Ukraina Menuduh Rusia Membuat Tuntutan Yang Tidak Dapat Diterima

Ukraina Menuduh Rusia Membuat Tuntutan Yang Tidak Dapat Diterima

Radartasik.com, Ukraina menganggap tuntutan Rusia untuk jaminan keamanan bukanlah titik awal untuk diskusi dan negosiasi, tetapi malah menjerumuskan benua Eropa ke dalam krisis keamanan yang mendalam, kata Menteri Luar Negeri Ukraina Dmitry Kuleba.

Berbicara secara virtual kepada Institut Hubungan Internasional Prancis, Kuleba meminta sekutu Barat Kiev untuk bersatu melawan Moskow.

Kuleba menerangkankan tahun lalu Rusia mengirimkan daftar tuntutan dalam bentuk dua rancangan perjanjian untuk mencari jaminan yang mengikat secara hukum dari Washington dan Brussels atas masa depan keamanan Eropa, AS dan NATO.

Tuntutan ini termasuk diakhirinya ekspansi NATO ke arah timur, penarikan pasukan dan diakhirinya penyebaran rudal di dekat perbatasan Rusia.

“Ultimatum yang dikeluarkan oleh Kremlin, sekarang dalam bentuk dokumen, sama sekali bukan solusi yang dapat diterima,” kata Kuleba.

“Persyaratan untuk mengambil atau tidak membawa beberapa negara ke NATO, untuk menarik pasukan dari wilayah Aliansi, tidak dapat diterima. Ini bukan pembuka untuk diskusi. Itu adalah revolver yang dimuat di atas meja.” Ungkapnya.

Menurut Kuleba, pemimpin  Rusia telah memutuskan untuk memutar kembali waktu ke jaman kegelapan konfrontasi, menyebut kekhawatiran Moskow tentang tindakan NATO sebagai ancaman mitos.

“Saya menyesal bahwa, untuk kedua kalinya dalam waktu kurang dari seratus tahun, Eropa dibayangi oleh negara otoriter yang agresif yang mencari cara untuk membalas dendam dan mendesain ulang arsitektur keamanan di benua itu  menggunakan ancaman dan senjata,” tuturnya dikutip dari Russian Today.

Pidato Kuleba sendiri muncul ketika negara-negara Barat telah menyatakan kekhawatiran bahwa Rusia sedang merencanakan invasi ke Ukraina.

Klaim ini telah berulang kali dibantah oleh Kremlin dan juga dianggap sepele oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Diketahui para pejabat dari Rusia dan Ukraina bertemu di Berlin, bersama perwakilan dari Prancis dan Jerman, untuk membahas masa depan Ukraina timur dan perang di Donbass.

Menurut Dmitry Kozak, yang memimpin tim Moskow, hampir sembilan jam negosiasi berakhir dengan jalan buntu. (sal)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: