Terendah di Jawa Barat, Target Vaksinasi Anak Meleset, Disdik Maksimalkan Sosialisasi kepada Orang Tua

Terendah di Jawa Barat, Target Vaksinasi Anak Meleset, Disdik Maksimalkan Sosialisasi kepada Orang Tua

radartasik.com, RADAR TASIK - Vaksinasi anak usia 6-11 tahun di Kota Tasikmalaya belum mencapai target, makanya Dinas Pendidikan (Disdik) bersama Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya terus memaksimalkan sosialisasi kepada seluruh Kepala Sekolah Dasar (SD) dan Komite SD. Koordinasi dilakukan melalui virtual, Senin (21/2/2022). Sudah hampir dua bulan capaian vaksinasi anak usia 6-11 tahun baru 70 persen.


Kepala Bidang Pembinaan SD Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya Agus Permana SPd MM mengatakan, sosialisasi kepada kepala SD dan komite SD se-Kota Tasikmalaya ini sebagai ikhtiar memaksimalkan percepatan vaksinasi Covid-19 untuk usia 6-11 tahun, baik dosis satu atau kedua.

“Tujuannya agar tidak ada kekhawatiran orang tua kepada anaknya mengenai Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI). Dengan begitu, mereka mengizinkan anaknya mengikuti vaksin, sehingga memiliki manfaat adanya kekebalan komunal,” katanya kepada Radar, Senin (21/2/2022).

Selanjutnya, upaya memaksimalkan sosialisasi ini, untuk meningkatkan capaian vaksinasi di Kota Tasikmalaya. Sebab saat ini, terhitung jumlah anak yang tervaksin di Kota Tasikmalaya termasuk terendah di Provinsi Jawa Barat.

“Karena hingga saat ini, terkait pelaksanaan vaksinasi Covid-19 usia 6-11 tahun, untuk jenjang SD saja tercatat dosis kesatu baru 63 persen. Sedangkan secara keseluruhan tercatat di Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, usia anak sekolah sudah tervaksin 70 persen, baik dari jenjang SD/MI atau PAUD/RA,” ujarnya.

Dengan demikian, Dinas Pendidikan pun terus berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan, Camat, Kelurahan, RSUD dr Soekardjo, TNI/Polri, BPBD Kota Tasikmalaya agar mencapai target 100 persen usia 6-11 tahun tervaksin. Dengan begitu, dapat membentengi keluarga dari penyebaran Covid-19.

“Diharapkan dengan siswa sudah tervaksin mampu membawa pembelajaran tatap muka terbatas dengan aman dan sehat,” katanya.

Karena sebetulnya, dalam menyelenggarakan pembelajaran tatap muka terbatas tidak cukup protokol kesehatan saja. Melainkan juga mengedepankan keselamatan yakni ketika warga sekolah tervaksin semua.

Kelompok Kerja (Pokja) KIPI Kota Tasikmalaya dr Dewi Patriani MSc SpA menyampaikan, belum tercapainya target vaksinasi anak harus menjadi perhatian bersama. Sebab, dia tidak ingin anak-anak di Kota Tasikmalaya terpapar Covid-19, karena data sebanyak 19 persen di Indonesia terpapar Covid-19 adalah usia 6-11 tahun.

“Anak-anak saat ini harus menjadi perhatian agar tidak terpapar Covid-19, apalagi ada kasus berat dan mudah menular di sekitarnya. Untuk mencegahnya dengan vaksin sebagai upaya mengakhiri pandemi,” ujarnya.

Efeknya ketika anak divaksin dapat meningkatkan kekebalan tubuh, sehingga aman dari penyakit Covid-19. “Karena setelah anak tervaksin sudah terbentuk antibodi,” katanya.

Untuk itu, para kepala SD dan Komite SD diharapkan memberikan pemahaman efek positif anak ketika sudah vaksin. Oleh karenanya, diawali memberikan tahapan fase mengenai keamanan. Fase selanjutnya keefektifan vaksin sehingga orang tua mengizinkan anaknya divaksin.

“Jangan sampai KIPI ini menjadikan ketakutan banyak orang tua. Untuk itu, mari sebarkan informasi bahwa vaksin aman untuk anak,” ujarnya.

Implementasi keamanan vaksin ini dilakukan saat sesi screening, hasil screening ini tiga kategori yakni ditunda, tidak boleh dan boleh.

“Jika orang tua ragu bisa datang ke Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya atau puskesmas,” katanya. (riz)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: