Transformasi Digital Tidak Bisa Ditawar: Digitalisasi Dalam Kerangka ESG Dukung Bisnis Mikro BRI Tumbuh

Transformasi Digital Tidak Bisa Ditawar: Digitalisasi Dalam Kerangka ESG Dukung Bisnis Mikro BRI Tumbuh

Sebagai entitas perbankan yang baru saja melakukan aksi korporasi holding ultra mikro, dalam rangka percepatan konsolidasi data, BRI telah memanfaatkan API terhadap aplikasi cross-selling SenyuM Mobile yang digunakan oleh 63 ribu tenaga pemasar holding ultra mikro (BRI, Pegadaian dan PNM).

Melalui aplikasi bersama tersebut diharapkan terjadi integrasi bisnis yang berkelanjutan sehingga pelaku usaha segmen ultra mikro dapat terlayani dengan baik seiring dengan naik kelasnya bisnis mereka.

Penggunaan teknologi dalam mendukung percepatan bisnis perlu disertai dengan restrukturisasi bisnis proses dan bisnis model yang menyempurnakan penerapan dari teknologi itu sendiri.

Dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi nasional melalui percepatan proses layanan pinjaman kepada pelaku usaha mikro, BRI juga telah melakukan business process reengineering dengan aplikasi BRISPOT.

Hasil transformasi digital tersebut hingga saat ini telah mampu menyalurkan kredit mikro kepada lebih dari 39 ribu pelaku usaha mikro dengan rata-rata nilai kredit sebesar 1,5 triliun per hari.

Digitalisasi Dukung Implementasi ESG

Selain itu, Supari menuturkan implementasi prinsip ESG terhadap pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan turut menjadi bagian penting dalam rencana bisnis BRI. 

Seiring dengan transformasi digital yang sedang digalakan, perseroan mendukung seluruh aspek mulai dari lingkungan (environment), sosial (social) dan tata kelola (governance).

”Menjadi bank yang terbesar dan tersebar jaringan kerja di seluruh Indonesia, BRI melalui berbagai inovasi digital memberikan layanan keuangan yang inklusif serta pendalaman literasi kepada pelaku usaha mikro dan ultra mikro,” kata dia.

”Sebagai target inklusi keuangan nasional 90 persen pada 2024, BRI berupaya untuk berkontribusi dari ekosistem mikro dan ultra mikro sebesar 70 persen,” papar Supari dengan optimistis.

Dari sisi pendalaman literasi pemberdayaan, BRI memiliki LinkUMKM yang dapat diakses oleh seluruh pelaku usaha secara gratis. Hingga saat ini, telah lebih dari 1 juta pelaku usaha telah memanfaatkan fasilitas platform pemberdayaan online terpadu tersebut. 

Sedangkan, dalam rangka memberikan economic value terhadap pelaku usaha dengan memberikan akses pasar yang lebih luas, BRI telah membuat platform Pasar.id dan Pasar Rakyat Indonesia (PARI) yang memberikan kemudahan transaksi dan berbagai solusi bagi pelaku ekosistem komoditas dalam layanan BRI terintegrasi secara holistic.

”Hari ini model bisnis segmen mikro sudah berubah dan semakin dinamis. Hal ini sebagai upaya dalam rangka memitigasi potensi risiko strategis sehingga mampu mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis di masa depan,” jelas dia.

”Sebagai market leader di segmen mikro, BRI akan selalu di depan perubahan dengan melakukan inovasi untuk memastikan pertumbuhan yang sustain dan bermanfaat bagi masyarakat pelaku usaha mikro dan ultra mikro,” pungkas Supari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: