchise Satria Dewa Begins Shooting Under Strict Protocols.

Situs tersebut mengangkat proses syuting film Satria Dewa: Gatotkaca yang digelar di tengah pandemi Covid-19. 

Ia memberitakan proses syutingnya dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat guna mengantisipasi penyebaran virus corona. 
Lokasi syuting dibuat tertutup dan setiap hari dilakukan pengecekan suhu, melakukan swab test setiap minggu, di samping menjaga jarak aman saat berada di balik layar produksi.

Selain itu, variety.com juga mengungkap biaya yang dihabiskan untuk produksi film Satria Dewa: Gatotkaca yang diperkirakan menelan dana antara 4 sampai 5 juta dollar Amerika.

Eksekutif Produser Satria Dewa Studio Rene Ishak mengaku bangga film ini ternyata mendapat perhatian dari media internasional.Apalagi filmnya menganggat tentang kebudyaan Indonesia.

“Sebagai warga bangsa Indonesia, tidak ada yang lebih membahagiakan saya melihat pahlawan Indonesia diterima di panggung Internasional dan membawa kebanggaan bagi bangsa,” ungkapnya dalam keterangan tertulis Sabtu (29/8/2020).

Ishak pun berharap alur cerita dan karakter yang ditampilkan dalam film Satria Dewa: Gatotkaca juga mengundang daya tarik bagi para penonton di dunia internasional.

“Kami berharap dengan daya tarik cerita, karakter, dan jagad Satria Dewa pahlawan kita, tidak hanya akan menarik penonton Indonesia tetapi juga penonton internasional,” katanya penuh harap. (jp)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: