Jalur Lingkar Utara Belum Aman
Reporter:
andriansyah|
Kamis 03-02-2022,10:45 WIB
radartasik.com, BUNGURSARI — Meski sudah terhubung sampai dua kecamatan, Jalur Lingkar Utara masih memerlukan biaya besar. Penghubung Simpang Lanud Wiriadinata sampai Karang Resik Kecamatan Cipedes itu, membutuhkan sekitar Rp 200 miliaran sampai selesai.
Wali
Kota Tasikmalaya, H Muhammad Yusuf menjelaskan tersisa beberapa kilometer jalan yang masih berupa tanah. Termasuk jembatan berukuran cukup besar, dalam menyambungkan jalur yang saat ini sudah dibangun.
Ia berharap tahun mendatang bisa terealisasi, seluruh jalur tersebut bisa terkoneksi. “Kita terus upayakan, supaya kegiatan bisa dilanjutkan sampai tuntas,” ujarnya kepada wartawan, usai memberikan surat keputusan purna bakti di aula BKPSDM, Rabu (2/2/2022).
Pemkot, kata dia, terus berkoordinasi dengan pemerintah provinsi dan pusat, dalam upaya menuntaskan jalur itu. Mengingat nantinya jalur itu nantinya menjadi sarana penunjang kehadiran Tol Bandung-Tasik. “Semoga beberapa kilometer lagi bisa terhubung, itu kan dikejar juga operasional tol beberapa tahun ke depan. Supaya beban arus kendaraan ke pusat kota dapat ditekan, dengan adanya lingkar utara, ketika menuju arah Ciamis kedatangan kendaraan dari arah Bandung,” paparnya.
Yusuf mengimbau masyarakat bisa menjaga hasil pembangunan tersebut. Ia memutuskan sementara waktu jalur yang sudah menghubungkan Kecamatan Cibeureum sampai Purbaratu itu, sementara waktu tidak digunakan secara efektif. “Sementara jalan yang sudah bagus ditutup dulu sampai penggunaannya diberlakukan, karena program lingkar utara ini cukup lama dari 2016, kalau tidak urgent jangan dipakai dulu,” pintanya.
Ia mengulas beberapa pekan terakhir masyarakat sekitar sudah menggunakannya sebagai sarana car free day (CFD). Ia meminta tidak dulu digunakan untuk kegiatan semacam itu, mengingat belum semua sarana prasarana badan jalan lengkap. “CFD jangan dulu, CFD pindah dulu ke lanud kita sudah kordinasi dengan Danlanud. Termasuk rambu lalu lintas, penamaan jalan, serta kebutuhan jalan lainnya belum dilengkapi. Jadi supaya aman untuk semua kegiatan, tidak dipakai dulu,” sambungnya.
Sebelumnya, Dinas Perhubungan (
Dishub)
Kota Tasikmalaya menutup sementara Jalan Lingkar Utara (Lingtar) yang mulai dimanfaatkan oleh masyarakat. Namun demikian, warga tetap melabrak water barrier yang dipasang petugas.
Dari informasi yang dihimpun Radar,
Dishub mulai memasang water barrier tersebut pada Kamis (20/1/2022). Tetapi di Jumat sore (21/1/2022) water barrier yang terpasang digeser, sehingga baik pengguna sepeda motor maupun mobil kembali bisa melintas.
Kepala
Dishub Kota Tasikmalaya H Aay Zaini Dahlan mengatakan penutupan tersebut merupakan hasil kajian. Karena ada beberapa hal yang harus dipersiapkan sebelum jalan itu dibuka untuk umum. “Belum jadi jalan umum, kajiannya ada di Kabid Lalin,” ungkapnya kepada Radar, kemarin.
Kabid Lalin
Dishub Kota Tasikmalaya Gumilar mengatakan bahwa untuk sementara ini pihaknya menutup jalan tersebut. Pasalnya, di samping belum tuntas sepenuhnya, kelayakan fungsinya masih perlu dikaji. “Rambu belum ada, sarana dan prasarana lainnya juga belum ada,” ujarnya.
Hal ini demi keamanan masyarakat karena dikhawatirkan terjadi kecelakaan lalu lintas. Terlebih sudah beberapa kali kejadian kecelakaan di persimpangan jalan dekat Lanud Wiriadinata itu. “Ini demi keamanan masyarakat juga,” ucapnya.
Pihaknya pun akan melakukan uji fungsi bersama Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (
PUTR). Sampai jalan tersebut dinyatakan layak untuk difungsikan barulah akan dibuka. “Minggu depan kita akan lakukan pengujian,” terangnya.
Disinggung soal water barrier yang hanya tertutup separuh, pihaknya cukup menyesalkan. Menurutnya, ada warga yang menggeser water barrier yang sudah dipasang petugas. “Kalau kita menutupnya secara full,” ucapnya.
Seharusnya, lanjut Gumilar, masyarakat paham maksud pemerintah menutup jalan tersebut. Karena pada prinsipnya hal itu ditujukan untuk keselamatan masyarakat. “Ya kan kita tidak mau ada kecelakaan,” katanya.
Salah satu warga yang masuk ke jalan Lingtar, Muiz Siroj (34), warga Cibeureum tidak melihat jalan itu ditutup karena masih ada ruang melintas. Maka dari itu, dia masuk untuk sekadar melihat suasana jalan baru itu. “Penasaran saja ingin melihat suasananya,” imbuhnya. (igi/rga)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: