Sosok Wanita yang Meninggal Bersama Perwira Polisi Anak Gubernur Kaltara dalam Camry Terbakar Masih Misterius
Reporter:
radi|
Rabu 09-02-2022,06:20 WIB
Radartasik.com, JAKARTA - Ada sejumlah fakta menarik terkait kecelakaan mobil yang menimpa anak Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara), AKP Novandi Arya Kharism (31), dibeberkan Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo.
AKP Novandi adalah anggota Polri yang bertugas di Polda Kalimantan Timur dengan jabatan Kasat Polairud Polres Berau. Ia di Kabarkan berada di Jakarta karena sedang mengikuti pendidikan.
AKP Novandi yang juga merupakan
anak Gubernur Kaltara itu
tewas bersama seorang
wanita yang belum diketahui indentitasnya seusai mobil Toyota Camry yang dikemudikannya menabrak separator busway dan
hangus terbakar.
Kecelakaan tunggal yang menimpa AKP Novandi Arya Kharisma itu terjadi pada Senin (07/02/2022) sekitar pukul 00.30 WIB.
“Korban atas nama Novandi Arya Kharisma adalah anggota Polri yang saat ini bertugas di Polda Kalimantan Timur,” kata Sambodo, Selasa (08/02/2022) malam.
Selasa sore kemarin, jenazah AKP Novandi juga sudah diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan.
Berdasarkan informasi, keberadaan AKP Novandi di Jakarta untuk mengikuti pendidikan kejuran (Dikjur).
“Ada informasi yang bersangkutan itu sedang ada Dikjur,” kata Sambodo.
Guna memastikan itu, kata dia, polisi bakal melakukan penyelidikan lebih lanjut.
“Tentu nanti akan ada bagian tersendiri yang akan melaksanakan penyelidikan terkait hal itu,” kata Sambodo.
Sosok
Wanita yang Misterius
Sementara Kabid Dokkes
Polda Metro Jaya Kombes Didiet Setiobudi menjelaskan, pihaknya melakukan identifikasi jenazah dengan proses Disaster Victim Identification (DVI).
Berdasarkan berbagai data, dipastikan bahwa jenazah tersebut adalah AKP Novandi Arya Kharisma.
“100 persen yang bersangkutan bisa dipastikan bernama Novandi Arya Kharisma usia 31 tahun,” ungkap Didiet.
Akan tetapi, pihaknya masih belum bisa mengidentifikasi korban kedua berjenis kelamin
wanita dalam
kecelakaan tunggal tersebut.
Karena itu, pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar melapor jika ada yang merasa kehilangan keluarga.
Selain itu, agar juga membawa data-data yang akan digunakan untuk melakukan identifikasi.
“Untuk korban kedua kami masih menganggap sebagai orang hilang karena belum kita temukan identitasnya,” ujarnya. (ruh/int/pojoksatu)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: