Gubernur Jabar Ridwan Kamil Perintahkan Ini kepada Wali Kota dan Bupati
Senin 21-02-2022,22:30 WIB
Orang nomor satu di Jawa Barat itu kembali memberikan arahan kepada bupati/wali kota untuk mengantisipasi penyebaran
Covid-19 yang memasuki gelombang ketiga.
Pertama, tingkatkan kapasitas tempat tidur rumah sakit (BOR) seperti saat puncak virus
Covid-19 varian delta.
”Saya minta perhitungan BOR menggunakan kapasitas maksimal seperti saat delta menjadi puncaknya. Memang di awal tahun karena delta turun, kapasitas rumah sakit juga turun,” jelas dia.
Kedua, seluruh pemda kabupaten/kota agar menegakkan protokol kesehatan 5M. Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, memakai masker adalah hal yang paling ditekankan.
”Arahan presiden prokes paling utama adalah masker. Arahan Pak Luhut (Menteri Koordinator Maritim dan Investasi), ekonomi kita buka dengan bijak tapi urusan masker lebih ditingkatkan. Jadi saya titip paling fundamental meningkatkan kedisiplinan masker,” urai dia.
Di saat yang sama, tes testing, telusur, tracking, dan tindak lanjut (treatment) harus terus dilakukan pemerintah daerah. Dengan kombinasi ini, gubernur meyakini virus
Covid-19 varian omicron bisa teratasi.
”Apa pun namanya (varian virus
Covid-19) solusinya itu saja berbaginya. Rakyat patuhi prokes negara mencari, merawat, men-treatment,” ujar gubernur yang akrab disapa Kang Emil ini.
Terakhir, Kang Emil meminta kepada seluruh kepala daerah, TNI/Polri untuk mempercepat vaksinasi, khususnya kepada lansia yang belum mendapatkan vaksin kedua.
Ia menuturkan, langkah ini sebagai upaya untuk melindungi masyarakat dari virus
Covid-19 varian omicron yang menyebar begitu cepat. Sebab dari hasil penelitian di Jawa Barat, mereka yang meninggal karena
Covid-19 adalah golongan lansia dan yang belum divaksin.
Bagi daerah yang tingkat vaksinasinya sudah tinggi, didorong untuk melaksanakan kegiatan booster. Sehingga tidak ada berita tentang vaksin
Covid-19 yang kadaluwarsa.
”Kemudian tidak boleh ada vaksin yang kedaluwarsa, jadi jemput bola untuk segera dilakukan. Kemudian dikombinasikan dengan kebijakan pelayanan publik,” tegas Kang Emil.
”Titip lansia karena mayoritas yang meninggal dunia pada usia lansia dan yang belum divaksin. Jadi, kalau ada lansia yang belum divaksin itu adalah yang paling-paling rawan oleh omicron,” imbuhnya. (bbs/rc/kbe)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: