Bisnis Properti di Kota Banjar Diprediksi Meningkat Pesat Setelah Dibangun Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap, Waktunya Berinvestasi

Bisnis Properti di Kota Banjar Diprediksi Meningkat Pesat Setelah Dibangun Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap, Waktunya Berinvestasi

Radartasik.com, BANJAR — Pembangunan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap (Getaci) akan berimbas dalam pengembangan bisnis kawasan. Termasuk pembangunan zona industri dan bisnis serta perumahan. 


Akses yang mudah dan konektivitas atau keterhubungan antar daerah, kabupaten/kota dan provinsi, setelah pembangunan jalan tol menjadi pembuka kran investasi.

Koordiantor Wilayah Priangan Timur Pengembang Indonesia (PI), Deni Puja Irawan mengatakan sebenarnya properti (perumahan) bisa maju, jika dunia industri sudah ada. 

"Saya dengar Gubernur Jabar Ridwan Kamil akan merencanakan pembangunan kawasan industri. Kalau tidak di Ciamis ya di Banjar," kata dia kepada radartasik.com, Kamis (03/02/2022).

Terlebih Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah pun berencana juga akan membangun kawasan industri. Maka perlu diantisipasi saat ini oleh pemerintah. 

Deni Puja Irawan pun meyakini jika kawasan industri sudah ada maka bisnis perumahan akan maju. Namun hal itu, bukan menjadi tolak ukur sebanyak apa yang datang ke Banjar.

"Jika semakin banyak yang berdatangan ke Banjar ketika ada akses jalan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap maka ekonomi akan naik (meningkat) juga," tegas Deni Puja Irawan.

Menurut Deni Puja Irawan, berdasarkan site plan dari pemerintah pusat, di Kota Banjar tidak ada exit Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap, karena exit tol akan dibangun di Kertahayu Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis

Namun begitu, Deni Puja Irawan berharap pemerintah Kota Banjar bisa mengusahakan agar exit Tol Getaci ada di Kota Banjar

"Kalau exit Tol Getaci masuk di Kota Banjar, harus mulai berbenah dari sekarang. Salah satunya dengan mengembangkan kawasan industri," ujarnya. 

Selama pandemi Covid-19 bisnis properti sangat terdampak, terlebih penjualan perumahan komersil stage alias tidak ada sama sekali. 
Namun hal itu terbantu dengan adanya perumahan bersubsidi masih berjalan meski hanya 20 sampai 30 persen dibandingkan dengan komersil. 

"Dampak pandemi sangat membuat pengusaha properti terpukul. Mudah-mudahan tahun ini dan seterusnya bisa kembali pulih," ujar Deni Puja Irawan. 
Saat ini kebutuhan perumahan bisa dibandingkan dengan jumlah penduduk. Misalkan 1,5 persen per tahun. 

Namun pemerintah juga harus membatasi, jangan sampai pertumbuhan perumahan lebih besar dari jumlah penduduk. Melainkan harus seimbang.  (anto sugiarto/radartasik.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: