Dzeko: Liverpool Kuat, Inter Bisa Mengalahkan Mereka atau Kebobolan Lima Gol
Radartasik.com, Edin Dzeko menjelaskan mengapa dia tidak pernah memikirkan apa yang telah dilakukan Romelu Lukaku sebelumnya dan mengungkapkan bahwa dia menolak Chelsea dan Inter saat dilatih Antonio Conte.
Mantan striker Roma itu menggantikan Lukaku di musim panas dan merupakan pencetak gol terbaik Inter musim ini bersama dengan Lautaro Martinez.
Lukaku mencetak 64 gol dalam 95 pertandingan selama dua musim bersama Nerazzurri, tetapi Dzeko menjelaskan mengapa dia tidak pernah memikirkan apa yang telah dicapai pendahulunya di San Siro.
“Jika Anda pergi ke suatu tempat dan mulai berpikir tentang siapa yang ada di sana sebelum Anda, maka lebih baik tidak pergi ke mana pun,” kata pemain berusia 35 tahun itu kepada surat kabar Il Corriere della Sera.
“Jika saya memikirkannya sekali saja, saya tidak akan pernah datang ke sini. Saya tahu apa yang bisa saya berikan dan apa yang saya lakukan musim ini tidak mengejutkan saya.” Tanbahnya.
Dzeko telah mencetak 12 gol dalam 29 penampilan bersama Nerazzurri yang memimpin klasemen Serie A dengan keunggulan empat poin atas Napoli dan satu pertandingan tersisa.
Ia juga merasa hubungannya dengan Simone Inzaghi dengan seperti rekan satu tim. Sang pelatih menurutnya mengelola tim dengan sangat baik, mencoba jujur dengan semua orang. Dengan 25 pemain di sini, tidak mungkin membuat semua orang bahagia.
“Inzaghi menggunakan dasar Conte, tetapi telah mengubah mentalitas para pemain. Mereka bermain dengan gaya serangan balik selama dua tahun. Sekarang para pemain lebih bersenang-senang.” Tutur Dzeko
“Saya tidak hanya melihat gol,” lanjut Dzeko. “Saya mencoba bermain untuk tim dan jika tim menang tanpa gol saya, saya tetap senang.
“Kami memenangkan hampir setiap pertandingan di periode saya tidak mencetak gol, jadi saya hanya bisa bahagia.” Ungkapnya dikutip dari Football Italia.
Dzeko bisa saja bermain di bawah asuhan Conte di Chelsea dan Inter, tetapi juru taktik Italia itu gagal mengamankan servis sang striker dua kali.
“Ketika dia menginginkan saya di Chelsea, saya tidak yakin tentang kembalinya ke Liga Premier, tetapi dia mencoba lagi ketika dia berada di Inter,” ungkap Dzeko.
“Saat yang tepat [untuk bergabung dengan Inter] datang musim panas lalu. Jalan kita harus bertemu cepat atau lambat. Itu adalah takdir.” Terangnya.
Dzeko juga membahas tiga derby yang dia lakoni: AS Roma, AC Milan dan Manchester United.
“Saya belum menikmati derbi melawan Milan sepenuhnya karena kapasitas stadion yang berkurang,” aku sang striker.
“Di Roma, Anda bisa merasakan kebencian di antara para penggemar, itu cukup berat. Dengan City, saya menang 6-1 melawan United dan melihat enam kali Alex Ferguson memegang kepalanya. Tak terlupakan.” Jelasnya.
Dzeko sekali lagi akan menghadapi klub Liga Premier pada bulan Februari dan Maret ketika Inter akan bertemu Liverpool asuhan Jurgen Klopp di babak 16 besar Liga Champions.
Nerazzurri telah melampaui babak penyisihan grup kompetisi untuk pertama kalinya dalam sepuluh tahun.
Apa yang Dzeko harapkan dari pertandingan melawan The Reds?
“Kami memainkan dua pertandingan imbang melawan Real Madrid. Kami seharusnya memenangkan yang pertama, tetapi kami masih belum berada di level ini, ”kata striker itu.
Ia menambahkan, “Liverpool kuat, tetapi Anda bisa mengalahkan mereka atau kebobolan lima gol.”
Dzeko pindah ke Italia untuk pertama kalinya pada tahun 2015, bergabung dengan AS Roma dari Manchester City dan bermain dua musim dengan legenda klub Francesco Totti.
Totti yang pensiun pada 2017 dan sering mengklaim dirinya 'dipaksa' melakukannya oleh pelatih Luciano Spalletti.
“Sayang sekali berakhir seperti ini. Spalletti adalah pelatih hebat dan Totti adalah legenda,” kata Dzeko.
“Sayang sekali saya tidak bertemu Totti lebih awal. Saya bisa bersenang-senang lebih banyak, dan dia juga. Tapi saya menikmatinya dan saya bangga dengan perjalanan yang kami buat bersama.” Pungkasnya. (sal)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: