Festival Madrasah Perjuangkan Kesejahteraan

Festival Madrasah Perjuangkan Kesejahteraan

RADAR TASIK - Dewan Pengurus Daerah (DPD) Perkumpulan Guru Madrasah (PGM) Indonesia Kota Tasikmalaya terus berupaya melakukan konsolidasi kapasitas guru. Tujuannya agar guru madrasah mampu memiliki kreativitas, inovasi guru dan profesionalitas yang menjadi penting untuk di era Industri 4.0.


Hal itu disampaikan langsung Ketua DPD PGM Indonesia Kota Tasikmalaya Asep Rizal Asyari pada perayaan Festival Madrasah IV dan Silaturahmi Guru Madrasah dalam rangka menyukseskan PGM Indonesia ketiga, serta launching buku madrasah mandiri dan berprestasi volume II. Bertempat di Gedung Kesenian Kota Tasikmalaya, Sabtu (19/2/2022).

”Intinya kegiatan ini memperjuangkan kepentingan guru madrasah. Sehingga membawa mereka lebih kreatif dan inovatif serta mendapatkan kesejahteraan,” katanya.

Untuk itu, ia pun menghadirkan Staf Khusus Menag RI H M Nuruzzaman, Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Barat, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Tasikmalaya Drs H Mohammad Ali Abdul Latief MAg, dan lainnya untuk memberikan semangat guru madrasah di Kota Tasikmalaya.

”Mengundang Staf Khusus Kemenag dan lainnya ini agar dapat mendengar pesan-pesan kondisi guru madrasah di Kota Tasikmalaya. Sehingga dapat tersampaikan ada berbagai pekerjaan rumah yang menjadi catatan penting untuk mewujudkan guru madrasah hebat dan bermartabat,” ujarnya.

Kemudian usaha terbaru agar menjadi guru hebat dan martabat juga, DPD PGM Indonesia Kota Tasikmalaya menginginkan ada produk dari total jumlah 4.000 guru madrasah, yang 99 persen non PNS dan 1 persen PNS. Oleh karenanya, pihaknya berinisiatif terus membuat buku karya guru madrasah di Kota Tasikmalaya.

”Hari ini pun launching buku kembali sebagai bentuk kemampuan dari kondisi guru madrasah yang hebat. Ini harus diinformasikan kepada masyarakat, kita punya beberapa penulis yang sudah punya kapasitas,” katanya.

Agar lebih berkelanjutan, guru madrasah perlu didukung, sehingga mendapatkan ruang bagi penulis agar terus berkreasi. Di sinilah butuh rumah kreatif madrasah, untuk wadah para guru madrasah untuk kumpul bersama sehingga bisa memunculkan inspirasi, agar menjadikan madrasah lebih baik.

“Kita ingin punya rumah besar PGM untuk menampung kreativitas bagi guru madrasah. Untuk itulah saya minta semua pemangku kepentingan bisa mewujudkan keberadaan rumah tersebut, sehingga dapat memperjuangkan guru madrasah,” ujarnya.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Tasikmalaya Drs H Mohammad Ali Abdul Latief MAg mengapresiasi PGM untuk terus mengawal guru madrasah agar lebih hebat. Sebab, menurutnya, pendidikan adalah perjuangan, dengan begitu tidak pernah menyerah apapun ketika ada problem di lingkungan madrasah.

“Perlu dipahami untuk lembaga pendidikan di lingkungan Kemenag, yakni hanya madrasah formal 10 persen negeri dan kebanyakan 90 persen swasta. Oleh karenanya, saya minta PGM sebagai mitra Kemenag bersama-sama untuk meningkatkan mutu kualitas guru dan lembaga madrasah,” katanya.

Mengingat pentingnya guru madrasah sebagai garda terdepan dalam membimbing pembentukan karakter generasi penerus. Artinya siswa yang didik oleh guru madrasah sekarang, ke depannya menjadi orang yang mengisi pembangunan bangsa.

“Melihat pentingnya guru madrasah, yakni menyumbangkan peningkatan sumber daya manusia dalam rangka menjadikan bangsa unggul dan berkeadaban,” ujarnya.

Oleh karenanya, ia pun berpesan agar program prioritas guru madrasah memiliki penguatan moderasi beragama. “Dengan begitu siswa paham pentingnya toleransi kehidupan berbangsa dan bernegara,” katanya menambahkan.

Staf Khusus Kemenag RI H M Nuruzzaman menyampaikan apresiasi yang luar biasa dan penghargaan kepada guru madrasah di Kota Tasikmalaya. Sebab telah mempunyai karya buku yang berbasis penelitian.

“Sangat jarang ada guru-guru madrasah yang mau meneliti dan kajian secara serius kemudian dibukukan. Semoga guru madrasah di Kota Tasikmalaya bisa sebagai contoh guru lain,” katanya.

Selain itu, Kemenag RI saat ini sangat perhatian kepada guru madrasah. Utamanya dalam peningkatan kapasitas SDM guru madrasah terhadap keilmuannya.

Makanya Kemenag memfasilitasi para guru madrasah yang belum memiliki gelar strata 1 (S1), sehingga tahun ini mengadakan program kuliah Cyber Islamic University (CIU) atau Universitas Islam Siber Syekh Nurjati Indonesia (UISSI).

“Ada sekitar 56.000 guru madrasah yang belum mendapatkan gelar S1, sehingga Kemenag membuka kesempatan untuk melanjutkan di program kuliah Cyber Islamic University. Bagi ada guru madrasah di Kota Tasikmalaya yang belum S1 silahkan ikut, ini peluang meningkatkan kapasitas guru madrasah,” ujarnya.

Hal itu, merupakan salah satu bentuk rasa terima kasih kepada guru madrasah. Karena mereka terus mencerdaskan anak bangsa, berharap dapat meningkat kapasitasnya.

“Perhatian pemerintah tidak ada apa-apanya, atas pengorbanan guru madrasah untuk mendidik anak-anak bangsa. Oleh karenanya, sebagai bentuk menghormati dan penghargaan kepada guru madrasah memberikan pelayanan terbaik untuk mereka, salah satunya peningkatan SDM,” katanya. Kemudian, peran guru madrasah sebagai garda moderasi beragama. Untuk itu, bisa memberikan pemahaman moderasi beragama dengan baik untuk siswanya.

Moderasi beragama itu tanpa meninggalkan identitas agama, tetapi mencintai dan menjaga negara yang didiami. Kemudian mempunyai karakter toleransi atau menghargai agar bisa kerja sama terhadap perbedaan. (riz)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: