AS Akan Cairkan 7 miliar Dollar Dana Afghanistan Yang Dibekukan
Reporter:
Achmad faisal|
Sabtu 12-02-2022,18:40 WIB
Radartasik.com,
Pemerintah AS telah mulai membebaskan sekitar $7 miliar dana Afghanistan yang dibekukan dan disimpan di bank-bank Amerika pada hari Jumat (11/02/2022) kemarin.
Tetapi tidak memberikan akses kepada
Taliban untuk mendapatkan dana itu menurut pengumumkan Gedung Putih yang menyebut langkah itu sebagai bagian dari rencana untuk mengatasi krisis kemanusiaan yang meluas di
Afghanistan.
Presiden Joe Biden mengeluarkan perintah eksekutif yang meminta kekuatan darurat untuk meminta lembaga keuangan
AS untuk mengkonsolidasikan dan memblokir" aset yang dimiliki oleh bank Da
Afghanistan, bank sentral negara itu.
Langkah tersebut mencakup dana sekitar $3,5 miliar untuk upaya bantuan, meskipun jumlah lain pada akhirnya akan ditransfer tergantung pada berbagai upaya yang sedang berlangsung untuk memberikan kompensasi kepada para korban terorisme
Taliban di
AS, termasuk kerabat mereka yang tewas dalam serangan 11 September.
Perintah itu datang ketika Washington yang telah menolak seruan
Taliban untuk mengeluarkan uang dan belum mengakui kelompok militan itu sebagai pemerintah sah
Afghanistan.
Diketahui dalam beberapa pekan terakhir, pemerintahan Biden juga mendapat tekanan dari Kongres untuk menggunakan dana tersebut untuk mengatasi krisis ekonomi dan kemanusiaan di
Afghanistan.
Pendanaan internasional untuk
Afghanistan ditangguhkan setelah pengambilalihan
Taliban Agustus lalu, meninggalkan miliaran dolar dan aset milik negara itu terperangkap di luar negeri.
Menurut New York Times, kurang lebih sekitar $7 miliar masih tersisa di bank-bank
AS, termasuk Federal Reserve Bank of New York, yang mengutip ketidakpastian mengenai siapa yang memiliki wewenang hukum atas uang tersebut untuk membuat dana tersebut dapat diambil.
Pemerintah
AS akan berupaya memfasilitasi akses ke setengah dari aset tersebut untuk "kepentingan rakyat
Afghanistan dan untuk masa depan
Afghanistan," menurut lembar fakta Gedung Putih tanpa merinci seperti apa proses itu nantinya.
Ia juga mengatakan bahwa korban Amerika dari serangan
Taliban harus mendapatkan "kesempatan penuh untuk mengajukan klaim mereka di pengadilan," dengan lebih dari $3,5 miliar aset DAB tersisa di
AS sebagai dana kompensasi untuk penggugat.
The New York Times mencatat sangat tidak biasa bagi
AS untuk "memerintah" aset negara asing, dengan makalah tersebut melaporkan bahwa jumlah yang ditandai untuk upaya bantuan pada akhirnya dapat ditempatkan dalam dana perwalian yang akan membiayai bantuan sementara melewati
Taliban.
Tetapi pengaturan ini diperkirakan akan memakan waktu beberapa bulan, kata sumber yang tidak disebutkan namanya.
Dikutip dari
Russian Today, Taliban telah mengkritik langkah itu sebagai "pencurian" dengan Mohammad Naeem, juru bicara kantor politik kelompok itu, menggambarkannya sebagai tingkat kebobrokan moral oleh manusia yang paling rendah.
Kelompok itu sebelumnya telah meminta masyarakat internasional untuk mengeluarkan dana dan membantu mencegah bencana kemanusiaan karena ekonominya terus goyah.
Afghanistan memiliki cadangan lebih dari $9 miliar, dengan sisa asetnya di Jerman, Uni Emirat Arab, dan Swiss.
Bulan lalu, PBB meminta bantuan hampir $5 miliar untuk
Afghanistan, memperingatkan bahwa hampir 90% dari 38 juta penduduk negara itu telah jatuh di bawah garis kemiskinan dan lebih dari satu juta anak berisiko kelaparan. (sal)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: