Manajemen Konstruksi Tingkatkan Mutu Unsil

Manajemen Konstruksi Tingkatkan Mutu Unsil

radartasik.com, TASIK - Dosen Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya Prama Permana MM melaksanakan penelitian sebagai salah satu penerapan tri darma perguruan tinggi.


Dalam penelitiannya pada 2021 tersebut, membahas Peran Manajemen Konstruksi dalam Pembangunan Sarana dan Prasarana Pendidikan di Unsil.

Kata Prama, latar belakang mengambil peran manajemen konstruksi tersebut, bahwa dalam pelaksanaan pembangunan diperlukan suatu manajemen yang kredibel, sehingga penggunaan sumber daya dapat efisien dan efektif. Pembangunan sarana dan prasaran pendidikan pada Unsil adalah salah satu faktor kunci keberhasilan yang memiliki daya ungkit tinggi untuk meningkatkan daya saing lulusan.

Menurutnya, Unsil adalah salah satu perguruan tinggi negeri (PTN) baru dari 35 PTN baru di Indonesia. Dalam rangka mengejar ketertinggalan dari PTN yang berstatus satuan kerja menuju badan layanan umum (BLU) atau PTN berbadan hukum (PTN-BH), memerlukan sarana dan prasarana pendidikan yaitu antara lain ruang kuliah, ruang laboratorium dan ruang sekretariat sesuai dengan standar pelayanan minum yang diamanatkan dalam standar mutu pendidikan tinggi.

“Artinya, kondisi sarana - prasarana pendidikan yang berasal dari hibah Yayasan Pendidikan Unsil tahun 2015, sejauh ini kurang memadai,” katanya kepada Radar, Jumat (28/1/2022).

Lebih lanjut, sumber dana yang dimiliki Unsil masih berasal dari Uang Kuliah Tunggal (UKT) mahasiswa yang mencapai 65 persen dari total anggaran per tahun, dengan kisaran Rp 100 miliar. Sedangkan sisanya berasal dari Biaya Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN).

Anggaran tersebut dikeluarkan murni untuk gaji pegawai, sebesar Rp 65 miliar. Sedangkan anggaran untuk pembangunan prasarana dan sarana pendidikan berkisar antara Rp 6,5 miliar. “Melihat kondisi tersebut berarti anggaran terbesar digunakan untuk gaji tenaga pendidik dan tenaga kependidikan,” ujarnya.

Sehubungan dengan minimnya anggaran dan visi kampus, di sinilah peran manajemen konstruksi dalam pembangunan prasarana. Tujuannya agar mencapai value for money yaitu setiap uang yang dibelanjakan harus memberi manfaat yang setinggi-tingginya dengan ukuran tepat biaya, tepat mutu, tepat waktu, tepat lokasi dan tepat penyedia, harus diimplementasikan dengan baik.

“Pembangunan harus memenuhi prinsip dasar pengadaan pekerjaan konstruksi yaitu efektif, efisien, transparan, terbuka, bersaing dan akuntabel sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah,” katanya.

Untuk itu, dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang baik, setiap instansi dituntut mejadi instansi Wilayah Bebas Korupsi (WBK), sedangkan tindak pidana korupsi tertinggi berasal atau minimal ada hubungan yang kuat dengan proses pembangunan konstruksi.

“Agar tidak berurusan dengan tindak pidana korupsi atau mengurangi potensi terjadinya Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN) tersebut, perlunya Unsil memahami manajemen konstruksi secara baik,” ujarnya.

Sabab, saat ini tuntutan pembangunan selain kelayakan ekonomi, teknik, sosial, juga harus layak lingkungan, terlebih untuk perguruan tinggi. Untuk itu, pada posisi ini pula peran manajemen konstruksi sangat diperlukan keberadaannya.

“Berdasarkan itu, saya tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Peran Manajemen Konstruksi dalam Pembangunan Sarana dan Prasarana Pendidikan di Unsil,” katanya.

Ia meneliti itu agar Unsil menerapkan manajemen konstruksi tersebut. Mengingat, Unsil memiliki visi mencetak lulusan yang tangguh, memiliki kompetensi sesuai tuntutan perubahan sehingga memiliki daya saing tinggi di era Industri 4.0.

“Untuk mewujudkan visi itu diperlukan prasarana dan sarana yang andal. Dengan demikian pembangunan infrastruktur dengan manajemen konstruksi yang kredibel adalah sebuah keniscayaan,” ujarnya.

Penelitian ini, menggunakan konsep berfikir serba sistem dengan metode campuran yaitu penelitian kuantitatif dan model simpal kausal menurut Maani dan Cavana. Sedangkan dalam metode penelitian mengambil objeknya yakni Unsil merupakan salah satu PTN Baru melalui peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2014 yang ditandai dan diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia pada 1 April 2014.

“Metode penelitian yang dipergunakan adalah metode campuran antara metode pemodelan, kuantitatif dan kualitatif. Langkah awal membuat model kualitatif, selanjutnya dihitung jumlah putaran tiap variabel dalam model dengan kuantitatif dipilih variabel pengungkit yaitu variabel dengan jumlah putaran tertinggi,” katanya.

Dengan melalui konsep-konsep campuran dimaksud diperoleh faktor kunci keberhasilan berupa faktor yang memiliki daya ungkit tinggi. Tata nilai pengadaan barang dan jasa untuk anggaran yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) melalui Kemendikbud Ristek.

Sambungnya, dengan tata nilai amanah diharapkan permasalahan KKN dapat dihilangkan.

Lalu, dilakukan pemodelan Simpal Kausal, didapatkan faktor kunci keberhasilan yang merupakan variable pengungkit adalah variable “Amanah”, yang diikuti oleh variable “Tender” dan variable “Value for Money”. Dengan demikian peran manajemen konstruksi akan memiliki peran yang optimal jika pembangunan sarana dan prasarana pendidikan menerapkan nilai-nilai amanah, guna mencapai tujuannya yaitu Value for Money.

Nilai efisiensi antara nilai kontrak dengan rencana anggaran biaya yang disusun oleh konsultan perencana pada Unsil adalah sebesar 35 persen. Sedangkan nilai efisiensi antara nilai kontrak dengan harga perkiraan sendiri yang ditetapkan PPK adalah sebesar 10,3 persen.

Selanjutnya, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut, mengimplementasikan berfikir sistemik untuk mengetahui faktor kunci keberhasilan sebagai varial pengungkit, sehingga pembangunan prasarana pendidikan segera terwujud. Mendapatkan nilai efisiensi pembangunan prasaran pendidikan sehingga mencapai tujuan Value for Money.

“Kemudian, dapat mengetahui pengaruh manajemen konstruksi pada pembangunan sarana dan prasarana pendidikan,” ujarnya.

Lebih lanjut, adanya penelitian tersebut bermanfaat untuk mendapatkan faktor kunci keberhasilan sebagai varial pengungkit, sehingga menjadi pedoman dasar untuk pembangunan prasarana pendidikan di Universitas Siliwangi khususnya dan instansi lain pada umumnya.

“Dapat menghasilkan efisiensi pembangunan prasarana pendidikan sehingga dapat lebih akuntabel. Dan menambah wawasan ilmu manajemen konstruksi yang lebih implementatif,” katanya.

Untuk hasil penelitian yakni faktor kunci keberhasilan identifikasi variable dalam rangka pembangunan prasaran pendidikan. Dalam hal ini adalah pekerjaan konstruksi dilakukan secara terlebih dahulu, sebelum membuat model simpal kausal.

Lalu, untuk kesimpulan dari penelitian ini adalah pertama, secara pemodelan system thinking telah didapat variable pengungkit untuk keberhasilan suatu pembangunan sarana dan prasarana pendidikan ialah variable Amanah, disusul dengan variable e-tender dan Value for Money.

“Dengan demikian pengadaan pekerjaan konstruksi yang kredibel dilakukan dengan e-tender, sehingga tujuan Value for Money dapat terwujud dengan dilandasi oleh sikap yang amanah,” katanya.

Kedua, mendapatkan nilai efisiensi pembangunan prasaran pendidikan berupa konstruksi Bangunan Gedung Negara. Nilai efisien dari harga kontak terhadap rencana anggaran biaya perencanaan adalah rata-rata dari tahun 2018 sampai dengan tahun anggaran 2020 adalah sebesar 35 persen.

Sedangkan nilai efisiensi dari harga kontrak terhadap Harga Perkiraan Sendiri (HPS) adalah sebesar 10,3%.

“Ketiga, fungsi perencanaan dalam manajemen konstruksi memiliki peranan yang kuat terhadap pelaksanaan kontrak,” ujarnya.

Tentunya dari hasil penelitian tersebut, memberikan saran yang dapat disampaikan yakni; berfikir serba sistem (system thinking), sekiranya dapat di sisipkan dalam kurikulum dan silabus Jurusan Teknik Sipil.

Lalu, efisiensi dalam pembangunan konstruksi prasarana pendidikan adalah sangat penting diperhatikan agar akuntabilitas dapat terwujud. “Kemudian pada mata kuliah Manajemen Konstruksi perlu pengayaan muatan yang berhubungan dengan etika dan integritas,” katanya. (riz)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: