Bisnis Properti di Kota Banjar Diprediksi Meningkat Pesat Setelah Dibangun Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap, Waktunya Berinvestasi
Reporter:
usep saeffulloh|
Jumat 04-02-2022,08:30 WIB
Radartasik.com, BANJAR — Pembangunan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap (Getaci) akan berimbas dalam pengembangan bisnis kawasan. Termasuk pembangunan zona industri dan bisnis serta perumahan.
Akses yang mudah dan konektivitas atau keterhubungan antar daerah, kabupaten/kota dan provinsi, setelah pembangunan jalan tol menjadi pembuka kran investasi.
Koordiantor Wilayah Priangan Timur
Pengembang Indonesia (PI), Deni Puja Irawan mengatakan sebenarnya
properti (perumahan) bisa maju, jika dunia industri sudah ada.
"Saya dengar Gubernur Jabar Ridwan Kamil akan merencanakan pembangunan
kawasan industri. Kalau tidak di
Ciamis ya di Banjar," kata dia kepada
radartasik.com, Kamis (03/02/2022).
Terlebih Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah pun berencana juga akan membangun
kawasan industri. Maka perlu diantisipasi saat ini oleh pemerintah.
Deni Puja Irawan pun meyakini jika
kawasan industri sudah ada maka bisnis perumahan akan maju. Namun hal itu, bukan menjadi tolak ukur sebanyak apa yang datang ke Banjar.
"Jika semakin banyak yang berdatangan ke Banjar ketika ada akses jalan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap maka ekonomi akan naik (meningkat) juga," tegas Deni Puja Irawan.
Menurut Deni Puja Irawan, berdasarkan site plan dari pemerintah pusat, di
Kota Banjar tidak ada
exit Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap, karena
exit tol akan dibangun di Kertahayu Kecamatan
Pamarican Kabupaten
Ciamis.
Selama pandemi Covid-19 bisnis
properti sangat terdampak, terlebih penjualan perumahan komersil stage alias tidak ada sama sekali.
Namun hal itu terbantu dengan adanya perumahan bersubsidi masih berjalan meski hanya 20 sampai 30 persen dibandingkan dengan komersil.
"Dampak pandemi sangat membuat pengusaha
properti terpukul. Mudah-mudahan tahun ini dan seterusnya bisa kembali pulih," ujar Deni Puja Irawan.
Saat ini kebutuhan perumahan bisa dibandingkan dengan jumlah penduduk. Misalkan 1,5 persen per tahun.
Namun pemerintah juga harus membatasi, jangan sampai pertumbuhan perumahan lebih besar dari jumlah penduduk. Melainkan harus seimbang. (anto sugiarto/radartasik.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: