Jalan Tol Getaci Seksi Garut Utara-Tasikmalaya Memiliki Panjang 50,32 Km, Tahun 2024 Bisa Dilintasi
Reporter:
usep saeffulloh|
Senin 14-02-2022,05:00 WIB
Radartasik.com, Keterhubungan antardaerah akan sangat mudah setelah Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap (Getaci) jadi dibangun. Konstruksi tol terpanjang di Indonesia itu akan dimulai 2022 dan tuntas 2024.
Dari total panjang 206,65 kilometer, Jalan
Tol Getaci yang akan melintasi kabupaten dan kota di
Jawa Barat sepanjang 169,09 kilometer, sedangkan sisanya melintasi Provinsi Jawa Tengah atau sepanjang 37,56 kilometer.
Titik awal jalan tol dimulai dari
Junction Gedebage di Kabupaten Bandung, lalu melewati Majalaya, Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya,
Kota Tasikmalaya, Ciamis, Banjar dan Pangandaran hingga ke wilayah Cilacap, Jawa Tengah.
Tol Getaci akan dibangun dalam empat seksi. Rinciannya, Seksi 1 dimulai dari
Junction Gedebage hingga
Garut Utara. Total panjangnya, 45,20 km.
Pembangunan Jalan
Tol Getaci dari seksi 1 dan 2 atau dari Junction Gedebage hingga
Kota Tasikmalaya, tepatnya di Jalan Sewaka, Kecamatan Mangkubumi ditargetkan tuntas 2024.
Sedangkan pembangunan seksi 3 Tasikmalaya-Patimuan (Jawa Tengah), yang melintasi Kabupaten Ciamis, Banjar dan Pangandaran serta Patimuan sepanjang 76,78 km dan seksi 4 Patimuan-Cilacap sepanjang 34,35 km, akan tuntas dibangun 2029. Awal pembangunannya dimulai 2027.
Pembangunan untuk tahap pertama, yaitu Seksi 1 dan Seksi 2, yang dimulai dari Junction Gedebage hingga Simpang Susun (SS) Tasikmalaya sepanjang 94,22 kilometer.
Tahap kedua yaitu Seksi 3 dan Seksi 4, yang dimulai dari SS Tasikmalaya hingga SS Cilacap sepanjang 112,43 Kilometer, termasuk main road sepanjang 1,3 kilometer pada Seksi 1 yang terkoneksi dengan rencana Jalan Tol Bandung Intra Urban Toll Road (BIUTR).
”Kehadiran Jalan
Tol Getaci bisa turut mendukung pergerakan orang dan barang,” ujar Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Danang Parikesit beberapa waktu lalu.
“Kehadiran jalan tol ini justru akan jadi pelengkap jalan nasional, terutama dalam mendukung pengguna jalan dengan jarak jauh,” ujar Danang Parikesit.
Di dalam konsorsium itu PT
Jasa Marga Persero Tbk bermitra dengan PT Daya Mulya Turangga, Gama Grup, PT Jasa Sarana, PT Waskita Karya Persero Tbk, PT PP Persero Tbk dan PT Wijaya Karya Persero Tbk. Mereka membentuk PT Jasamarga Gedebage Cilacap (JGC).
“Total panjang lintasan 206,65 kilometer yang merupakan ruas jalan terpanjang di
Indonesia dengan nilai investasi sebesar Rp 56 triliun dengan konsesi 40 tahun,” demikian dilansir dari Youtube Official
Jasa Marga.
Direktur Utama PT JGC, Jo Mancelly menyampaikan ke depannya PT JGC selaku pengelola Jalan
Tol Getaci akan terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk mempercepat penyelenggaraan pembangunan Jalan
Tol Getaci.
“Hal ini termasuk pembebasan lahan yang sesuai dengan target waktu yang telah ditetapkan sebelumnya, sehingga secara konstruksi untuk pembangunan Tahap 1 dapat dilakukan di akhir tahun 2022,” kata Jo Mancelly.
Tahap pertama pembangunan
Tol Getaci diestimasi akan selesai pada 2024 mulai dari Gedebage-
Garut Utara-Tasikmalaya.
Jalan
Tol Getaci akan dimulai dari Gedebage kemudian exit tol beberapa tempat dan untuk sementara sampai
Kota Tasikmalaya persisnya di Jalan Sewaka. Nanti tahap yang selanjutnya dari Tasikmalaya ke Cilacap.
“Mohon doa restu sehingga pembangunan (tol) yang diidam-idamkan masyarakat bisa cepat selesai,” ujar Pak Uu, demikian panggil
Uu Ruzhanul Ulum, saat meninjau calon lokasi Tol Cigatas di Desa Talagasari, Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, Jumat (11/2/2022).
Uu Ruzhanul Ulum berharap
Tol Getaci selesai sesuai rencana. Menurutnya, pada hakikatnya jalan tol ini dapat sangat bermanfaat bagi masyarakat, selain untuk mempermudah transportasi juga dapat meningkatkan perekonomian daerah.
“Saya tidak berharap
Tol Getaci ini kejadian Bocimi sama Cisumdawu. Maka, pengertian dari masyarakat yang diharapkan termasuk sosialisasi yang lebih awal dan lebih jelas pada masyarakat masalah teknis tentang pembebasan tanah,” imbuhnya.
Uu Ruzhanul Ulum mengimbau masyarakat yang terkena dampak untuk melepaskan lahannya dengan harga wajar demi sukses proyek nasional. Lalu pada saat pembangunan diharapkan jangan ada gangguan yang menghambat prosesnya.
“Karena harga yang sudah ditentukan kami punya payung hukumnya. Jangan sampai tanah 1 hektare asalnya milik 20 orang
karena teu kuat hoyong artos tipayun kemudian dijual kepada makelar tinggal milik satu orang. Satu orang tersebut orang yang bonafide, banyak duitnya, dan kadang yang seperti ini sulit akhirnya lahan sulit dibebaskan oleh kami,” kata
Uu Ruzhanul Ulum.
“Jadi saya minta pada masyarakat Tasik, Garut, Bandung untuk tidak menjual tanahnya ke makelar (calo) sebelum ada transaksi dengan kami supaya tidak berabe di saat yang akan datang,” kata
Uu Ruzhanul Ulum berpesan.
(ujang nandar / rezza rizaldi / radartasik.com / je)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: