Dedi Mulyadi Ngamuk, Minta Penjual Ciu Meminum Barang yang Dijualnya, Tapi Menolak Alasannya Klasik Pisan

Dedi Mulyadi Ngamuk, Minta Penjual Ciu Meminum Barang yang Dijualnya, Tapi Menolak Alasannya Klasik Pisan

Radartasik.com, PURWAKARTA — Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Dedi Mulyadi, ngamuk kepada penjual ciu (sejenis minuman keras) karena merasa telah membohonginya lantaran masih menjual minuman keras tradisonal tersebut. Padahal faktanya ditemukan ratusan botol ciu yang disembunyikan di kebun belakang rumah penjual ciu.

“Amang bohong ka saya,” kata Dedi Mulyadi, dalam uangghan di video di kanal youtubenya, saat melihat ada sekitar 4 dus minuman jenis ciu.

Ketahuan berbohong, penjual ciu itu pun tampak mulai ketar-ketir. Apalagi pria yang pernah menjadi Bupati Purwakarta selama dua periode tersebut memaksanya untuk meminum barang yang dijualnya itu

“Inum ku amang sok (minum sama amang silahkan),” kata Dedi Mulyadi, sambil berteriak menyodorkan minuman dalam botol kemasan plastik yang tidak lain ciu.

Sayangnya, si penjual ciu tampak menggelengkan kepalanya, tidak mau meminum ciu yang dia jual tersebut.

“Inum, inum (Minum, minum),” teriak Dedi Mulyadi lagi, dengan wajah merah sambil kembali menyodorkan minuman tersebut.

Namun lagi-lagi si penjual tetap enggan meminum ciu yang dijual tersebut.

“Kenapa engga mau meminum minuman ini?,” tanya Dedi Mulyadi, yang dijawab si amang penjual minuman tersebut bahwa dirinya tidak biasa meminum minuman tersebut.

Akhirnya minuman keras jenis ciu tersebut pun diangkut semuanya oleh Satpol PP Purwakarta, yang selanjutnya akan diserahkan ke Polres Purwakarta dijadikan barang bukti untuk di proses secara hukum.

Di saat Dedi Mulyadi sedang marah terkait dengan penjualan ciu tersebut, ternyata beberapa waktu kemudian dikejutkan dengan informasi ada warga Purwakarta yang meninggal akibat meminum miras oplosan sejenis ciu.

Hal itu sebagaimana laporan kepala Desa Sukajaya, Nirwan, yang mengatakan salah satu warganya meninggal dunia akibat meminum minuman keras jenis ciu.

“Yang satu warga Sukajaya, satu lagi warga Cilalawi. Semuanya warga Kecamatan Sukatani,” kata Nirwan, bercerita kepada Dedi Mulyadi. (adw/pojokjabar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: